"Itu Ezal."
Ucap Varel saat melihat motor hitam sedan milik kyai Anwar yang dikendarai oleh Ezal.
Sementara di dalam mobil, saat melihat Varel dan Renda yang tengah duduk di depan gerbang utama itu, ia langsung menghentikan mobilnya dan membuka jendela.
"Kalian ngap—"
"Bawa kita keluar dulu Zal, nanti gue cerita di dalam mobil."
Ucap Varel cepat seraya menarik tangan Renda membawanya masuk ke dalam mobil. Sementara Ezal yang kebingungan, tanpa bertanya ia pun langsung memundurkan mobilnya dan melaju entah kemana.
"Perasaan gue udah nggak enak Rel, lo cerita aja. Ada kejadian apa lagi tadi."
Ucap Ezal setelah menghentikan mobilnya dipekarangan kosong yang tempatnya tidak jauh dari pondok.
"Lista tadi ke kelasnya Renda."
Mendengar itu membuat Ezal langsung memutar badannya melihat Varel dan Renda yang duduk di kursi belakang.
"Lista ke kelas gue buat nyariin gue bang, bukan buat nyariin cewe lo."
Sahut Renda dengan wajah takut.
"Lanjutkan."
"Kurang lebih sama kayak bang Varel. Karena dia nggak dapat jawaban dari bang Varel, jadi dia nanya ke gue."
"Jawaban lo?"
Pertanyaan singkat Ezal itu menambah rasa takut Renda untuk menjawab. Ia takut salah cerita yang membuat Ezal marah kepadanya.
"Gue berusaha untuk nutup-nutupin kok bang. Gue bilang kalau gue nggak tahu soal apa-apa tentang hubungan lo."
"Oke, bagus."
Mendengar respon Ezal yang bagus itu membuat Renda menghembuskan nafasnya legah.
"Trus rencananya lo mau gimana Zal?"
Tanya Varel.
Sebelum menjawab Ezal membanarkan posisi duduknya menghadap ke depan. Pandangannya menajam lurus ke depan.
"Nanti kalian ikut gue ke warkop biasanya abis maghrib."
"Gue juga bang?"
Tanya Renda masih tidak percaya karena Ezal tidak hanya menyebut nama Varel, tapi menggunakan kata 'kalian'.
"Iya, nanti kalian langsung ke sana aja. Gausah nunggu gue di gazebo atau di depan gerbang. Kita ketemu langsung di sana."
"Oke Zal siap!"
Ucap Varel paham dengan perintah temannya itu.
---
"Eh, kalian masih mikirin apa yang dikatakan Tia tadi nggak sii??"
Tanya Mia kepada Syila dan Hana di saat mereka bersiap untuk berangkat mengaji sore.
Mendengar pertanyaan Mia itu mmebuat Syila kembali menghembuskan nafasnya. Ia sejak tadi di kelas entah sudah menghembuskan nafas berapa kali hanya untuk menenangkan dirinya.
Setelah kejadian Lista bersama ke dua temannya mendatangi kelasnya, Tia bertanya kepada teman-temannya perihal apa yang telah Lista obrolin bersama Renda tadi.
"Tadi mbak Lista ke kelas kita."
Ucap Tia tepat setelah bel masuk kelas berbunyi, dengan posisi semua bangku putri sudah terisi.
"Kak Lista yang satu kamar sama anti itu? Ngapain dia ke sini?"
Tanya salah satu teman Tia yang posisi bangkunya bersebrangan dengan Tia.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...