- 61 -

582 27 8
                                    

Sepulang sekolah, Alwin meminta untuk berkumpul kepada ke tiga temannya di gazebo depan rumah Ezal sore nanti. Dia ingin melihat interaksi telepati antara Ezal dan kekasih barunya. Kemudian Ezal pun langsung menuruti kemauan temannya itu. Padahal dia juga tahu Alwin jelas ada maksud lain selain itu.

Setelah menjalankan sholat ashar berjama'ah Ezal memberi tahu Varel untuk mengajaknya berkumpul di gaezebo.

"Ntar temen-temen gue kumpul di gazebo."

Seru Ezal kepada Varel yang tengah mencari sepasang sendalnya.

"Ngapain? Alwin mau modus ke Lidya??"

Tanya Varel diiringi dengan tawanya.

"Bilangnya sii mau lihat reaksi Syila setelah gue jadian."

"Oalah gitu, haha. Iya ntar gue ke sana."

Ucap Varel, kemudian mereka berdua berpisah.

Sesampainya di kamar, Ezal langsung berganti pakaian, lalu menghubungi Alwin.

"Halo Win, udah di mana?"

Tanya Ezal kepada Alwin di sebrang sana.

"Iya ini bentar lagi nyampe, lo tunggi gazebo."

Jawab Alwin yang Tengah mengendarai mobil bersama dengan Ben dan Chandra menuju rumah Ezal.

"Oke."

Lalu sambungan terputus, dan Ezal bergegas ke gazebo.

---

Sementara di sisi lain, Varel dan Renda berjalan beriringan menuju gerbang pondok putra. Renda melihat Varel yang tidak belok ke sekolah membuatnya bertanya.

"Loh bang, mau ke mana?"

"Mau kumpul sama Ezal."

"Ehh mau—"

"Gausah, lo ngaji aja sana."

Padahal belum selesai Renda berucap Varel sudah menimpali, yang jelas saja membuatnya kecewa. Padahal kan dia juga ingin kabur tidak ikut ngaji sore.

Kemudian Varel baru berjalan beberapa langkah, datang mobil putih dan mewah yang jelas saja dia tahu mobil siapa itu. Setelah mobil itu berhenti, Varel langsung menhampirinya.

"Oi, masyaa Allah ustadz Varel."

Sapa Ben yang baru saja turun dari mobil, disusul dengan Alwin dan Chandra. Lalu mereka melakukan salam pertemanan.

"Lo mau ikut gabung juga?"

Tanya Chandra kepada Varel.

"Iyaa dong, selama itu bisa kabur dari ngaji gue lakuin, haha."

Jawab Varel dengan entengnya.

"Wahhh temen kita nih. Yaudah yok ke sana."

Sahut Ben seraya melingkarkan lengannya di leher Varel dengan perasaan bangga.

"Istighfar lo Rel."

Sambung Chandra seraya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan ke dua temannya. Lalu mereka ber empat berjalan menuju gazebo, tak lupa Alwin membawa gitar bersamanya.

Saat mereka berjalan menuju gazebo mengundang banyak pandangan dari para santri putri yang sedang berangkat ngaji. Jelas saja mengundang perhatian. Siapa yang tidak salah fokus melihat empat cowo tampan lewat di samping mereka. Ezal yang melihat itu dari kejauhan membuatnya tertawa geli. Memang Alwin sengaja memlih waktu berkumpul di sore ini, demi bisa melihat Lidya.

"Sendirian aja bang."

Seru Chandra melihat Ezal yang duduk sendirian di gazebo. Smenetara Ezal hanya tertawa tipis lalu melakukan salam pertemanan secara bergantian.

"Gimana, belum lewat kan dia?"

Tanya Alwin seraya duduk di gazebo.

"Dia siapa sihh Win, ahahaha."

Tanya Chandra yang mulai menggoda Alwin.

"Bangsat!!"

Umpat Alwin kepada Chandra.

"Belum, mereka berdua belum lewat. Lidya biasanya agak ketinggalan dia berangkatnya."

Jawab Ezal untuk pertanyaan Alwin tadi.

"Ohh."

"Ohh katanya Zal."

Ucap Alwin yang tetap lanjut menggoda Alwin.

---

Seperti biasa, Syila dan ke dua temannya berangkat bareng menuju sekolah untuk ngaji sore. Tepat saat mereka bertiga berjalan keluar gerbang, Mia melihat ada segerombol anak laki-laki di gazebo. Tentu saja dia langsung fokus ke Ezal.

"Ehh ada kak Ezal sama teman-temannya tuh."

Ucap Mia memberi tahu ke dua temannya.

Mendengar itu tentu saja membuat detak jantung Syila langsung berdebar tidak karuan. Tadi pagi masih aman dan dia mulai bisa mengontrol detak jantungnya, karena posisi yang ditemui hanya Ezal. Tetapi sekarang kondisinya berbeda. Jelas saja teman-teman Ezal sudah tahu mengenai hubungan diam-diam antara Ezal dengannya.

"Pada cakep semua ya ampun."

Lanjut Mia yang berjalan dengan pandangan tak lepas dari wajah-wajah teman Ezal.

Sementara di sisi lain, Alwin yang lebih dulu menyadari akan keberadaan Syila, dan langsung mengode Ezal untuk melihat ke arah yang ditunjuk.

"Tuh, cewe lo muncul tuh."

Ucap Alwin dengan menyenggol lengan Ezal, tak lupa dengan dagu menunjuk ke arah datangnya Syila.

Di sana Ezal pun langsung terfokuskan dengan gadis cantiknya yang tengah sengaja menundukkan pandangannya tiap bertemu dengannya.

"Aseekkkk asekkkk, yang ditunggu-tunggu akhirnya nongol."

Sahut Ben melihat eksprsi berseri dari wajah Ezal.

"Ssssttt!!!!"

Varel seketika menyuruh Ben untuk tidak berbicara yang tidak-tidak, yang mengakibatkan ke dua teman Syila atau bahkan santri lain bertanya-tanya mengenai ucapan Ben tadi.

Setelah berjalan melewati gazebo Syila langsung menghembuskan nafasnya legah. Selama melewati gazebo tadi, dia benar-benar gugup seperti di ujung kematian. Pasalnya tidak hanya Ezal yang melihatnya, tetapi juga teman-temannya.

"Tadi kok pada lihatin kita yaa?? Apa cuma perasaan ana aja?"

Tanya Mia yang merasa terintimidasi setelah dilihatin cowo-cowo ganteng di gazebo.

"Iyaa Mi, ana juga."

Sahut Hana yang juga merasakan hal yang sama.

"Anti nggak merasa gitu Syil?"

Tanya Hana kepada Syila, karena dia hanya diam tidak menyahut.

"Mmm, nggak tahu, ana nggak lihat ke mereka sama sekali."

Jawab Syila mencoba se netral mungkin. Padahal memang benar itu yang terjadi.

Tepat dibelokan, Syila kembali melihat ke arah gazebo, memastikan apakah Ezal masih melihatnya apa tidak. Dan ternyata diluar dugaannya. Di sana Ezal masih melihatnya. Tanpa disangka-sangka cowo itu tersenyum lebar seraya melembaikan tangannya. Tentu saja membuat Syila syok. 

---

MAU SPOILER, ATAU INGIN TAHU KAPAN UPDATENYA? YUK LANGSUNG FOLLOW IG AKU (Ich_aaaa11).


EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang