'Hai Lidya, salam kenal ini gue Alwin, temennya Ezal.
Ini ada sedikit jajan buat lo, di makan yaa..
Lo besok libur sekolah kan, gimana kalau kita ketemuan?
Tenang nggak usah takut, ntar ada Ezal juga kok, aman
Kalau iya, kasih tahu Varel yaa..
Sampai ketemu besok.'
*fyi, ini ditulis Alwin waktu Ezal manggil Varel.
"AAAAAAA LIDYAAAA!!!! Gilak ternyata diem-diem anti berhasil memikat temennya Ezal."
Teriak Lista girang setelah membaca surat dari Alwin. Sampai membuat se isi kamar menoleh ke arahnya dengan terkejut.
"Nggak dapet Ezal, dapet temennya sabi lahh Lid."
Sahut Dini yang juga merasa bangga kepada temannya.
"Jadi gimana nih?? Di terima nggak ajakannya??"
Tanya Lidya kepada kedua temannya.
"Diterima lahh."
Jawab Lista dan Dini bersamaan.
---
Sekarang jam menunjukkan pukul setengah delapan malam, yang berarti waktunya anak pondok untuk melaksanakan ngaji malam seperti biasanya.
Lista, Lidya dan Dini sudah berada di depan kelas menunggu kedatangan Varel. Mereka bertiga sangat antusias dan tidak sabar untuk memberikan jawaban Lidya ke Varel mengenai ajakan ketemuan Alwin dengan Lidya.
"Woi bocah! Lo yang biasanya sama Varel kan? Dimana dia?"
Tanya Lista saat bertemu dengan Renda yang hendak masuk ke dalam kelas.
"Dia telat kak."
"Ck! Apa kita tunggu di bawah aja kali yaa, sampingnya tangga cowo."
Ucap Lista yang sudah tidak sabar menunggu kedatangan Varel. Disisi lain, dia juga takut ketahuan pengurus pondok nantinya, kalau lama-lama berdiri di depan kelas.
"Iyaa."
Jawab Lidya setuju dengan usulan Lista. Kemudian mereka bertiga pun turun ke lantai satu dan duduk di samping tangga cowo. Kebetulan memang ada kursi panjang di bawah tangga.
Sekitar 10 menit kemudian, akhirnya yang ditunggu dari tadi muncul juga. Hampir saja Lista putus asa menunggu Varel, karena anak itu terlalu lama munculnya.
"Varel."
"HAH!! ANJIR BANGKE, KAGET GUE BANGSAT!!!"
Maki Varel terkejut dengan Lista yang tiba-tiba muncul dari samping tangga. Siapa yang tidak terkejut, karena di tangga itu tidak ada penerangannya.
"Santai santai, gua bukan hantu."
"Yaa lo muncul tiba-tiba, ngapain coba di situ?"
"Nunggu lo lahh."
Jawab Lista dengan raut wajah sedikit kesal.
"Oiya, nih temen gue setuju dengan permintaan temennya Ezal, siapa Alwin yaa??"
Sambung Lista mewakili Lidya.
"Ohh soal itu, okeh sip. Kalian keluarnya dari jam berapa?"
"Gerbang mulai dibuka jam sembilan."
Jawab Lidya untuk pertanyaan Varel.
"Yaudah, gue tunggu jam sembilan di depan pondok."
"Emang mau ketemuan di mana sii besok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...