"Mati kau Lid!!!"
Teriak Lidya dalam hatinya saat melihat senyuman tipis dari Alwin. Dia pun langsung mengalihkan pandangannya sedetik setelah melihat senyuman itu.
"Lid, Alwin yang mana?"
Tanya Dini yang kini masih menebak-nebak Alwin yang mana. Tetapi Lidya hanya diam dengan kepala menunduk. Dia hanya bisa berharap, wajahnya tidak terlihat seperti orang salah tingkah di depan Alwin nanti.
"Keknya yang pake kotak-kotak itu nggak sii?"
Tanya Lista mencoba menebak Alwin yang mana.
Di sana, Alwin dan Ben terlihat berbicara dengan Varel seraya menunjuk meja makan yang telah dirinya pesan.
"Udah lama di sini?"
Tanya Alwin kepada Varel.
"Ohh nggak barusan aja kok, kita juga masih pesen tadi."
"Belum bayar kan?"
"Belum."
"Yaudah, gue aja yang bayar."
Ucap Alwin. Sudah hal yang tidak perlu dikagetkan lagi jika Alwin sudah mode sultan seperti ini.
"Gue juga kan Win?"
Tanya Ben, berharap Alwin juga membayar nya nanti.
"Iyaaa."
"Yaudah ayo masuk."
Ujar Varel mempersilahkan Alwin dan Ben masuk ke dalam Rumah Ayam.
"Lid Lid, dia mau ke sini keknya."
Ucap Lista dengan pandangan tak lepas dari Alwin dan Ben yang berjalan masuk. Di sana, Lidya hanya membenarkan posisi duduknya dan tidak berani menoleh ke belakang.
"Hai, udah nunggu lama yaa, hehe maaf yaa."
Ujar Alwin menyapa dengan ramah Lidya dan kedua temannya.
"Ohh nggak kok, kita juga baru pesen tadi."
Jawab Lista dengan gaya sok kenal. Sementara Lidya tidak berani melihat wajah Alwin yang posisinya sangat dekat dengannya.
"Udah nggak ada yang kurang? Barangkali mau nambah pesanan?"
"Ohh nggak kok, udah. Lid.. Lidya itu lohh ditanyain, anti mau nambah nggak?"
Tanya Lista sengaja membuat Lidya agar mau menatap wajah Alwin.
"Nggak, udah kok."
Jawab Lidya singkat dengan memberanikan diri untuk menatap wajah Alwin, tetapi kemudian kembali mengalihkan pandangannya.
"Yaudah, kita lanjut kenalannya nanti yaa, gue mau pesen dulu."
Setelah itu Alwin bersama dengan Ben berjalan menuju meja pesanan, sementara Lidya menghembus nafasnya sedikit legah. Dia memukul lengan Lista untuk jangan menggodanya.
"Apasih??"
Tanya Lista seraya mengusap lengan yang di pukul Lidya.
"Anti nihh,deg-degan ana njir."
"Cakep loh Lid, kek kokoh china."
Sahut Dini seraya menunjuk Alwin menggunakan ekor matanya.
Lidya benar-benar harus mengontrol detak jantungnya, dia takut kelihatan grogi saat berbicara dengan Alwin nanti. Meskipun sebelumnya dia juga pernah berpacaran dan sering juga ketemuan diam-diam dengan pacarnya. Tetapi entah kenapa, baru kali ini dia kenal dan didekati oleh orang di luar dari santri Ar-raudha. Mungkin itu yang membuatnya grogi.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...