"Apaan yaa Lid kira-kira?"
Tanya Lista kepada Lidya mengenai kue yang baru saja diambil dari penjaga gerbang. Kini mereka bertiga tengah berjalan kembali ke kamar Lidya untuk melihat apa isi di dalam kotak tersebut.
"Kek kotak kue nggak sii?"
Sahut Dini mencoba menebak apa isi di dalam kotak tersebut. Sementara Lidya pikirannya masih tertinggal kepada senyuman Alwin saat menyadari keberadaannya tadi. Sungguh sangat membekas di otaknya sampai sekarang.
"Anjir, itu Alwin Lid."
Ucap Lista saat melihat keberadaan Alwin yang sedang berbicara dengan salah satu penjaga gerbang putri.
"Kenapa dia ke sini?"
Tanya Lidya dalam hatinya.
Selang dua detik kemudian Alwin menyadari jika dari ujung sana ada seseorang yang sedang memperhatikannya, dia pun menolah dan mendapati Lidya bersama kedua temannya yang saling memeluk piring di depan dada. Lucu. Melihat itu membuatnya tersenyum, lalu kemudian segera berbalik badan dan kleuar dari wilayah pondok putri.
Senyuman itu sudah menghilang dibalik gerbang hitam dan besar, tetapi senyuman itu masih tercetak manis di memori Lidya.
"Udah Lid jangan nglamun aja, buka cepet itu kotaknya."
Ucap Dini menyadarkan Lidya yang sedari tadi belum sadar juga. Lalu Lidya pun langsung membuka tutup kotak tersebut setelah mereka berdua duduk melingkar di kamar Lidya.
Setelah kotak itu berhasil terbuka, nampaklah satu buah kue dengan ukuran sedang berbentuk lingkaran yang dihias dengan sangat cantik dan manis.
"Waaahhhh kue."
Ucap Lista dengan mata berbinar melihat kue cantik di depannya.
"Nah bener kan, kue—eh tapi, ada suratnya nih."
Sahut Dini, lalu kemudian tidak sengaja melihat secarik kertas yang ditempel di satu sisi kotak tersebut dan mengambilnya.
"Mana coba ku lihat."
Ucap Lidya seraya mengambil kertas dari tangan Dini.
' KUENYA CANTIK YAA, KAYAK YANG NERIMA.
DIMAKAN YAA CANTIK.'
Berikut adalah tulisan yang ada di secarik kertas tersebut.
"AAAWWWWW, DIMAKAN YAA CANTIKKKK."
Teriak Lista girang sendiri setelah membaca surat tersebut.
"Iyaa ganteng, aku makan kok kuenyaaaa, ahahahah..."
Sahut Dini yang ikut mengejek Lidya.
"Apaan sihh kalian nih."
Ucap Lista salah tingkah, apa lagi ditambah dengan reaksi kedua temannya yang membuatnya semakin malu.
"Halahhh halaahhhh, senang dah tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Ficção AdolescenteKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...