"Kenapa Syil?? Senyam senyum."
Tanya Mia saat dia, Syila dan juga Hana baru saja keluar kelas, karena pelajaran hari ini telah berakhir.
"Ohh nggak."
Jawab Syila bohong, seraya menggelengkan kepalanya. Tetapi tetap saja Mia dan Hana tidak percaya akan hal itu.
"Orang tua anti mau ke sini lagi?"
Tanya Hana yang masih mencoba menebak alasan kenapa Syiila senyum-senyum tidak jelas sedari pelajaran terakhir tadi.
"Nggak kok."
"Syil, kalau ada apa-apa mending langsung bilang ke kita aja yaa. Ana takut anti tiba-tiba kesurupan."
"Astaghfirullah, yaa nggak Mia. Gapapa kok, mood ana kebetulan lagi bagus aja."
Jelas saja bagus, karena habis dapat surat dari Ezal, siapa yang nggak senang.
---
"Ntar malem kumpul nggak Zal?"
Tanya Chandra saat dia dan ketiga temannya berjalan menuju parkiran sekolah.
"Nggak deh, gue ada urusan ntar."
"Dihh, sombong banget lo yaa. mentang-mentang udah mau punya cewe ada urusan mulu. Awas yaa lo kalau udah jadian trus lupain kita."
Ucap Ben dengan niat bercanda.
"Emang kenapa kalau gue ntar bakalan nglupain kalian??"
"Cewe lo buat gue aja kalau gitu."
Celetuk Ben yang langsung membuat Ezal mengeluarkan kata kasar di mulutnya.
"Ehh Zal, gue antar lo yaa, sambil gue mau bilang langsung ke Varel enaknya gimana besok."
Tanya Alwin kepada Ezal mengenai rencana dia yang akan mengajak Lidya untuk ketemuan.
"Boleh."
"Udahlah Ben, kita mah gapunya cewe, pulang aja kita."
Ucap Chandra seraya mengalungkan lengannya di leher Ben.
"Ho oh."
Jawab Ben, kemudian mereka berdua jalan terlebih dahulu sengaja meninggalkan Ezal dan Alwin.
"Lo mau nyetir nggak?"
Tanya Alwin seraya menyodorkan kunci mobilnya ke Ezal.
"Hah?? Serius lo?"
"Yaa iyalah, masa boongan, kali aja lo pengen cobain bawa mobil gue."
"Sip deh, gas."
Jawab Ezal dengan penuh semangat seraya mengambil kunci mobil yang disodorkan Alwin.
"Hoi!!! Gue pake mobil orang kaya dulu yaa."
Seru Ezal berlagak sombong, tak lupa sambil menunjukkan kunci mobil Alwin kepada Ben dan Chandra yang sekarang sudah berada di atas motor bebek milik Chandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Roman pour AdolescentsKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...