Kan ku arungi tujuh laut samudra
Kan ku daki pegunungan himalaya
Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
Oh penjaga hatiku ohKarna bersamamu semua terasa indah
Gundah gulana hatiku pun hancur sirna
Janji ku tak kan ku lepas wahai kau bidadariku dari surga
Tuk selamanyaMendengar Hana menyanyi dengan suara samar-samar itu tanpa sadar membuat ujung bibir Syila tertarik ke atas. Ia merasa secara tidak langsung Ezal sengaja memainkan lagu itu untuk dirinya. Entah mengapa dirinya merasa sangat percaya diri sekali. Apakah mentang-mentang ia sudah resmi menjadi cewenya Ezal, ia menjadi se percaya diri ini.
"Anti kenapa Syil??"
Tanya Mia terkejut dengan mata melotot melihat Syila yang senyum-senyum sendiri dengan gelagat seperti orang yang sedang salah tingkah.
"Hah??"
"Anti kenapa senyum-senyum sendiri? Anti baper Hana nyanyi lagu itu?"
"Nggak kok, liriknya bikin baper aja."
Jawab Syila setelah itu ia langsung masuk kamar menghiraukan ke dua temannya yang masih berdiri dengan ekspresi kebingungan.
---
Di sisi lain, tanpa sepengetauhan mereka bertiga, Lista keluar kamar dan berdiri di ambang pintu saat mendengar suara piano yang dimainkan oleh Ezal. Ia juga dengan seksama mendengarkan perbincangan Syila dan ke dua temannya. Saat Hana menyanyikan lagu diiringi dengan musik piano yang dimainkan oleh Ezal terdengar sangat serasi. Jujur saja, ia juga baru tahu mengenai lagu tersebut, ternyata Ezal bisa juga memainkan lagu se romantis itu liriknya.
"Anti kenapa Syil??"
Tanya Mia terkejut dengan mata melotot melihat Syila yang senyum-senyum sendiri dengan gelagat seperti orang yang sedang salah tingkah.
"Hah??"
"Anti kenapa senyum-senyum sendiri? Anti baper Hana nyanyi lagu itu?"
Lista yang fokus mendengarkan alunan piano Ezal seketika memudar saat mendengar perkataan Mia kepada Syila. Dilihatnya Syila yang kikuk dan bertingkah seperti salah tingkah. Dahi Lista pun secara otomatis mengerut.
"Dihh, apaan coba tuh anak."
Gumam Lista dalam hatinya. Sedetik kemudian ia mengingat saat Ezal hendak menuju garasi dan kebetulan bertemu Syila bersama dengan ke dua temannya berjalan menuju gedung sekolah. Waktu itu ia baru saja keluar gerbang bersama dengan Lidya dan Dini, ia masih mengingat jelas Ezal dan Syila saling bertatapan kemudian Ezal juga sempat tersenyum manis waktu itu.
"Apa jangan-jangan yang dimaksud Varel 'masalah cewe' itu cewenya Ezal? Cewenya Ezal Syila?"
*ada di bab 57-60
---
Subuh telah tiba, dan semua santri menyiapkan diri untuk memulai aktifitasnya setelah sholat subuh berjamaah yaitu mengaji subuh.
"Din."
Panggil Lista kepada Dini yang sedang menyiapkan kitabnya untuk mengaji subuh.
"Apa?"
Tanya Dini tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan buku di lemarinya.
"Ada yang mau ana tanyain ke Varel nanti."
Jawab Lista seraya sedikit menurunkan volume suaranya agar tidak terdengar orang lain.
"Ohh, soal Alwin kemarin?"
"Selain itu, ini soal cewenya Ezal."
Mendengar itu membuat Dini langsung melihat Lista dengan ekspresi terkejut dan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...