-63-

187 11 4
                                    

"Win, perlu lo tahu aja. Dulu Lidya adalah cewe incaran gue."

Ucap Varel yang jelas saja membuat ke empat temannya terdiam membeku dengan pandangan tak lepas dari Varel. Mereka semua memasang wajah terkejut tidak percaya, bahkan Ezal yang teman dekatnya saja tidak mengetahui hal tersebut.

"Tapi ternyata dia udah ada yang punya waktu itu, jadi gue dekatin adek kelas."

Di sana Ezal berusaha untuk mengingat-ingat kapan waktu saat Varel jadian sama adek kelas. Dan ternyata waktu mereka kelas 11. Jadi waktu itu adek kelas yang Varel tembak hanya sebatas pelampiasan. Pantas saja tidak bertahan lama.

Sementara Alwin masih terdiam tidak mampu untuk mengucapkan sepatah kata pun. Ia cukup terkejut dengan ungkapan Varel yang sangat mendadak itu. Ia tidak menyangka jika seorang Varel juga pernah menyukai Lidya.

---

"Syila, anti nggak papa??"

Tanya Hana saat ia, Syila dan Mia sedang berjalan menuju kamarnya usai ngaji malam selesai. Semenjak di kelas tadi, Hana memperhatikan Syila seperti orang yang sedang sakit kejang mendadak. Ia melihat keringat bercucuran di dahi gadis itu, ke dua tangannya juga terlihat gemetaran.

"Nggak papa, emang kenapa ya Hana?"

Syila bertanya kembali ke Hana dengan posisi ke dua tangan masih gemetaran.

"Ohh, Syukur deh kalau gitu. Ana perhatiin dari tadi di kelas anti seperti kayak orang sakit Syil."

"Iya lohh, anti beneran nggak papa? Jangan nggak papa nggak papa mulu Syil. Kalau ada apa-apa langsung bilang aja ke kita jangan dipendem sendiri."

Sahut Mia yang juga merasa khawatir dengan teman satunya itu.

"Iyaa Hana Mia, ana nggak papa kok."

Ucap Syila diakhiri dengan senyuman agar lebih meyakinkan kalau dirinya memang baik-baik saja. Padahal dalam dirinya bergetar sangat hebat sekujur tubuh hanya karena lambaian singkat dari cowo bernama Ezal tadi. Sungguh ia sangat berharap cowo itu sudah cukup mengobrak-abrik jantungnya. Ia sudah capek harus bersikap berlebih setelah bertemu dengan Ezal. Ternyata hatinya tidak cukup mampu untuk menahan godaan yang dipancarkan oleh aura ganteng Ezal.

"Ehh ini gaada kumpul di depan masjid kan?"

Tanya Mia setelah mereka bertiga sudah berada di dalam kamar. Kegiatan setelah mengaji malam adalah ada hari dimana para santri disuruh untuk kumpul di depan masjid. Guna mereka kumpul untuk memberi pertanyaan secara acak mengenai apa yang mereka dapat setelah mengaji malam.

"Keknya gaada sii, soalnya gaada info juga dari staff nya."

Jawab Hana seraya melihat keluar kamar.

"Haduhhh, alhamdulillah gaada kumpul depan masjid, capek mau tidur aja."

Terdengar suara kakak kelas yang satu angkatan dengan Ezal baru saja masuk kamar dengan sempoyongan.

"Tuhh kan bener gaada kumpul, ayo beli jajan yukk."

Ajak Mia kepada ke dua temannya yang sudah duduk di lantai.

"Halahhh males tahu Mi, kenapa nggak dari tadi coba."

"Hehe, ana lupa nggak bawa uang tadi."

Jawab Mia seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sama ana aja Mi."

Sahut Syila sambil bangkit berjalan menuju lemarinya untuk mengambil beberapa lembar uang.

"Ehh kalau gitu ana nitip, hehe."

Ucap Hana menjadi semangat seraya mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Uuuuu dasar! Mau nitip apa?"

"Tahu mercon satu sama satunya lagi terserah deh pokoknya yang gorangan-gorang gitu."

Jawab Hana seraya memberi selembar uang berwarna ungu yang senilai Rp10.000.

"Oke, ayo Syil."

