Keesokan harinya, Syila menyiapkan baju yang akan ia gunakan untuk bertemu dengan Ezal. Ia harus tampil cantik nanti, agar Ezal senang melihatnya. Membayangkannya saja sudah membuat Syila tersenyum gila sejak kemarin malam.
"Anti nanti keluar juga kan Syil?"
Tanya Mia memastikan bahwa Syila juga ikutan keluar pondok ber tiga seperti biasanya.
"Mmm keknya ana nggak keluar dulu, soalnya kata saudara ana kemarin bunda sama ayah mau ke sini."
Jawab Syila merangkai kata dengan sangat sempurna.
"Ohh bunda sama ayah anti mau ke sini? Jam berapa?"
Sahut Hana antusias.
"Kayaknya jam sepuluh-an mungkin."
"Wahh enak banget, salam buat orang tua mu yaa Syil."
Mendengar itu hanya mampu membuat Syila mengangguk kaku.
"Ayo Mia kita siap-siap, udah setengah sembilan ini."
Seru Hana kepada Mia yang sedari tadi sibuk di depan lemarinya, entah mencar apa.
"Iya iya ini, ayo mandi."
Mia dan Hana pun pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Sementara Syila masih bingung memilih baju mana untuk ia pakai nanti.
---
Disisi lain, Lista dan kedua temannya juga keluar pondok untuk belanja atau bahkan hanya sekedar untuk cuci mata. Mereka bertiga tidak pernah absen untuk keluar pondok pada hari jumat. Karena bagi mereka hari itu lah hari dimana mereka merasa bebas meski hanya dikasih waktu dari jam 9 sampai 12 siang.
"Ehh din, panggil Lidya. Udah jam sembilan ini kok dia belum turun."
Suruh Lista kepada Dini yang masih kesusahan membenarkan hijabnya.
"Aduhh, tunggu sebentar lagi kek. Ana masih benerin krudung ini lohh susah banget."
Sudah ada sekitar 10 menit Dini membenarkan hijabnya yang susah dibentuk.
"Mmm mbak Lista."
Panggil Tia dengan segala keraguan di dalamnya.
"Hm?"
"Yang kemarin pagi, waktu di kelas ana itu beneran mas Ezal udah ada pacar?"
"Menurut anti??"
"Yaa gatau mbak, makanya ana nanya ini."
"Keknya sii iya."
Jawab Lista yang masih ragu dengan jawabannya sendiri, karena ia belum menemuka jawaban pastinya.
"Iya lohh Lis, tadi ana denger dari anak kamar lain juga lagi heboh soal itu."
Sahut salah satu anak kamar mereka yang satu angkatan dengan Lista tetapi beda jurusan.
"Ini pasti gara-gara anti nanya ke anak kelas kan?"
Tanya Lista kepada Tia.
"Hehe, iya mbak. Karena ana kepo, ana kira ada yang tahu ternyata nggak ada."
Jawa Tia dengan wajah polosnya.
"Tapi bagus deh kalau berita itu nyebar, biar pacarnya juga panik."
Ucapan Lista itu sontak membuat seisi kamar melongo saling melihat satu sama lain. Bahkan Dini juga kaget mendengarnya.
---
Saat Mia dan Hana keluar kamar hendak berangkat keluar pondok, mereka tidak sengaja bertemu dengan Tia yang juga baru saja keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...