- 104 -

90 4 0
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

"Astaghfirullah."

Itulah kata yang keluar dari mulut Izan saat ia kaget melihat istrinya berpelukan dengan lelaki yang bukan mahram. Sungguh menyesakkan melihatnya, tetapi ia hanya berdiri kaku melihat dari kejauhan, enggan untuk berjalan mendekat.

Ternyata cinta mereka sebesar itu, dan ia adalah orang ketiga yang menghancurkan cinta mereka. Ia adalah orang yang merusak hubungan itu dengan cara halal. Ada rasa bersalah tumbuh dari hatinya saat melihat ketulusan Ezal kepada Syila. Tapi mau bagaimana pun, Syila tetaplah istri sahnya sekarang.

Pada akhirnya, ia melangkahkan kakinya untuk mendekat. Takut lama-lama akan terlihat oleh orang lain, atau bahkan keluarganya sendiri melihat Syila berpelukan dengan Ezal. Tetapi saat baru saja ia melangkahkan kakinya, Ezal berbalik arah dan menyadari keberadaan suami Syila. Cowo itu terlihat sedikit terkejut, tetapi mencoba untuk terlihat biasa saja.

"Gue titip Syila, jagain dia."

Ujar Ezal dengan raut wajah serius dan menaruh seluruh kepercayaannya pada Izan.

"Makasih udah menyerahkan Syila dan percaya sama aku."

Jawab Izan dengan senyuman di wajahnya.

"Dia cantik, tapi dia penakut, dia gampang nangis, tapi dia suka dipeluk. Mulai sekarang lo bisa gantiin posisi gue buat meluk dia saat dia menangis atau takut."

Mendengar itu membuat perasaan bersalah Izan semakin besar. Ternyata Ezal sudah tahu lebih banyak mengenai Syila. Sementara dirinya meskipun sudah halal pun belum tahu apa-apa tentang istrinya.

"Makasih."

Ucap Izan, lalu Ezal berjalan menjauh meninggalkan Izan dan Syila.

Setelah Ezal menghilang dari pandangan, disana Izan berjalan mendekati istrinya yang sampai sekarang masih menangis. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Izan mengeluarkan sapu tangan dari kantong jubahnya dan mengusap pelan air mata yang membasahi pipi Syila.

"Sudah yaa nangisnya, nanti kalau semua orang melihat kamu pasti bakalan ditanyain yang aneh-aneh. Kita balik yuk, tadi kamu sudah dicariin sama bunda loh."

Ucap Izan setelah menghapus air mata istrinya. Lalu ia menggenngam tangan Syila dan membawanya kembali ke tempat acara.

---

"Umi abi, dan om tante saya izin bernyanyi untuk Syila terakhir kalinya."

Ujar Ezal, lalu mengambil gitarnya dan bergegas naik ke atas panggung. Mengeluarkan gitar dari dalam tas, menyiapkan kursi dan microphone. Ia menancapkan kabel ke gitarnya yang terhubung langsung ke sound. Sebelumnya ia sudah meminta izin ke pegawai yang bertugas untuk mengendalikan sound system untuk menghentikan lagu yang tengah mereka putar.

Saat ia tengah mempersiapkan gitarnya, ia melihat Syila datang bersama dengan suaminya dengan posisi tangan bergandengan. Ia tersenyum saat Syila sudah menyadari keberadaannya, lalu segera ia memajukan microphone agar lebih dekat dengan mulutnya. Ia menghembuskan nafasnya sebelum membuka suara.

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang