"Ezal, Ben!!!"
Teriak ibu kepala sekolah-Bu Ratri dari ujung lorong. Disana Ben dan ke tiga temannya yang awalnya asik tertawa seketika menutup mulutnya rapat saat mendengar suara lantang dari Bu Ratri.
"Sini kalian berdua."
Sebelum menghampiri Bu Ratri, Ezal sempat menoleh bingung ke Ben. Tatapan bertanya dari Ezal tidak digubris sama sekali sama Ben. Anak itu malah menarik tangan Ezal untuk segera menghampiri Bu Ratri.
"Udah ayok, kalian berdua juga boleh ikut."
Ujar Ben seraya menarik tangan Ezal untuk segera berjalan. Kemudian Chandra dan Alwin yang merasa kepo pun juga mengikuti langkah kaki Ben.
"Sini duduk sini."
Ucap Bu Ratri seraya duduk di kursi yang memang disediakan di halaman sekolah. Kemudian Ben dan ketiga temannya duduk berdempetan di kursi panjang yang hanya cukup untuk tiga orang.
"Zal, ibu kan sudah tahu kalau kamu jago main musik, trus kebetulan dua minggu lagi ada lomba drummer, ibu mau kamu ikutan lomba itu."
Jelas Bu Ratri langsung to the poin kepada Ezal. Disana Ezal terlihat kebingungan saat Bu Ratri memintanya untuk mengikuti lomba tersebut.
"Ehmm kalau boleh tahu, tanggal berapa yaa??"
"Sabtu akhir bulan."
Jawab Bu Ratri dengan cepat. Ezal mulai kebingungan harus merespon seperti apa. Tangannya menggaruk keningnya yang tidak gatal.
"Zal!"
Gertak Ben dengan menyenggol lengan Ezal agar segera menjawab pertanyaan ibu kepala sekolah.
"Begini bu, mungkin untuk bulan ini saya skip dulu lombanya."
"Kok gitu?"
Tanya Bu Ratri dengan sedikit kerutan di dahinya, karena tidak menyangka Ezal akan menjawab seperti itu. Tidak hanya Bu Ratri, disana ketiga temannya juga melemparkan wajah terkejut kepada Ezal.
"Bulan ini saya nggak megang drum sama sekali bu, terakhir saya belajar lagu baru itu udah dua bulan yang lalu."
Jawab Ezal dengan nada dan logat bicara yang sangat sopan, agar tidak membuat Bu Ratri kecewa dengan jawabannya.
"Lahh kan kamu bisa belajar dulu, masih ada waktu kan."
"Itu lagunya ditentukan atau terserah?"
"Ada dua lagu yang ditentukan, kamu bisa milih antara dua lagu itu."
Disana Ezal masih diam menunggu Bu Ratri menyebutkan dua lagu yang dimaksudkan tadi.
"Ada lagu Last Child yang duka, trus satunya lagi Bruno Mars yang locked out of heaven."
"Yang Bruno Mars keren tuh Zal."
Ucap Chandra seraya melempar pandangan ke Ezal.
"Haduh bu, saya udah lupa yang Bruno Mars, apalagi yang Last Child malah gapernah mainin lagu indo saya."
"Halahhh kamu ini banyak alesan."
Ucap Bu Ratri yang sepertinya merasakan aura-aura kebohongan yang menyebar dari Ezal.
"Beneran bu, beneran saya nggak pernah megang drum sama sekali bulan ini, mungkin next lomba insyaallah saya akan ikut."
---
"Ck! Kenapa lo nolak sii??"
Gerutu Ben yang saat ini mereka berempat sudah berada di parkiran sekolah. Ben sedikit kecewa dengan keputusan Ezal yang menolak lomba tersebut. Padahal itu adalah kesempatan emas untuk mengharumkan nama sekolah juga mengangkat nama baik Ezal dan keluarganya di lingkup sekolah Cakrawala.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...