Seusai sarapan bersama dengan kedua orang tuanya, kini Ezal tengah memakai sepatu di depan rumahnya. Ia sengaja bersiap sedikit telat karena ia ingin pagi ini bertemu dengan kekasihnya terlebih dahulu, meskipun hanya sekedar melihat parasnya saja.
"Ezal, kok masih disini? Masuknya sekolah Ezal bukannya jam tujuh?"
Seru Alma dari arah belakang. Ia heran saat melihat anaknya yang malah melamun di depan rumahnya.
"Ehh, umi. Iya ini Ezal mau berangkat kok."
Ezal pun terpaksa beranjak dari duduknya. Padahal ia masih ingin menunggu kedatangan Syila yang tidak kunjung lewat.
"Yaudah, berangkat sekarang. Ini udah hampir jam tujuh loh."
"Iya umi, Ezal berangkat ya, assalamu'alaikum."
Akhirnya dengan berat hati, Ezal melangkahkan kakinya menuju garasi mobil. Tetapi sesekali ia menoleh ke belakang untuk memastikan apakah cewe itu sudah keluar dari gerbang santri putri apa belum.
Setelah ia mengeluarkan mobilnya dari garasi, ia sengaja keluar lagi dari mobil dan berdiri bersandar pada mobil yang mesinnya masih menyala. Ia masih berharap melihat wujud Syila sebelum ia benar-benar berangkat sekolah.
"Kira-kira kak Ezal udah berangkat sekolah apa belum ya?"
Tanya Mia dengan sengaja memancing Syila. Mendengar itu seketika membuat Syila menoleh ke arah Mia. Disisi lain, Hana sangat merasa bahwa Mia dengan sengaja bertanya seperti itu untuk memancing Syila.
Hingga mereka bertiga berjalan di belokan menuju sekolah. Dengan serentak mereka bertiga menoleh ke kanan dan melihat keberadaan Ezal di sana yang kini tengah sibuk dengan ponselnya.
"Eh itu kak Ezal Syil."
Ucap Mia dengan sangat spontan, yang jelas saja membuat Syila melotot terkejut. Tidak hanya Syila, Hana pun juga sama terkejutnya kata-kata itu terucap dari mulut Mia.
Sementara di sisi lain, Ezal yang awalnya belum menyadari kehadiran Syila, seketika langsung menoleh ke sumber suara. Dan di saat itulah ke dua mata mereka bertemu. Tetapi sedetik kemudian Syila langsung memutus kontak matanya.
"Maksudnya Mia? Kan ana nggak sedang mencari keberadaan kak Ezal."
Tanya Syila dengan masih mencoba menetralkan dirinya agar terlihat biasa saja.
"Ehh ehh, udah-udah yuk masuk kelas, itu kak Ezalnya juga udah berangkat sekolah."
Sahut Hana seraya menarik tangan Mia dan Syila untuk segera berjalan. Sementara Syila dan Hana seketika menoleh dan mendapati mobil Ezal yang sudah berjalan menjauh.
---
Selama diperjalanan, Ezal seketika menjadi overthinking mengenai Syila. Apa yang dimaksud pertanyaa Mia kepada Syila tadi? Apakah ke dua teman Syila itu sudah tahu mengenai hubungan Syila dan Syila tidak menyadari itu, makannya tadi Syila sempat bertanya balik ke Mia.
Sepulang sekolah nanti, ia harus berbicara dengan Varel mengenai keadaan pondok putri sekarang. Sungguh perasaannya menjadi tidak nyaman sama sekali.
---
"Mia."
"Apaan sihh??"
Tanya Mia risih seraya melepas genggaman tangan Hana. kini mereka berdua tengah berada di luar kelas dan sengaja meninggalkan Syila di dalam.
"Kok anti tega banget sii nanya kek tadi ke Syila?"
Tanya Hana dengan penuh kecewa atas perlakuan Mia ke Syila.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...