"Ehh ada kak Ezal?!!"
Pertanyaan Dini tadi menjadi tenggelam setelah terdengar suara teriakan dari salah satu santri yang berjalan tidak begitu jauh dari Lista dan kedua temannya. Lista pun langsung berjalan setengah berlarian menuju sumber suara tersebut.
"Anjir!! Itu Ezal dan temen-temennya."
Lista seketika terpaku ditempat, setelah melihat tepat didepan matanya, disana di gazebo sedang berkumpul lah para cogan-cogan yang membuat santri putri histeris dalam diam.
"Wahhh, boleh juga nih temen satunya buat aku."
Ucap Lidya asal dengan pandangan mata tak lepas dari empat cowo yang saat ini tengah asik bernyanyi.
"Ayok jalan gess."
Lista berjalan terlebih dahulu, kemudian disusul Lidya dan juga Dini.
Sementara tak jauh dari Lista dan kedua temannya, dibelakang sana ada Syila, Hana dan juga Mia. Mereka bertiga juga sama kagetnya setelah menyadari bahwa di gazebo ada Ezal dan teman-temannya yang sedang berkumpul.
"Itu kak Ezal dan teman-temannya?"
Tanya Mia dengan sengaja menghentikan Langkah kakinya.
"Iyaa, keknya temen baru di sekolah barunya."
Sahut Hana dengan pandangan tak lepas dari empat cowo di depannya. Sementara Syila hanya diam tidak berkomentar sama sekali.
"Yaudahlah yukk lanjut jalan aja."
Ucap Mia kemudian.
---
Disaat Lista dan kedua temannya berjalan melewati gazebo, di sana Chandra salah fokus dengan cewe yang berada di tengah, diapit dengan kedua temannya, yang lain adalah Lista.
"Eehh Zal, keknya tuh cewe liatin lo terus deh."
Disana Ezal menghentika aktifitas menggitarnya lalu memberikan tatapan tajam ke Lista. Cewe itupun langsung menundukkan pandangannya saat Ezal menyadarinya.
"Oohh shit, Ezal!!"
Umpat Lista dengan nada yang sangat lirih.
"Gue nggak suka, gebet aja kalo menurut lo menarik."
"Siapa sihh?? Cewe yang tadi pake kerudung abu-abu??"
Tanya Ben kepada Ezal.
"Hmm."
"Mata lu miring yaa Zal?? Orang secakep itu nggak menarik kata lo??"
Ben sungguh heran dengan teman satunya ini. Sebenarnya definisi cantik dimata Ezal yang kaya gimana sii??
"Standart Ezal tinggi bro, udahlah."
Sahut Chandra seraya menepuk bahu Ben.
Tak lama kemudian, Syila dan kedua temannya berjalan melewati gazebo. Disana Mia menyenggol lengan Syila dengan membisikkan sesuatu.
"Syil, kalau anti belum tahu kak Ezal, dia yang bawa gitar pokoknya."
Ucap Mia dengan pandangan menunduk tidak berani melihat Ezal. Sementara Syila langsung melihat ke arah gazebo, disana terlihat Ezal dan ke tiga temannya melihat tiga santri putri yang saat ini tengah berjalan didepannya.
Ezal sedikit menyerengitkan dahinya seutelah sadar bahwa yang kini tengah memandangnya adalah cewe yang waktu itu dia temui. Waktu dia mengambil piala-pilanya di sekolah.
Sementara Syila yang sadar bahwa Ezal juga melihatnya, Syila pun langsung menundukkan pandangannya. Entah kenapa jantungnya mendadak berdegup kencang. Kepalanya serasa kebakar, sangat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Ficção AdolescenteKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...