Setelah mendapat jawaban pasti dari Syila, Ezal langsung kembali ke kamarnya, sementara Varel dan Renda berlarian ke kelasnya untuk mengaji malam. Di dalam kamarnya, Ezal salah tingkah dengan sendirinya. Ingin berteriak takutnya uminya terkejut dan berlarian ke kamar anaknya untuk mengecek anaknya, apakah baik-baik saja atau tidak. Dia hanya bisa menahan teriakannya dengan keadaan tangan menangkup wajahnya agar suaranya tidak begitu nyaring terdengar.
Begitu bahagianya Ezal saat ini, dia serasa berada di atas awan terbang melayang bagaikan kapas diatanara surat Syila yang mengambang di sekelilingnya. Saking bahaginya dia sampai tidak bisa berkata-kata. Namun sedetik kemudian dia mempunyai keinginan untuk mengajak teman-temannya berkumpul. Dia akan mentraktir semua temannya itu. Teruntuk Varel dan Renda mungkin dilain waktu. Dia pun segera membuka ponselnya dan memencet tombol telfon digrup circlenya.
"Oi kenapa Zal?"
Tanya Ben di ujung sana.
"Gue diterima."
Jawab Ezal langsung ke poin utamanya, yang jelas saja membuat ke tiga temannya syok.
"Maksud lo?"
Tanya Chandra belum paham maksud Ezal.
"Jangan bilang, lo diterima sama cewe lo itu?"
Sahut Alwin bertanya dengan sedikit keraguan di dalamnya.
"Yaa siapa lagi anjir, gue baru aja dapat jawaban pastinya ini tadi."
"Njir yang bener lu Zal?"
Sementara Varel masih tidak menyangka dengan situasi yang terjadi.
"Wanjir, berhasil lo Zal."
Sahut Chandra terdengar bahagia.
"Gue mau ngajak kalian ketemu sekarang, di tempat biasa."
Ucap Ezal dengan penuh semangat.
"Lo mau gantiin gue traktir temen-temen Zal? Haha."
Sahut Alwin dengan maksud bercanda.
"Yooii lahhh, ini waktu kebanggan gue, masa nggak gue rayain."
Jawab Ezal penuh kesombongan.
"Wanjir gass, hahaha."
Mendengar hal itu membuat Chandra dan Varel semangat untuk meng'iya'kan ajakan Ezal.
"Oke, gue tunggu di sana."
Ucap Ezal, kemudian telfon pun berakhir. Dia pun segera berganti pakaian, setelah itu langsung berangkat ke warung biasanya mereka ber empat kumpul.
---
Tepat sebelum Renda masuk ke kelas, dia mengintip kelas santri putri untuk mencari keberadaan gadisnya Ezal. Ke dua bola matanya mengitari seluruh isi kelas, dan akhirnya ke dua matanya berhenti saat yang dicari ketemu. Tepatnya gadis itu duduk di bangku baris nomor dua paling belakang, tidak lupa dengan ke dua temannya yang selalu disisinya.
Renda tidak peduli semua santri putri melihat kelakuan aneh Renda. Di sana dia mengancungkan jempol kirinya serta senyuman bahagia yang ditunjukkan kepada Syila. Jelas saja hal tersebut membuat sebagian santri cewe menoleh ke belakang, melihat siapa yang mendapat ancungan jempol dari Renda.
Di sisi lain, Syila dengan keadaan membeku setelah melihat aksi bodoh dari Renda. Dia pun langsung paham apa maksud ancungan jempol itu. Suratnya berarti sudah di tangan Ezal, dan jika dilihat dari mimik wajah sumringah dari Renda, menujukkan bahwa Ezal suka dengan jawabannya.
"Apaan coba Renda tuh."
Ucap Mia heran setelah Renda menghilang dan masuk di kelasnya.
Melihat Mia yang kebingungan membuat Syila hanya bisa tersenyum sambil geleng kepala berpura-pura tidak paham dengan aksi Renda tadi. Padahal jantungnya bekerja keras untuk berdetak se normal mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...