- 30 -

553 21 2
                                    

"Hah?!!"

Varel terkejut setelah mendengar jawaban dari Dini. Tapi masalah apa yang dibuat sampai Lista memakai krudung pelanggaran. Sesuai dengan pengamatannya, bahkan Renda teman Syila sendiri bilnag bahwa Syila adalah anak baik-baik yang lebih pendiam kalau di kelas. Tapi kenapa membuat masalah di pondok, lebih terkejutnya dengan Lista.

"Kenapa? Lo kenal sama anak baru itu?"

Tanya Dini heran dengan Varel yang begitu terkejut mengenai jawabannya.

"Hah? Ohh nggak kok nggak kenal, cuma kaget aja. Tapi btw, masalah apa?"

"Dini, hayoo. Ayo masuk kelas."

Seru salah satu pengurus ponok saat mengetahui Dini berbicara dengan Varel.

Melihat itu membuat Varel berdecak lidah karena kesal. Gara-gara itu pengurus dia jadi tidak tahu masalah apa yang telah diperbuat Syila dan Lista. Sepertinya dia harus mencari tahu masalah ini, dan secepatnya dia beritahu Ezal.

---

"Thank's yaa Zal, sering-sering lahh kek gini, gantian sama Chandra."

Ucap Ben setelah menghabiskan sisa minuman miliknya.

"Biasa Zal, nggak tahu bersyukur dia."

Sahut Chandra mengejek Ben dengan menunjuk menggunakan dagunya.

"Oiya, trus rencananya lo mau ngpaian lagi Zal setelah barang lo diterima sama dia?"

Tanya Alwin penasaran dengan rencana pdkt Ezal berikutnya.

"Rencana gue sii, gue kasih dia makanan atau minuman gitu. Kalian kalau tahu makanan pondok tuh ngebosenin."

"Ide bagus tuh Zal, pokoknya gue always dukung lo deh, dan jangan lupa kalau udah ketrima traktirannya lagi, haha."

"Bangsat!!! Udah-udah, gue mau bayar."

Jawab Ezal seraya menoyor kepala Ben ke depan, lalu kemudian beranjak dari kursinya menuju kasir untuk membayar semua pesanan. Mungkin akibat Ben berotak miring itu karena sering di toyor kepalanya. Apalagi Chandra yang paling sering melakukan hal tersebut.

Kini Ezal sudah berada di kamarnya, dan ketiga temannya juga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Di sana Ezal langsung menjatuhkan tubuhnya begitu saja di kasur dengan posisi melentangkan kedua tangannya. Setelah mendapat kabar bahwa barangnya diterim Syila, dia jadi membayangkan eksepresi gadis itu saat mendengarkan dirinya menyanyi. Apakah gadis itu merasa senang? Baper? Atau malah kebingungan, kenapa dirinya tiba-tiba menyanyikan lagu untuknya.

"I'lanan ala tholibat bismi Adiva Arsyila Savina min hujrati saminah wa Lista Alfiana min hujrati tasiah, min fadliki an tahdura ilal masjid fi dauril awwal al an."

*Diberitahukan kepada Adiva Arsyila Savina dari kamar delapan, dan Lista Alfiana dari kamar sembilan untuk kedatangannya di masjid lantai satu dengan segera.

Saat mendengar toa pondok putri yang menyebutkan kata Syila disebut, kedua mata Ezal membulat seketika. Apalagi Syila di panggil bersama dengan Lista, ada masalah apa mereka? Dia tahu pasti bagaimana sistem pondok putri saat melakukan persidangan untuk para santri yang melakukan suatu pelanggaran. Entah itu persidangan tertutup maupun terbuka, persidangan tetap dilakukan di dalam masjid.

Dia pun segera bangkit dari kasur, dan berjalan ke jendela kamarnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Gorden jendelanya dia buka sedikit agar para santri tidak menyadarinya. Dia melihat ke lantai dua, tepatmya di kamar Syila. Di sana terlihat Syila dan juga Lista keluar dari kamarnya masing-masing dengan diiringi teman-teman mereka. Kedua bola matanya setia mengikuti langkah kaki Syila yang menuju ke masjid.

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang