- 26 -

532 24 1
                                    

"Aku menyukaimu, urusan kamu menerima atau nggak, itu hak mu. "

- Ezal Zulchair-

---

Setelah bel sekolah berbunyi, Ezal memutuskan untuk langsung pulang, begitu juga ketiga temannya. Dia tidak sabar mendengar jawaban dari Varel. Harapan dia tinggi mengenai jawaban yang akan diberikan temannya nanti. Dia berharap bahwa Syila langsung menrima barang beriannya dan segera mendengarkan lagu yang dia nyanyikan untuknya.

"Dhan Dhan, Varel udah berangkat apa belum??"

Kini Ezal sudah berada di halaman skolah Ar-raudha, dan tidak sengaja bertemu dengan Dhana-teman sekamarnya dulu.

"Tadi gue liat sii, otw dia."

"Oke thanks."

Ucap Ezal sebelum dia berlarian masuk ke dalam pondok putra mencari keberadaan Varel.

"Rel!!!"

Teriak Ezal saat mengetahui Varel yang seperti sedang mencari sesuatu.

"Oi Zal, bentar-bentar. Gue cari sendal gue dimana yaa, anjir nih pasti ada yang make nih."

Ucap Varel sambil fokus mencari keberadaan sendalnya di mana. Hal seperti ini memang sudah sangat umum terjadi di pondok. Sendal hilang, tertukar atau menjadi hak milik orang lain.

"Halahh, pake sendal orang lain aja lahh, repot banget."

"Bukan masalah itunya, tuh sendal baru beli minggu kemaren masa udah ilang aja, bangsat emang yang ngambil."

Di sana Varel masih tetap kukuh mencari sendalnya yang hilang, dan Ezal terpaksa duduk di tangga sembari menunggu temannya mencari sendal. Bukannya membantu mencari malah hanya melihat saja.

"Ooooohhhh ini lohh bangsat, siapa ngumpetin di sini anjeng!!!"

Maki Varel kepada orang yang berani ngumpetin sendalnya. Ternyata sendalnya berada di tumpukan rak sepatu, dimana sendalnya di taruh di paling bawah pojok, yang di atasnya terdapat sepatu, jelas saja tidak terlihat.

"Dah, buruan gimana hasilnya?"

Tanya Ezal yang sudah sangat tidak sabar dengan hasilnya.

"Belum."

"Belum apa maksud lo?"

"Belum diterima, barang yang lo kasih sekarang masih dibawa Renda."

Mendengar itu membuat dahi Ezal menyatu, masih tidak paham dengan jawaban Varel.

"Belum ditaruh di loker Syila sama si bochil?"

"Ck! Barangnya udah di taruh di loker, tapi pas pulang sekolah tuh barang ternyata masih ada di sana, berarti kan belum diterima sama cewe lo."

"Trus diambil lagi sama bochil, besok di taruh loker lagi sama dia, takutnya ilang ntar kalo dibiarin semaleman di kelas."

Sambung Varel menjelaskan yang sebenarnya agar Ezal tidak salah paham dengan Renda.

Mendengar jawaban yang sungguh membuat Ezal kecewa itu hanya bisa menghembuskan nafas kasar.

"Yaudah, suruh dia gitu terus sampai barangnya diterima sama dia."

Ekspetasinya terlalu tinggi. Levelnya yang tadi udah hampir 100% kini langsung turun drastis menjadi 20%. Tapi tidak papa, setidaknya dia masih ada harapan untuk Syila menerima barang darinya.

"Sabar Zal, lo pastinya udah tahu sendiri dia bukan cewe kek Lista Lidya yang pastinya langsung nerima barang dari lo dengan sesuka hati."

"Pertama, dia pasti kaget, toh dia juga masih anak baru kan?? Kedua, yang pastinya juga masih gaberani aneh-aneh di pondok, apalagi nerima barang berian dari cowo."

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang