Haloooo semuanyaaa!!!
welcome back to my story, maaf yaa nunggunya setangah abad, hehe.
disarankan untuk membaca dua bab yang lalu sebelum membaca bab ini, karena takutnya kalian lupa sama alur ceritanya.
selamat melanjutkan ceritanyaaa..
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tanpa disangka-sangka Ezal tersenyum lebar dengan pandangan yang masih setia melihat gadisnya di ujung sana. Saat gadis itu kembali melihatnya, tangannya dengan reflek terangkat ke atas dan melambai ke Syila. Sontak membuat ke dua bola mata gadis itu membulat seketika, dan langsung mengalihkan pandangannya dengan raut wajah yang syok dan seperti pura-pura tidak melihat apapun.
Sementara teman-teman Ezal yang melihat aksi mengejutkan dari temannya itu membuat semua berteriak histeris. Ezal yang awalnya masih tidak beralih pandangan meskipun Syila sudah menghilang di belokan seketika menoleh terkejut ke teman-temannya, karena dengan tiba-tiba berteriak histeris.
"Ahahaha, komuk lo anjir lawak bet."
Ucap Chandra yang masih tertawa keras tak tertahan melihat reaksi terkejut Ezal.
"Dadahh."
Ledek Ben kepada Ezal yang belum faham kenapa teman-temannya tiba-tiba berteriak.
"Anjing."
Umpat Ezal setelah ia paham kenapa teman-temannya bereaksi berlebihan seperti itu.
"Ya ampun Zal Zal, lo lucu banget dah sumpah, ngapain juga pake lambai tangan anjir, untung yang lihat cuma kita aja, nah kalau santri cewe ada yang tahu, mampus lo."
Sahut Varel sambil diiringi dengan tawanya yang belum selesai.
"Yaa reflek aja gue tadi."
"Helleeehhh bisa aja lu Zal."
Sambung Ben yang masih meledek Ezal.
Sementara di sisi lain, tanpa mereka berlima sadari Lista bersama ke dua temannya berjalan keluar gerbang dan langsung tertuju dengan gerombolan Ezal di gazebo yang sedang tertawa lepas.
"Mereka nertawain apa coba?"
Tanya Lista ke Lidya dan juga Dini.
"Ntah."
Jawab Dini singkat.
"Ehh Lid, ada Alwin tuhh, ana panggil yaa nanti?"
Tanya Lista kepada Lidya yang langsung melotot tidak setuju. Tetapi Lista tetap lahh Lista, ia tetap melakukan hal apapun sesuka hatinya tanpa memikirkan segala konsekuensi yang terjadi.
"Alwin!!!"
Seru Lista sambil menunjuk Lidya lewat ekor matanya saat mereka bertiga berjalan melewati gazebo. Di sana, Alwin yang awalnya masih tertawa-tertawa dengan teman-temannya, seketika menoleh dan melihat ke arah Lidya setelah mendapat kode dari Lista. Sementara Lidya tidak berani menoleh ke gazebo sama sekali, ia hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Lid."
Panggil Alwin karena gadis itu tak kunjung melihatnya. Dan ternyata sama saja, sampai ke tiga gadis itu melewati gazebo, Lidya tetap tidak mau menoleh ke Alwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...