Setelah melihat punggung Syila menghilang dibalik gerbang pondok putri, Ezal pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan berjalan menuju kamarnya. Dia kemudian duduk di pinggiran kasur. Pikirannya terpenuhi oleh gadis itu. Dia takut jika Lista si cewe yang paling ngeselin baginya melukai Syila lebih dari tadi. karena dia sangat tahu betul bagaimana mulut Lista jika sudah tidak terkontrol.
Tanpa sadar Ezal beranjak dari duduknya kemudian langkah kakinya menuju jendela yang dimana jendela itu langsung tertuju ke pondok putri. Tangannya menggapai gorden yang menutupi jendela itu menjadi sedikit terbuka. Bola matanya mengelilingi area pondok putri mencari wujud orang yang setiap harinya memenuhi isi kepalanya. Tepat sekali saat kedua matanya mengarah ke kamar sebelah kanan, saat itu juga kedua bola matanya berhenti bergerak dan hanya fokus kepada satu objek yang saat ini entah kenapa gadis itu duduk sendirian di depan kamarnya dengan kepala menyender ke pagar.
Selang beberapa menit, gadis itu menoleh ke arahnya. Dan betapa lucunya ekspresi terkejut dari gadis itu saat ke empat mata mereka bertemu dari kejauhan. Lalu gadis itu langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya, dan itu membuatnya sedikit merasa sedih. Karena dia tidak bisa berlama-lama memandangi gadis itu dari kejauhan. Tetapi ada baiknya, dia jadi tahu dimana kamar Syila berada.
Ezal pun segera menutup kembali gordennya sebelum banyak santri putri yang menyadarinya. Dan dia pun kembali ke kasurnya, menghempaskan tubuhnya begitu saja di kasur empuknya. Dia menghembuskan nafasnya untuk memberi jeda berhenti memikirkan gadis itu. Lalu kemudian dia memejamkan matanya dibalik lengan kanannya yang berada di atas kedua matanya.
---
Lagi asik Lidya dan Dini mengobrol, Lidya seketika menghentikan percakapannya saat kedua matanya tidak sengaja melihat ke arah jendela Ezal yang sedikit terbuka dan ada Ezal dibalik jendela itu yang tengah fokus melihat ke arah lantai dua. Tepatnya antara kamar Lista dan Syila. Karena kamar mereka bersebalahan.
"Kenapa Lid??"
Tanya Dini yang heran kenapa Lidya tiba-tiba berhenti melanjutkan percakapannya.
"Bentar-bentar Din, itu Ezal lagi nglihatin siapa sihh??"
Ucap Lidya seraya beranjak dari duduknya untuk melihat ada siapa yang berada di lantai dua. Dan betapa terkejutnya dirinya saat mengetahui bahwa hanya ada Syila yang berada di balkon kamar, sudah sangat pasti bahwa Ezal sedang memandangi Syila.
"Apaan sii Lid?"
"Itu tadi si Ezal nglihatin Syila dari kamarnya."
"Hah?? Masa iyaa??"
Tanya Dini yang tidak percaya dengan ucapan Lidya. Kemudian dia langsung ikutan berdiri dan melihat ke lantai dua.
"Tadii, udah masuk dianya."
"Menurutmu, masa iya Ezal suka sama tuh anak??"
Lanjut Lidya bertanya ke Dini dengan tatapan yang serius.
---
Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana semua sekolah libur kecuali bagi yang di pondok. Karena hampir semuanya pondok pesantren liburnya ada di hari Jum'at. Dan sekarang Ezal sehabis pulang dari sholat subuh melanjutkan dunia tidurnya sampai matahari hendak menuju di atas kepala.
Sebelum Ezal kembali ke rumahnya, setelah sholat subuh tadi dia sempat bertemu dengan Varel mengingatkannya bahwa jangan lupa untuk mewawancarai bocil yang se kelas dengan Syila. Dan dia juga akan bertemu kembali sewaktu habis sekolah.
Ezal harus tahu sedetail-detailnya, sebelum dia melangkah ke langkah perdekatan selanjutnya. Selain berbeda sekolah, Syila yang berada di lingkup pondok membuatnya kesusahan untuk tahu bagaimana Syila saat di sekolah, dan kegiatan sehari-harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Roman pour AdolescentsKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...