"Kiw kiw."
Goda Ben saat Syila dan kedua temannya berjalan tepat di depan segerombolan teman-temannya Ezal.
Mendengar itu seketika membuat Ezal memukul keras paha Ben. Takutnya nanti kedua teman Syila curiga siapa yang digoda Ben tadi. meskipun memang hal seperti itu sudah lumarah terjadi. Cowo-cowo menggoda santri putri.
"Aduh, apaan sihh??"
"Mulut lo diem!"
Ucap Ezal dengan melototi Ben.
Sementara di sisi lain, Syila jelas saja mendengar seruan dari salah satu teman Ezal tadi yang membuatnya ingin sekali membawa lari kedua kakinya, tapi jelas saja tidak mungkin, karena takutnya dia terlihat salah tingkah dan jelas akan membuat kedua temannya curiga kenapa dirinya tiba-tiba berlarian.
"Mulut lo diem, ntar kalau teman-temannya curiga gimana?"
Ezal memperjelas maksud dirinya menyuruh Ben untuk tidak menggoda Syila.
"Kalau lo jadian nanti gimana Zal? Masa kalian backscreet?"
Tanya Chandra ingin tahu hubungan yang akan dijalankan Ezal nanti.
"BACKSTREET!!!"
Seru Varel dan Alwin bersamaan setelah mendengar pengucapan Chandra yang salah tadi.
"Yaa maap kepeleset dikit."
Ucap Chandra kemudian.
"Iya. Yaa mau gimana lagi."
Jawab Ezal dengan menunjukkan wajah memelas dan pasrah.
"Yaa biasa lahh guys, dia kan anak kyai, idaman para guru ditambah seisi pondok putri tuh keknya suka semua sama dia."
Sambung Varel membicarakan fakta yang ada.
"Wahh, ternyata susah juga yaa kalau jadi anak idaman. Mending kita hidup kek gini aja deh Ben, jangan berharap yang lain-lain."
Ucap Chandra seraya melingkarkan tangannya di leher Ben.
Benar adanya yang dibilang Varel dan Chandra tadi. berat jadi anak kyai. Harus bisa ini itu, belum lagi penilaian orang-orang sekitarnya yang jelas akan menambah beban hidup.
---
"Gimana? Anti tadi lihat nggak temannya kak Ezal yang ana maksud?"
Tanya Mia kepada Hana saat mereka bertiga baru saja masuk ke dalam pondok putri.
"Yang tadi 'kiw kiw' itu kah?"
"Nice, gimana? Cakep juga kan?"
Mendengar pertanyaan itu membuat otak Hana berpikir keras. Hana langsung membuat perbandingan antara ketampanan Ezal dan temannya tadi.
"Hmm, keknya masih menonjol kak Ezal sii."
"Yaa jangan dibandingin sama kak Ezal dong. Maksud ana tuh dia termasuk dalam kategori ganteng gitu lohh."
"Biasa aja sihh."
Mendengar itu hanya bisa membuat Mia menghembuskan nafasnya kasar. Tidak tahu lagi definisi ganteng menurut Hana bagiamana. Mungkin saja selera Hana tinggi, sehingga bisa menilai teman Ezal tadi biasa saja.
---
Kini Ezal sudah berada di kamarnya dan ke empat temannya sudah kembali ke asal mereka masing-masing. Setibanya di kamar, dia langsung merebahkan tubuhnya begitu saja di kasur empuknya. Entah kenapa setelah pertanyaan Chandra tadi membuatnya overthinking. Sebenarnya dia juga sempat terpikirkan mengenai hal tersebut. Bagaimana jika nanti dirinya sudah menjalin hubungan dengan Syila. Bagiamana tanggapan orang tuanya, guru-guru, wali murid, dan semua penghuni pondok saat seandainya hubungan itu terbongkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...