- 93 -

91 6 0
                                    

"Assalamu'alaikum."

Ucap Shakira saat berada di ambang pintu kamar Syila. Disana terlihat Syila sedang melepas kerudung sekolahnya, karena memang jam sekolah sudah selesai.

Kedatangan Shakira sontak membuat isi kamar Al-aziz terkejut. Jika ketua pengurus sudah datang ke kamar para santri, pasti akan membawa informasi penting, atau sekedar memberi peringatan kepada santri yang melanggar peraturan.

"Syila, bisa bicara sebentar dengan kakak??"

Tanya Shakira dengan senyuman ramah yang selalu menempel di wajah cantiknya.

"Oh, iya kak."

Jawab Syila seraya memakai kerudungnya lagi, tetapi langsung dihentikan dengan Shakira.

"Ohh, nggak perlu pakai hijab, disini aja kok."

Lalu Syila berjalan dengan ragu kearah Shakira. Perasaan risau dan khawatir bercampur aduk menjadi satu. Ia takut jika kedatangan Shakira adalah untuk memberi tahu mengenai hukuman yang akan didapatkan.

"Tadi kakak sudah berbicara dengan Kyai Anwar dan juga Ibu Alma mengenai kasus anti. Nah Kyai Anwar ingin bertemu dengan orang tua anti besok untuk membicarakan soal ini."

Mendengar itu jelas saja membuat Syila terkejut. Ternyata perbuatannya sampai membawa orang tuanya ke sini.

Disisi lain, anak kamar Syila yang kebetulan memang ada di sana ikut terkejut mendengarnya. Seketika langsung berbisik satu sama lain.

"Untuk yang menghubungi orang tua Syila, anti sendiri atau kakak aja?"

Seketika Syila disuruh untuk berpikir keras. Ia tidak menyangka bakalan sampai sejauh ini kasusnya. Dan bagaimana tanggapan orang tuanya nanti jika anaknya telah melanggar peraturan.

"Kalau Syila ragu, biar kakak aja gapapa. Nanti kakak bilang ada kepentingan gitu aja."

Melihat wajah Syila yang langsung pucat itu membuat Shakira menjadi tidak tega.

"Mmm, boleh deh kak. Syukron."

"Yaudah kalau gitu, besok kakak kabari lagi yaa."

Sekarang kekhawatiran Syila bertambah. Bukan lagi tentang hukumannya, melainkan ia takut jika orang tuanya sudah tahu ia haru bagaimana. Apakah ia akan pindah sekolah lagi nantinya?

---

Disiang hari, ponsel Ezal terus saja berdering di atas kasur. Tetapi sang pemilik tidak ada niatan sama sekali untuk mengambil dan menerima panggilan itu. Sejak pagi hingga sekarang, ia sibuk dengan gitarnya. Ia melampiaskan semua emosi ke gitar elektriknya.

Saat ia berhasil menemukan satu lagu yang pas buat dia menggalau, ia pun langsung menghafalkan kunci dari lagu yang berjudul 'sampai akhir waktu. Setelah berkutik selama kurang lebih 5 jam untuk menghafal satu lagu tersebut. Akhirnya ia berhasil juga.

Ponsel yang sedari tadi dicuekin akhirnya diambil. Terlihat jelas di layar ponselnya ada sekitar 5 panggilan tidak terjawab dari teman-temannya. Sudah pasti Ben, Chandra dan Alwin mencari keberadaannya mengapa tidak masuk sekolah tanpa ada pemberitahuan sama sekali. Pesan di grup pun juga banyak, semua menanyakan mengapa tidak masuk dan dimana sekarang. Daripada membalas pesan tersebut, ia lebih memilih untuk langsung membuka aplikasi perekam suara untuk merekam hasil ia belajar menghafal kunci lagu 'sampai akhir waktu'.

 Daripada membalas pesan tersebut, ia lebih memilih untuk langsung membuka aplikasi perekam suara untuk merekam hasil ia belajar menghafal kunci lagu 'sampai akhir waktu'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang