- 76 -

112 8 0
                                    

HAI HAIIIIII, WELCOME BACK READERES KU
SUDAH BERAPA LAMA INIII, HEHE LAMA BANGET YAAA...
KIRA-KIRA MASIH INGAT NGGAK YAA SAMA ALUR CERITANYA EZAL?? SEMOGA MASIH YAA..

OKEH LANGSUNG KITA KE BAB 76 NYAAA

-

-

-

-

-

-

-

-

"Ezal ada punya pasangan disana?"

Ezal sontak membulatkan matanya. Terkejut dengan pertanyaan simple dari uminya. Mengapa uminya bisa bertanya seperti itu? Apakah ada gerak gerik Ezal yang mencurigakan?

"Kok umi bisa nanya gitu?"

Bukannya menjawab, Ezal malah melemparkan pertanyaan balik ke uminya.

"Umi cuma bertanya aja, kan Ezal di sana juga nggak ada yang mengawasi jadi Ezal bisa aja kan pacaran tanpa sepengetahuan umi dan abi."

Seketika Ezal menghembuskan nafas legah. Ternyata uminya hanya sekedar khawatir bukan sedang mencurigainya.

"Nggak kok umi."

Mendengar jawaban anaknya itu membuat Alma tersenyum tipis.

"Syukurlah kalau begitu. Ingat pesan umi dan abi yaa, walaupun Ezal sudah bebas dari peraturan pondok, tapi Ezal harus tetap menjaga martabat pondok dan juga abi."

"Iya umi."

---

Sore harinya, Lista beserta kedua temannya tengah nongkrong di jemuran sambil menunggu sunset. Di jemuran selain menjadi tempat untuk bertukar cerita, juga dibuat santriwati untuk sekedar nongkrong sambil menunggu terbenamnya matahari.

"Selanjutnya anti mau gimana Lis?"

Tanya Lidya mengenai langkah selanjutnya untuk mengetahui hubungan Ezal.

"Menurut kalian gimana? Ana kepikiran buat nanya langsung ke Mia sama Hana."

Jawab Lista menanyakan suatu ide yang menarik kepada Lidya dan Dini.

"Kalau mereka sama aja nutup-nutupin gimana?"

Tanya Dini ragu akan ide Lista.

"Hey, coba anti pikir-pikir lagi lahh Din. Seorang Ezal, siapa santri sini yang nggak suka atau sekedar kagum sama dia? Ana yakin, entah Mia atau Hana pasti juga punya ketertarikan yang sama dengan kita."

Jelas Lista.

"Hmm, iya juga."

Ucap Dini.

"Nah, secara logika aja, dia bakalan iri dan merasa nggak terima kalau temennya sendiri bisa dapetin orang yang disuka. Contohnya aja kita deh, kita semua tertarik kan sama Ezal, kalau misal Lidya bisa dapetin Ezal dengan mudahnya, jelas kita merasa iri dan jengkel kan??"

"Iya sii."

Sahut Lidya mulai paham dengan maksud Lista.

"Bentar Lis, anti tahu sendiri kan si Mia itu yang paling jutek diantara mereka bertiga, emang dia mau kita tanya-tanyain??"

"Nah itu, enaknya gimana?"

Pertanyaan Dini itu lah yang dipikirkan Lista sejak tadi. Karena Lista juga merasa dari kedua temannya Syila, Mia lah anak yang paling jengkelin menurutnya.

"Gimana kalau ana coba ngajak dia langsung?"

Tanya Dini sambil berpikir keras.

"Kalau dia nanya, 'mau ngapain?' gimana?"

Sahut Lidya yang seketika membuat Lista berpikir keras.

"Gapapa, ana jawab aja 'ada yang mau kita obrolin penting' gitu aja."

"Yaudah deh, anti coba dulu."

Ucap Lista kemudian, sambil berharap Dini berhasil membawa Mia dan Hana ke sini. Kemudian Dini pun langsung beranjak turun ke lantai dua untuk menemui Mia dan Haha. Sementara Lista dan Lidya tetap menunggu di jemuran.

Sesampainya di ambang pintu kamarnya Mia, ke dua mata Dini pun langsung tertuju kepada Mia yang sedang asik mengobrol bersama Hana dan Syila.

"Salam dulu kek."

Ucap Mia sinis melihat keberadaan Dini yang tiba-tiba muncul di kamarnya.

"Mmm, Mia sama Hana boleh ikut ana bentar nggak? Ada sesuatu yang mau ana tanyain."

Tanya Dini ragu serta merasa tidak enak kepada Mia. Hanya namanya saja yang tidak di sebutkan oleh Dini membuat Syila merasakan sesuatu yang mengganjal.

"Nggak tertarik."

Jawab Mia singkat.

"Kalau boleh tahu tentang apa ya kak?"

Pertanyaan itu seketika membuat otak Dini berpikir keras.

"Mmm, ada teman kalian yang menarik perhatian ana. Pokoknya ana mau kalian bantu ana ngenalin ana ke dia gitu."

Mendengar itu membuat Mia terdiam sejenak sebelum akhirnya melemparkan pertanyaan.

"Syila nggak diajak?"

"Eh, nggak perlu Mia, kan yang di ajak anti sama Hana. Ana juga masih murid baru kan, jadi gak paham soal begituan."

"Yaudah, mau dimana?"

Dini sangat berbangga hati kepada Syila yang dengan tidak sengaja malah membantunya untuk membuat Mia dan Hana mengikuti perintahnya.

"Di jemuran aja."

---

"Hai, sini-sini duduk."

Sapa Lista dengan wajah sumringah. Dia masih tidak menyangka Dini semudah itu membawa Mia dan Hana.

"Maksud lo apaan Din?"

Tanya Mia ketus, karena dia merasa dirinya dipermainkan disini. Tidak hanya Mia, disana Hana juga merasa kebingungan, mengapa ada Lista dan Lidya.

"Eee, lebih baik kita duduk dulu, trus kita berbincang-bincang santai."

Ucap Dini mempersilahkan Mia dan Hana untuk duduk terlebih dahulu.

"Kalian pasti menjebak kita buat ngusilin Syila kan??"

Mia mencoba untuk menebak maksud dari Dini mengajaknya ke jemuran.

"Enggak Mia, makannya kita duduk dulu."

Sementara Dini masih mencoba untuk bertutur kata lembur agar Mia tidak semakin emosi. Tetapi saat ia hendak meraih tangannya, Mia langsung menepisnya begitu saja.

"Kita balik aja Han."

Ucap Mia seraya menarik tangan Hana untuk kembali ke kamar.

"Ezal udah ada pasangan, dan kita semua curiga kalau dia punya hubungan sama salah satu teman kalian."

---

HAYOOO HAYOOOO..

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang