Setelah sholat berjamaah, Ezal segera mengganti pakaiannya dan bergegas ke warkop biasa ia kumpul dengan teman-temannya. Sebelum ia berangkat, ia sempat mengirim pesan ke grup bujang berbatang 4 untuk memberi tahu ke mereka kalau ia akan segera pergi ke warkop.
*outfit Ezal malam ini
Setelah mengirim pesan, Ezal berjalan turun ke bawah. Tidak sengaja ia bertemu dengan abi dan uminya yang tengah makan malam bersama di meja makan.
"Mau kemana?"
Tanya Anwar saat melihat anaknya berjalan menuruni anak tangga.
"Ke warung."
Jawab Ezal singkat tanpa menoleh ke sosok yang bertanya. Hal itu jelas saja membuat Anwar geleng-geleng kepala melihat sikap anaknya yang semakin lama semakin berani.
Tanpa memperdulikan apapun, Ezal berjalan cepat menuju warung. Ia berharap Alwin dan yang lainnya segera datang ke warung. Ia sungguh ingin mendiskusikan cara untuk memperbaiki dan menutupi agar hubungannya tidak terbongkar. Hanya gara-gara satu mahkluk itu saja hampir membuatnya stress berat.
"Zal!!!"
Teriak Varel dari arah belakang yang berlarian menyusul Ezal bersama dengan Renda. Kebetulan sekali bertemu dengan Ezal di depan gerbang utama, sehingga mereka bisa berangkat ke warung bersama.
"Oh, gue kira kalian udah di sana."
Ucap Ezal.
"Belum lahh. Biasa antri ke kamar mandi dulu tadi kita. Yang lain udah pada di sana apa belum?"
"Belum, masih di jalan."
Jawab Ezal singkat untuk pertanyaan Varel.
Mereka bertiga pun sampai di warung, Ezal memesan beberapa minuman dan makanan ringan sebelum duduk di meja biasanya Ezal dan teman-temannya duduk.
Terdengar suara notifikasi pesan dari grup, Ezal pun segera mengambil ponsel di kantong celananya. Membaca pesan yang baru saja di kirim oleh Alwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...