- 60 -

374 16 2
                                    

Pagi cerah yang sesungguhnya itu, di saat Ezal hendak mengeluarkan mobil di garasi, dia tidak sengaja bertemu dengan gadisnya. Takdir baik yang jelas saja membuat Ezal semakin semangat untuk menjalani hari.

Dia sempat terpaku dengan kecantikan Syila yang tidak pernah berubah sejak pertama kali dia lihat. Hanya cukup memandangnya seperkian detik saja sudah membuatnya sangat senang, apalagi melihatnya setiap harinya.

Syila dengan sengaja memelankan langkah kakinya hingga tertinggal dengan ke dua temannya yang sudah berjalan lebih dulu. Dia tidak mau saat Ezal memperhatikannya ke dua temannya itu tahu. Dia sedikit menganggukkan kepalanya saat ke dua mata mereka bertemu, lalu kemudian dia kembali menyusul ke dua temannya.

Melihat itu membuat Ezal geleng-geleng kepala karena gemas. Dia sampai sekarang masih belum menyangka mendapatkan seorang gadis cantik dan semenggemaskan itu. Andai saja ini bukan pondok, dia bisa langsung menghampirinya dan mengucapkan selamat pagi.

"Ehh itu Ezal."

Ucap Lista yang baru saja keluar dari gerbang pondok dan tidak sengaja melihat Ezal di ujung sana.

"Dia abis senyum-senyum sama siapa itu??"

Sambung Lista dengan tanda tanya di kepalanya, karena tidak pernah melihat ekspresi Ezal yang seperti itu.

"Gatau."

Jawab Lidya yang juga memikirkan hal yang sama dengan Lista.

"Masa yang dimaksud Varel kemaren masalah cewe itu jangan-jangan cewenya Ezal?"

Sahut Dini sambil mengingat ucapan Varel kemarin sore.

---

"Ehh tumben agak lambat lagi Zal berangkat mu?"

Tanya Ben saat Ezal baru saja masuk ke dalam kelasnya.

"Abis salfok ketemu sama my bidadari."

Jawab Ezal seraya menaruh tasnya di atas meja.

"Ciiuuuhhhhh."

Ben dan Chandra yang mendengar itu membuatnya ilfeel. Ekspresi mereka sangat menadakan bahwa mereka merasa geli.

"Jijik banget gue Zal sumpah dah."

Sambung Chandra masih dengan ekspresi yang sama. Ezal pun hanya bisa tertawa melihat reaksi ke dua temannya.

---

Sangat kebetulan sekali saat Lista dan ke dua temannya masuk ke dalam kelas melihat Varel yang juga baru saja datang.

"Varel Varel."

Seru Lista langsung menghampiri Varel yang sudah duduk di bangkunya tanpa rasa takut ketauhan pengurus pondok. Sementara ke dua temannya lebih memilih langsung duduk di bangkunya daripada mengikuti kesesatan Lista.

"Apa?"

"Kata lo kemarin waktu ngobrol sama Ezal masalah cewe, cewe siapa maksud lo?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Varel menghembuskan nafas.

"Gue bilang, selebihnya gaperlu tahu."

"Yaa tapi gue penasaran. Ezal udah ada cewe kan??"

Sementara Syila masih mencoba untuk mencari tahu sebuah fakta yang belum dia ketauhi.

"Yaa kalau pun iya lo bisa apa?"

Mendengar itu langsung membuat Lista tutup mulut. Merasa dihentikan dengan tiba-tiba.

"Yaa kalau emang iya, gue tetep ngejar dia lah, toh belum istrinya juga."

Ucap Lista kemudian masih tetap kukuh dengan effortnya untuk mendapatkan hati Ezal.

"Gila lu."

---

"Ini baru aja dimulai kan?"

Ucap Alwin yang baru saja datang terlambat masuk kelas, dan posisinya sudah ada guru yang baru saja membuka mata pelajarannya.

"Iya baru mulai."

Jawab Ezal singkat. Sudah tidak bisa heran lagi jika Alwin datang terlambat. Karena memang sudah kebiasaannya seperti itu. Samoai guru saja sudah bingung mau memberi hukuman apa lagi.

"Tutor Zal."

Ucap Alwin tiba-tiba saat Ezal tengah tenang menyimak penjelasan dari guru. Ezal pun menoleh ke samping dengan tatapan bertanya.

"Iyaa tutor buat dapetin santri abi lo."

Mendengar itu membuat Ezal menahan tawa.

"Yaa lo berhenti ngejar Lidya gitu."

"Susah njir buat ketemu, kalau dia nggak di pondok gitu udah sering gue ajak keluar Zal."

Jawab Alwin jujur denga napa yang dia rasakan.

"Buktinya, gue dapet gini."

Mendengar itu Alwin menghembuskan nafasnya sebelum menimpali ucapan Ezal.

"Yaa gue kan beda Zal, lo emang ada niatan buat dapetin dia, nah gue. Kan cuma iseng."

"Emang bresngsek sejati lo."

"Kalau gitu yaa nggak usah dilanjut."

Sambung Ezal.

"Tapi gapapa lahh Zal, untung-untung kalau jadi, hehe."

Alwin memang bukan tipe cowo yang ganti-ganti pacar. Tapi kalau cewe yang dideketin banyak. Memang cowo ber uang ditambah friendly itu sangat membahayakan. Cowo yang mudah bergaul aja sudah bahaya, ditambah uang nya banyak malah makin mempermudah cewe untuk tertarik.

---

Jam istirahat pun tiba. Ezal dan ke tiga temannya seperti biasa langsung menuju ke kantin untuk makan siang.

"Win, gimana lo? Jadi minta tutor ke Ezal nggak??"

Tanya Chandra saat mereka berjalan menuju kantin.

"Orang dia nggak mau kasih tutor."

Jawab Alwin langsung.

"Wahh, Ezal mah gamau bagi-bagi ke temannya."

Sambung Ben dengan maksud bercanda.

"Dia tujuannya cuma main-main, gue kan serius."

"Uhhh se serius apa sii Zal??"

"Bangsat."

Umpat Ezal kepada Ben yang berusaha menggodanya.

"Biar ku tikung aja cewe lo Zal, kalau nggak mau kasih gue tutor."

Mendengar itu langsung membuat Ben dan Chandra tertawa keras. Sementara Ezal menatap Alwin dengan sinis.

"Lo beda agama."

---

MAU SPOILER, ATAU INGIN TAHU KAPAN UPDATENYA? YUK LANGSUNG FOLLOW IG AKU (Ich_aaaa11). 

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang