- 84 -

116 6 2
                                    

Seseorang yang awalnya hendak membuang hajatnya menjadi terhentikan saat kedua matanya menangkap sesuatu yang seharusnya hal tersebut tidak terjadi tepat di hadapannya. Langkah kakinya kembali mundur dan mengintip di balik tembok. Jantungnya berdebar dengan kencang, masih tidak menyangka bahwa rumor yang tengah beredar itu benar adanya.

"Gapapa sayang, gapapa. Selama respon mereka masih baik ke kamu, gapapa. Yaudah jaga diri baik-baik ya, kalau ada apa-apa langsung bilang ke Renda. Aku tinggal dulu."

Ucap Ezal kepada gadisnya dengan nada yang lembut dan nyaman sekali untuk di dengar. Sebelum ia melangkah pergi, ia sempat mencium kening kekasihnya terlebih dahulu. Pada awalnya ia memang hendak keluar untuk menenangkan diri, namun sangat kebetulan sekali bertemu dengan kakasihnya yang menjadi sumber utama kekhawatirannya.

"Kalian, gue nitip pacar gue ya. Kalau dia ada apa-apa langsung bilang ke Renda."

Pesan Ezal kepada Mia dan Hana.

"Oh, iya kak."

Jawab Mia dengan gagap, karena ia masih syok berat dengan Ezal yang mencium kening Syila. Tidak hanya mereka berdua, seseorang yang dibalik tembok juga sama terkejutnya, hingga menutup mulutnya supaya tidak mengeluarkan suara. Sekujur tubuhnya bergetar hebat menyaksikan adegan tersebut. Kemudian saat mengetauhi Ezal mulai berjalan, ia pun segera berbalik badan dan lari untuk kembali ke kelas. Seketika hajat yang ingin keluar tadi menjadi hilang entah kemana.

---

Keesokan harinya, Syila merasakan keanehan dengan santri-santri di sekitarnya. Saat ia berangkat sekolah, semua pasang mata melihat ke arahnya. Tidak jarang mereka juga berbisik yang entah Syila juga tidak tahu apa yang tengah mereka bicarakan.

Tiba-tiba sekelebat pikiran hinggap di kepalanya. Ia curiga kepada Mia dan Hana membocorkan kejadian tadi malam ke salah satu santri, sehingga bisa menyebar dengan cepat. Kini ia memang tidak sedang berangkat bersama Mia dan Hana, karena mereka berdua sudah berangkat lebih awal dikarenakan ia secara tiba-tiba berkeinginan untuk BAB.

Tiba di kelas, semua mata langsung tertuju ke dirinya, begitu juga dengan Mia dan Hana. Entah apa yang sudah terjadi di dalam kelas, apakah benar yang tengah ia pikirkan bahwa kedua temannya itu membocorkan hubungannya.

"Ana nggak nyangka Syil, ternyata anti toh pacarnya kak Ezal."

Seru Bunga terus terang yang langsung membuat langkah Syila berhenti. Badannya bergetar hebat, rasa ingin pingsan seketika. Syila menoleh ke Mia dan Hana secara bergantian. Pasalnya yang mengetahui hal itu memang cuma mereka berdua.

Sementara Mia dan Hana masih dalam keadaan syok karena semenjak mereka masuk ke dalam kelas, posisi teman-temannya sudah membahas hal tersebut. Dan mereka berdua juga mendapatkan imbasnya.

"Njirr?? Apa lo bilang tadi? Syila pacarnya gus Ezal??"

Tanya seorang siswa di balik tabir yang tidak sengaja mendengar.

"Astaga Syila, gimana rasanya bisa pelukan sama seorang gus Ezal??"

Ucap teman sebangkunya Bunga dengan gayanya yang centil.

Syila seperti ditimpa reruntuhan panah yang tiada habisnya. Ia langsung terduduk lemas di bangkunya. Menundukkan kepala tidak berani melihat wajah teman-temannya yang sekarang semuanya terlihat horror di matanya. Suasana begitu mencekam sehingga suaranya tidak bisa keluar sama sekali. Air mata pun terasa tertahan, tidak bisa keluar.

"Wahh gilakk gilakk."

Semua siswa pun ikutan ramai karena tidak percaya dengan apa yang tengah dibahas oleh teman-teman cewenya.

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang