"Okeh, ana ada satu pertanyaan lagi. Tadi katanya pacaran belum ada satu bulan, selama pacaran itu apakah kalian pernah keluar bareng?"
"Pernah."
Itulah yang akhirnya keluar dari mulutnya. Ia benar-benar terjebak di antara harus menjawab iya atau tidak. Jika menjawab tidak, kemungkinan salah satu dari mereka akan membicarakan mengenai ia dan Ezal berpelukan waktu itu, mengingat Tia disini sebagai saksi mata, dan kedua temannya pun bisa saja didesak untuk ikutan bersuara mengenai kejadian malam itu. Dan jika ia menjawab iya, jelas mereka akan mencoba mengulik lebih dalam lagi. Tetapi ia sudah menyiapkan beberapa jawaban nantinya.
Mendengar jawaban Syila, jelas membuat semua santri terheran-heran. Karena Syila dikalangan semua santri dari luar terlihat anak yang tidak macam-macam, dan jika nyatanya Syila seperti itu berarti sungguh diluar ekspektasi.
"Kapan itu?"
Tanya Lista dan Shakira secara bersamaan.
"Sewaktu ana bertemu kak Ezal malam hari beberapa hari yang lalu."
Jawab Syila dengan jujur tanpa harus menceritakan kapan saja ia sudah bertemu dan berkencan dengan Ezal. Karena disini Syila harus bisa menebak apa yang selanjutnya akan dibahas.
"Oke, berarti ini akan ada hubungannya sama yang akan disampaikan oleh Tia. Tia silahkan ceritakan apa yang anti lihat malam itu."
Ucap Shakira memerintahkan Tia untuk angkat bicara sebagai saksi mata.
Tepat seperti dugaan Syila, Tia lah yang melihatnya berpelukan dengan Ezal di malam itu. Sungguh sebelumnya ia tidak menyangka ternyata Tia yang memberi informasi kepada Lista. Selama ini ia telah berpikiran buruk terhadap Mia dan Hana. Karena menurutnya waktu itu hanya ada mereka berdua, tidak ada santri lain.
"Eee sebelumnya ana minta maaf Tia, karena secara kebetulan ana lah yang melihat anti berpelukan dengan kak Ezal waktu malam itu. Tapi bukan ana aja kok, disana juga ada Mia dan Hana yang juga melihat kejadian itu."
Mendengar kedua temannya di sebut, Syila langsung memberi tatapan kebencian kepada Tia. Entah anak itu memang polos atau memang ingin temannya juga dihukum.
"Oke oke, kita beralih dari sudut pandang Mia dan Hana yang secara langsung ya melihat kejadian itu, bagaimana? Kenapa kok kalian membiarkan hal itu terjadi?"
"Oke kak terimakasih atas waktunya, disini ana akan berpikir secara rasional aja ya."
Jawab Mia langsung setelah Shakira mempersilahkan untuk angkat bicara.
"Kan pertanyaannya tadi, kenapa ana dan Hana diam saja saat kak Ezal dan Syila berpelukan di depan gerbang? Yaa waktu itu emang Syila sedang terpuruk-puruknya, dan dia butuh seseorang yang bisa menenangkan secara instan. Siapa orang itu? Ya pacarnya. Oke iya teman juga bisa, tapi power teman disini kurang berperan, jadi mau tidak mau kak Ezal yang cuma bisa nenangin Syila waktu itu."
Mia berhenti sejenak untuk melihat reaksi semua santri bagaimana.
"Lalu, kedua. Ana kurang paham ya sama kasus pacaran di pondok ini. Kalau boleh speakup, banyak kok kak yang pacaran cuma nggak ketahuan aja mereka. Atau bahkan ada pengurus yang tahu tapi dia diam aja karena kebetulan mereka sahabatan, jadi nggak tega buat ngelaporin ke ketua pengurus. Tapi, kenapa saat Syila yang baru aja pacaran langsung dihujat habis-habisan sama semua santri, bahkan kayaknya semua orang perlu tahu kalau Syila pacaran sama seorang gus. Apa cuma karena pacarnya gus? Atau mereka yang nggak terima kalau Syila yang cuma bisa menarik perhatian kak Ezal?"
Lanjut Mia dengan pembawaan yang tegas, lalu sengaja menekankan di kalimat terakhirnya karena memang sengaja untuk menyindir Lista.
Mendengar Mia speak up membuat Shakira dan Dina saling berpandangan satu sama lain. Sementara Lista yang merasa tersindir pun melemparkan tatapan kebencian kepada Mia.
"Mengenai itu kita bahas lain kali, karena disini fokusnya ke kasus Syila. Dari Hana ada yang mau disampaikan?"
Sahut Dina mengambil alih tugas Shakira.
"Kalau dari ana mungkin, ana harap saat Yai Anwar mengetauhi ini beliau bisa menghukum anaknya juga sama halnya dengan hukuman yang diterima oleh Syila disini."
Harapan Hana yang bagus itu membuat Syila termenung. Benar sekali karena posisi Ezal yang sudah keluar dari pondok itu, membuatnya tidak mendapat menerima hukuman yang sama seperti Syila.
"Untuk Syila benarkah yang dikatakan Syila tadi kalau anti berpelukan di depan gerbang?"
"Iya."
Jawab Syila cepat. Karena memang apa yang mau disembunyikan lagi, semuanya sudah jelas.
"Oke mungkin disini semuanya sudah semakin jelas ya mengenai hubungan Syila dengan gus Ezal, atau masih ada yang ingin dibahas sebelum ana tutup sidang ini?"
Ucap Shakira dirasa sudah cukup dirinya mendapatkan informasi yang nantinya akan dilaporkan kepada Yai Anwar dan juga ibu Alma.
"Saya kak!"
Jawab Mia seraya mengangkat tangan kanannya.
"Memang disini bahas soal kasusnya Syila ya, lalu untuk kak Lista yang sering bicara sama lawan jenis apakah juga mendapatkan hukuman? Disini ana jelas mendapatkan hukuman juga kan karena ana menyembunyikan hubungan Syila, nah kalau kak Lista?"
Tanya Mia dengan sangat berani melaporkan Lista yang sering melanggar aturan dengan seenaknya. Disana Lista langsung memberikan tatapan tidak suka dengan apa yang diucapkan oleh Mia.
"Iya ini mau ana beritahu siapa saja yang mendapatkan hukuman."
"Oke, makasih."
Mengetahui bahwa kak Shakira akan memberi tahu mengenai siapa saja yang telah melanggar, membuat Mia tersenyum puas. Ia tidak mempermasalahkan dirinya yang jelas akan mendapatkan hukuman, tetapi disamping itu Lista juga harus masuk ke dalam daftar hukuman tersebut.
"Baik, semuanya dimohon untuk tenang dan mendengarkan hukuman yang akan disampaikan oleh Dina."
"Seperti yang dikatakan Mia tadi, benar Mia kak Lista juga mendapatkan hukuman yaitu hafalan qur'an surat At-taubah sesuai dengan undang-undang yang tertera pada nomor lima belas. Karena kak Lista sudah sangat sering melanggar peraturan ini, jadi hukumannya ditambah yaitu bersih-bersih halaman pondok. Kemudian yang kedua yaitu Mia dan Hana akan mendapatkan hukuman berupa bersih-bersih halaman pondok dikarenakan menyembunyikan perbuatan zina yang dilakukan oleh Syila. Lalu untuk Syila kak Shakira yang akan menjelaskan."
Lista seketika mengumpat dalam hatinya karena hukumannya ditambah. Sungguh sangat menjengkelkan.
"Untuk hukuman yang akan diterima Syila sebenarnya sudah tercantum dalam undang-undang pondok yaitu terdapat pada nomor delapan mengenai pelanggaran berat. Hukuman sebenarnya itu adalah hafalan At-taubah tiga puluh ayat. Tetapi karena pelanggaran yang dilakukan Syila itu sudah sangat melebihi batas, dan juga berhubungan dengan gus Ezal, maka kak Shakira perlu berunding terlebih dahulu dengan Yai Anwar dan juga ibu Alma."
"Haha, mampus tuh. Semoga aja langsung dikeluarkan dari pondok biar nggak ada yang gangguin Ezal."
Lista sangat berbangga hati setelah tahu bahwa kasusnya akan dibawa sampai ke pemilik pondok. Sementara dengan wajah ditekuk, ia merasa risau saat mengetauhi bahwa kasusnya akan di bawa sampai ke pemilik pondok. Apa tanggapan Kyai Anwar nantinya? Dan hukuman apa yang akan ia terima?
---
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...