Setelah mengantri panjang untuk mendapatkan sepiring makan malam, kini Syila dan ke dua temannya kembali ke kamar mereka. Saat mereka bertiga berjalan melewati kamar Lista terdengar bahwa anggota kamarnya tengah membahas rumor yang masih abu-abu itu.
"Masa si pacarnya Ezal anak pondok sendiri?"
Tanya salah satu anak kamar Lista yang Syila tidak kenal siapa dia.
Mendengar itu jelas saja membuat Syila, Mia dan Hana berhenti lalu dengan otomatis menoleh ke dalam kamar Lista tersebut. Sementara semua orang yang berada di dalam kamar itu juga menoleh keluar karena merasa jadi pusat perhatian. Disisi lain, Lista yang menyadari ada Syila di sana ia seketika menampakkan senyum miringnya.
"Dan lebih plot twist nya ya kak, ana curiganya itu pacarnya temen kelasnya Tia."
Ucap Lista dengan sengaja membuat Syila panas.
"HAH?! SEIRUS ANTI LIS??"
Jelas saja informasi tersebut membuat anak kamar Lista terkejut bukan main. Sementara disisi lain Mia dan Hana secara bersamaan menoleh ke Syila. Dilihatnya Syila dengan wajah tegang dan mata yang berkaca-kaca.
"Mmm, Syila Mia ayo masuk ke kamar, udah lapar nih ana."
Ajak Hana kepada kedua temannya. Kemudian mereka bertiga pun masuk ke kamar mereka dengan situasi yang hening dan awkward. Syila sibuk dengan pikiran negatif yang terus menerus menerjang pikirannya. Batinnya seolah memberontak ingin menangis, tetapi ia mencoba menahan sekuat mungkin di depan teman-temannya.
Sementara pandangan Hana tidak lepas dari Syila sedetik pun. Ia menjadi khawatir dengan Syila. Ia sangat bisa mengerti perasaan temannya itu sekarang. Ia sangat ingin sekali memeluknya dan memberi ketenangan, tetapi tidak bisa. Karena Syila belum tahu jika ke dua temannya sudah menaruh curiga terhadapnya.
Disisi lain, Mia merasa jengkel dengan Lista yang tidak bisa menahan mulut sampahnya di depan Syila. Ia tahu jika wanita itu dengan sengaja memancing Syila. Dan ia menjadi bersalah karena bercerita ke cewe itu mengenai keganjalan Syila selama ini.
"Hee kalian bertiga, ana denger dari kamar sebelah kalau—"
"Stop kak! Kita sudah tahu."
Ucap Hana memotong ucapan kakak kelasnya dengan nada sedikit meninggi. Sementara Syila dengan air mata yang sudah berlinang di pelupuk matanya menoleh ke arah Hana dengan segala pertanyaan di kepalanya.
"Oh udah tahu? Emang siapa si?"
"Gausah percaya kak, rumor aja itu."
Sahut Mia, lalu keluar dari kamar dan meninggalkan makanannya begitu saja di lantai. Sementara Syila yang sudah tidak tahan lagi untuk menahan air matanya, ia pun berlari ke kamar mandi. Hana yang melihat itu pun hanya bisa memandang dengan tatapan kasihan.
"Kenapa mereka berdua langsung pergi gitu aja?"
Tanya ketua kamar dengan wajah kebingungan.
"Mmm, kurang tahu kak, hehe."
Jawab Hana seadanya, lalu melahap makanannya yang sedari tadi dibiarkan begitu saja.
Di dalam kamar mandi, Syila menyalakan keran air agar suara tangisannya tidak terdengar dari luar. Ia menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan semua emosi yang ia tahan sedari tadi. Ke dua tangannya menangkup wajahnya agar sedikit bisa membendung suara tangisannya.
Sungguh ia tidak berekspektasi menjadi pacar dari seorang gus, anak dari pemilik pondok bakalan seperti ini nasibnya. Ia tidak pernah memikirkan konsekuensinya sebelumnya, apa memang ia terlalu polos sehingga tidak memikirkan jangka panjangnya. Jujur saja ia merasa menyesal karena menerima tawaran pacaran dengan Ezal. Ia berpikir, pasti cowo itu di sana tidak tahu mengenai hal ini, sehingga ia merasa sangat dirugikan disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...