---

Kini mereka sudah berada di kantin. Syila dan juga Mia sedang memilih jajan mana yang menurutnya menarik. Mia tak lupa juga memasukkan ke dalam kantong plastik titipan dari Hana. Setelah selesai memilih, Syila pun langsung membayar ke ibu kantin, kemudian ia menunggu Mia yang masih kebingungan untuk memilih jajan. Syila perlahan berjalan keluar kantin, seraya pandangannnya menuju jendela kamar Ezal yang hanya menampakkan cahaya lampu tertutupi dengan gorden berwarna putih agak gelap. Tiba-tiba dibenaknya ia berpikiran bahwa, Ezal saat ini sedang ngapain di dalam sana.

Tidak disangka-sangka, tepat setelah Syila bergumam di dalam hatinya, terdengar suara musik piano dari arah kamar Ezal. Entah lagu apa yang sedang dimainkan oleh cowo itu, yang penting suara piano itu sangat membuat hatinya menjadi tenang.

"Wahhh, Ezal main piano."

Ujar Mia dari arah belakang Syila dengan pandangan melihat ke jendela kamar Ezal.

"Mainin terus Zal sampai waktu jam tidur kita."

Mendengar itu membuat dahi Syila mengkerut tidak paham.

"Iyaa, lumayan kan buat lagu pengantar tidur, haha."

Syila yang memasang ekspresi bingung itu pun langsung tertawa karena merasa lucu dengan ucapan Mia barusan.

---

Setelah teman-temannya kembali ke habitatnya masing-masing, Ezal pun juga kembali ke rumahnya. Sejak pertemuan singkat dengan kekasih barunya tadi, sampai sekarang perasaanya masih berbunga-bunga. Dari menaiki anak tangga menuju kamarnya senyuman di bibirinya tidak pernah sirna. Ia sangat senang sekali meskipun pertemuan mereka hanya bisa dihitung detik. Meskipun begitu sudah mampu membuat ia merasa puas.

Merasa moodnya sangat baik, Ezal pun menghampiri pianonya. Meletakkan ke sepuluh jarinya di atas nots piano berwarna putih itu. Tidak lupa dengan kaki kanannya menginjak pedal yang berada tepat di bawah piano.

Ezal iseng mencoba memainkan lagu Indonesia dengan judulnya penjaga hati. Beberapa hari yang lalu, ia tidak sengaja menemukan lagu itu di apiklasi tektok, dan menurutnya lagu itu bagus. Kemudian ia mencari not lagu itu. Ia menghafal baris tiap baris lagu tersebut tanpa mempraktikan langsung. Tetapi saat dia mencoba untuk pertama kalinya, ternyata ia sudah bisa menguasai lagu itu.

Disisi lain, Hana menunggu kedatangan ke dua temannya sambil duduk di ambang pintu mendengarkan suara piano yang dimainkan oleh Ezal. Otaknya berpikir keras lagu apa yang sedang dimainkan oleh cowo itu. Setelah mencapai reffnya ia langsung mengerti lagu apa itu, kemudian ia samar-samar menyanyi diiringi dengan suara piano yang merdu itu.

"Eeehhh eehhh lagi nyanyi anaknya."

Seru Mia yang berjalan menghampiri Hana bersamaan dengan Syila sambil menenteng kantong plastik berisikan jajan di tangan kanan mereka.

"Anti tahu lagunya Han?"

Tanya Syila kepo.

"Iya, anti nggak tahu Syil?"

Di sana Syila menggelengkan kepala tidak tahu.

"Itu lagunya Nadhif, penjaga hati."

"Ha, Nadhif? Lagu baru yaa??"

Sahut Mia yang juga belum tahu kalau Nadhif mengeluarkan lagu baru.

"Iyaa, itu lagu barunya, enak kok, sosweet gitu."

"Coba kamu nyanyi Han, ana pengen tahu liriknya."

Ucap Syila dengan wajah sangat antusias ingin mengerti lirik lagu penjaga hati itu seperti apa.

Kan ku arungi tujuh laut samudra
Kan ku daki pegunungan himalaya
Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
Oh penjaga hatiku oh

Karna bersamamu semua terasa indah
Gundah gulana hatiku pun hancur sirna
Janji ku tak kan ku lepas wahai kau bidadariku dari surga
Tuk selamanya

---

MAU SPOILER, ATAU INGIN TAHU KAPAN UPDATENYA? YUK LANGSUNG FOLLOW IG AKU (Ich_aaaa11).

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang