- 27 -

491 24 6
                                    

AKSARA RENDA RAMDHANI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKSARA RENDA RAMDHANI

(RENDA)

---

Hanya tersisa Renda yang saat ini berada di kelas. Dia memang sengaja keluar kelas paling akhir, karena dia harus membawa kembali barang yang berada di loker Syila untuk dikembalikan ke Ezal, jika Syila belum menerimanya.

Saat sudah tidak ada siapa-siapa,, dengan berat hati Renda berjalan ke bangku Syila untuk mengecek barang itu, apakah masih berada pada tempatnya atau tidak. Dan ternyata, benar dugaannya, barang itu masih stay di sana. Dengan terpaksa, seperti suruhan Varel dan Ezal, dia mengambil kembali barang itu.

Kemudian dia berjalan keluar kelas dengan perasaan sedih. Entah kenapa dia merasa kasihan dengan Ezal saat tahu bahwa sampai sekarang Syila belum menerima barang berian darinya. Dia merasa tidak tega akan menceritakan hal sedih ini ke Ezal nantinya.

Tetapi tak jauh dari kelasnya, dia merasa ada seseorang yang berlarian dan masuk ke dalam kelas. Karena merasa penasaran, dia pun berbalik badan dan melihat siapa yang baru saja masuk kelas dengan berlarian seperti itu.

Dan ternyata tidak lain dan tidak bukan, dia melihat Syila yang kini sedang berlari menuju bangkunya. Tanpa sadar, bibir Renda tersenyum senang. Ternyata Syila berubah pikiran,

Dia pun berjalan menghampiri Syila yang sekarang tengah berjalan keluar kelas dengan pandangan ke bawah. Sepertinya cewe itu mengira barangnya sudah hilang di ambil orang. Ternyata sangat lucu sekali cewe yang Ezal pilih ini.

"Lo cari ini kan??"

Tanya Renda yang saat ini berdiri tak jauh dari Syila berada, seraya menunjukkan barang Ezal yang ada di tangan kanannya.

Di sana, Syila terkejut bukan main saat tiba-tiba ada cowo muncul di hadapannya, yang entah siapa itu Syila tidak kenal. Tubuhnya berdiri kaku saat melihat barang yang dia cari ada di tangan cowo di depannya. Kenapa barang itu ada di dia?

"Gue kira lo nggak bakalan nerima barang dari bang Ezal."

Ucap Renda seraya menaruh barang di tangannya ke meja guru yang bersebalahan dengan berdirinya Syila.

Syila hanya bisa diam mematung melihat barang itu berada tepat di depannya. Pikirannya kacau untuk sementara waktu, dia tidak mampu berkata sedikit pun.

"Gue Renda kalau lo belum kenal, dan mungkin setelah ini kita akan sering berkomunikasi."

---

"Waduhh waduhh, si anak polos baru pulang sekolah, ngapain aja di sekolahan tuh?? Curiga kalau abis pacarana di kelas."

Deg!

Jantung Syila yang sedari tadi masih bergetar hebat di dalam sana, di tambah lagi setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapakan Lista tadi membuatnya tubuhnya semakin berdebar. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan yang was-was. Dia takut Lista tadi melihatnya saat dia berbicara dengan Renda di kelas. Karena posisi kelas Lista, 12 Agama 1 bersebrangan dengan kelasnya, sama-sama di lantai tiga tapi beda gedung.

"Kemana aja Syil?? Lama banget."

Tanya Mia saat melihat Syila yang baru saja memasuki kamar.

"Nggak dari mana-mana."

Jawaban Syila yang cepat dan terdengar buru-buru itu, membuat dahi Mia bertaut. Merasa heran dengan teman satunya itu.

Setelah menaruh tasnya di depan lemarinya, dia langsung bergegas menuju kamar mandi. Dia harus menenangkan dirinya terlebih dahulu baru bisa berkomunikasi dengan teman-temannya. Dan yang pasti dia harus menyiapkan beberapa jawaban yang akan ditanyakan oleh kedua temannya.

"Tenangkan dirimu Syil, semua baik-baik saja. Dan abaikan ucapan Lista."

Ucap Syila pada dirinya sendiri seraya menyentuh dadanya dengan kedua telapak tangannya. Tubuhnya terasa sangat lemas, sampai dia menyenderkan tubuhnya ke dinding kamar mandi.

"Syila kenapa sii??"

Tanya Mia yang merasa sangat heran dengan sikap Syila akhir-akhir ini.

"Iyaa yaa, merasa ada yang aneh gitu nggak sii?"

Tidak hanya Mia yang merasa heran, Hana pun juga seperti itu.

"Dia nggak kesurupan kan?"

"Huss!! Yaa nggak lahh."

---

"Bang Varel!!!"

Teriak Renda dengan berlarian kecil menyusul Varel yang hendak menaiki tangga ke lantai dua.

"Hah?! Apaan?? Ngagetin anjir."

"Diterima."

"Apanya??—oohhhh barangnya udah diterima saman temen lo??"

Tanya Varel sempat nge lag beberapa saat. Kemudian di sana Renda mengangguk semangat.

"Wahh, Ezal harus segera tahu nih."

"Lo tahu bang, gimana bisa diterima sama dia?"

Tanya Renda seraya menaiki tangga dengan Varel.

"Gimana?"

"Pulang sekolah gue udah sempet bawa itu barang, udah mau otw ke pondok gue, dan ternyata Syila balik lagi dong ke kelas nyariin barangnya."

"Hah?? Trus trus??"

Varel sedikit terkejut dengan cerita dari Renda. Ternyata benar dugaannya, cewe itu ragu untuk menerima barang dari Ezal apa nggak. Alasannya klasik, karena takut ketauhan.

"Yaudah gue kasih langsung ke orangnya, tapi gue nggak ada unsur pemaksaan lohh bang, dia sendiri yang nyariin barangnya langsung gue kasih."

Ucap Renda seraya mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Iyaa iyaa gue percaya."

---

"Zal!!!"

Panggil Varel saat orang yang sedari tadi ditunggu akhirnya muncul juga. Varel dan Renda sudah setengah jam yang lalu menunggu kedatangan Ezal di gazebo. Sampai-sampai mereka telat untuk ngaji sore. Dia sempat mengira kalau Ezal ada kumpul bareng bersama teman SMA nya, tetapi beruntungnya tidak.

"Dari tadi ditungguin juga, nih ada kabar baik nih buat lo."

Ucap Varel seraya berdiri dan menghampiri Ezal, begitu juga dengan Renda.

"Barang lo diterima bang sama Syila."

"Hah??"

Tanya Ezal dengan wajah cengo, antara kaget dan tidak percaya.

"Iyaa Zal, sekarang barangnya udah di tangan dia."

Varel berusaha membuat Ezal percaya dengan apa yang dikatan Renda.

"Lo maksa dia kan buat nerima?"

Tanya Ezal yang masih tidak percaya dan malah menuduh Renda yang tidak-tidak.

"Yaa nggak lahh bang, orang pulang sekolah gue otw pondok eh dia balik ke kelas lagi nyariin barangnya. Yaudah gue kasih ke dia langsung pas waktu di kelas. Aman kok bang kelasnya udah sepi, udah pada pulang."

Mendengar cerita dari Renda itu membuat Ezal tersenyum tanpa sadar.

"Eleehhh elehhh senang udah."

Ledek Varel melihat temannya yang berhasil di langkah pertama pdkt. 

---

jujur, kalian bingung nggak sii kalau kebanyakan karakter/tokoh??

maaf yaa kalau menyusahkan kalian, huhu.. :)

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang