"Halo Zal, lo lagi dimana sekarang?"
Kini Ezal masih berada di jalan menuju café depan sekolah. Kemudian mendengar ada suara panggilan dari Alwin. Tanpa menunggu lama Ezal pun langsung menerima panggilan itu.
"Halo Zal, lo lagi dimana sekarang?"
Tanya Alwin di sebrang sana.
"Dijalan, lagi nganterin nih Ben sama Chandra ambil motor."
"Ambil motor dimana?"
Tanya Alwin cepat.
"Café depan sekolah."
"Oke, kalian disana dulu, gue ke sana."
Ucap Alwin, kemudian panggilan pun terputus. Padahal Ezal ingin bertanya ada apa. Sepertinya Alwin sangat terburu-buru ingin bertemu dengannya.
"Kenapa Alwin?"
Tanya Chandra yang duduk dikursi belakang.
"Gatau, katanya mau kumpul sebentar di café ntar."
"Keknya terjadi sesuatu deh waktu dia keluar sama Lista tadi."
Tebak Ben yang membuat Ezal langsung berpikir keras.
"Wah iya juga yaa."
Tanpa Ezal sadari, ia telah menaikkan kecepatan mobilnya. Ia ingin segera sampai ke café dan mendengar informasi apa yang akan Alwin sampaikan nanti.
Sementara disisi lain, Alwin pun juga sama halnya. Ia mengendarai mobil secara ugal-ugalan. Pasalnya ia harus berputar arah, dari sebelumnya ia menuju rumah Chandra menjadi ke arah sekolahan. Awalnya ia berpikir bahwa Ezal akan ke rumah Chandra untuk mengantar ke dua temannya itu pulang.
---
"Hai Syil."
Syila terkejut saat ia berjalan melewati kamar Tia. Ia menoleh dan mendapati ada Tia sedang duduk bersama circle Lista.
"Orang tua anti udah pulang? Cepet banget."
"Mmm, iya. Mereka buru-buru pulang karena mau ada acara di rumah."
Jawab Syila bohong. Otaknya seketika disuruh untuk berpikir keras menjawab pertanyaan simple dari Tia.
Sebelum Tia membuka suara lagi, Syila buru-buru berjalan dan masuk ke dalam kamarnya. Tatapan Lista sungguh membuatnya merinding, sehingga ia tidak berani melihat ke cewe itu sama sekali.
"Wihhh orang tuanya abis kesini kok nggak bawa oleh-oleh Syil?"
Tanya Mia merasa sedikit aneh karena biasanya jika orang tua Syila mengunjungi anaknya, Syila akan membawa se kantong besar jajan. Tapi kali ini kenapa Syila tidak membawa buah tangan apapun.
"Mmm, iya. Gantinya dikasih uang tadi."
Entah sudah melakukan kebohongan berapa kali Syila pagi ini.
"Oohh."
Mia pun hanya ber'oh'ria saja, dan kembali menata barang beliannya tadi.
---
"Lah, mana anaknya?"
Tanya Ben tidak melihat keberadaan mobil Alwin di sana.
Kini mobil Ezal sudah berada di parkiran café, dan menunggu kedatangan Alwin.
"Tunggu aja dulu."
Sahut Chandra.
Tidak lama kemudian, muncullah mobil putih dan mewah dengan logo BMW itu berhenti tepat di samping mobil Ezal. Setelah mobil berhenti, Alwin langsung keluar dari mobilnya, begitupun dengan Ezal dan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...