Bab XLIV

688 59 9
                                    

Harap bijak dalam membaca










"Will you marry me" haruto.

"Apa?" Jeongwoo tentu saja kaget dilamar secara tiba-tiba seperti ini, tapi saat dia melihat berlian besar yang ada dicincinya matanya menjadi berbinar.

Namum sesaat kemudian dia baru tersadar kalau seluruh keluarga haruto sedang menyaksikan mereka berdua.

"hwaaaa" byul.

"Wahhhhhh!!" karna panik jeongwoo jadi reflek menendang haruto sampai haruto terjatuh. Dan dengan cepat ia berlari meninggalkan haruto.

"Arghhhhh" jeongwoo.

"Jeongwoo" dengan cepat haruto berdiri dan menyusul jeongwoo.

"Jeongwoo tunggu berhenti, tunggu aku" seluruh keluarga haruto yang melihat fenomena itu benar-benar shock.

"Hah?" Jaehyuk.

"Yaampun" mashiho.

"Yatuhan haruto" hyunsuk memegangi kepalanya.

"Apa yang baru saja kulihat" junkyu.

"Paman haruto tidak pernah seperti itu sebelumnya" himin.

Brukk
"Ayahhh" wonyoung berteriak saat melihat ayahnya jatuh pingsan.




















Tap tap tap...
Jeongwoo terus berlari sekuat tenaga sambil memeluk byul.

"Ini tidak masuk akal bagaimana bisa dia melakukan hal yang tidak masuk akal. Pernikahan?, Sebuah pernikahan?, aku harus menikahi dia?. Apakah itu yang seharusnya terjdi?" Jeongwoo.

Disaat-saat seperti ini jeongwoo malah membayangkan bagaimana pernikahannya dengan haruto.

"Apa yang harus kulakukan?, hah rupanya rumah ini memiliki danau?" Jeongwoo berhenti berlari saat ia tiba di danau milik keluarga haruto.

Jeongwoo teringat jika dia tengah membawa byul, dengan cepat ia memeriksa kondisi byul.

"Dada da da" byul.

Hah jeongwoo bersyukur byul dalam keadaan baik-baik saja.

Sedangkan haruto baru saja sampai, ia mulai mendekati jeongwoo dengan perlahan.

"Dimana letak kesalahanya?, bukankan menikah adalah hal yang wajar untuk situasi kami?. Kalau bukan untuk itu buat apa dia kembali dan buat apa dia menemui keluargaku" tidak lama kemudia jeongwoo menengok ke arah haruto dengan tampang menakutkan.

"Kau dan aku akan apa?" Jeongwoo.

"Oh" haruto.

"Seluruh keluargamu melihat kita" jeongwoo.

"I-itu ah" haruto.

"Aku baru saja berumur 21 tahun, dan keluargamu membenciku" jeongwoo.

(Wonyoung be like: mana bisa aku benci sama mahluk segemes kalian🤧).

"Walaupun kita terikat dan memiliki bayi, kitakan baru saja bertemu dan membahas pernikahan itu terlalu jauh" jeongwoo.

Haruto baru sadar sekarang, jeongwoo masih sangat muda karna itulah mentalnya belum sepenuhnya siap.

"Aku minta maaf, aku terlalu terburu-buru lagi. Menikah bukan suatu hal yang penting, mari ambil beberapa waktu sebelum membuat keputusan besar itu" haruto.

"Tapi kau tetap akan bersamaku kan?" Haruto mengulurkan tanganya pada jeongwoo.

Dengan perlahan jeongwoo menerima uluran tangan haruto.

"Ingin pulang ke rumah?" Haruto.

"Rumahmu ada danaunya?" Jeingwoo.

"Ya sepertinya begitu" haruto.

"Yah pernikahan tidak terlalu penting, kita sudah terikat jadi dia otomatis menjadi miliku" saat akan masuk mobil haruto mendapat telefon dari wonyoung.

"Haruto ayah baru saja pingsan" wonyoung.

"Aku menunggumu paman haruto" himin.

Bukanya menjawab haruto malah mematikan sambungan telfonnya.

"Apa lagi yang lebih penting dari kebersamaan ini, aku dan dia" haruto melirik ke arah byul dan jeongwoo.

"Kita" haruto.














Beberapa jam kemudia di rumah haruto.

"Uwaaaaaa" byul.

"Byul" haruto.

"Da da da huaaaaa" byul terus saja merengek dan jeongwoo hanya bisa mengintip semua itu dari balik tembok.

"Byul ada apa?, itu momy mu" haruto.

"WAAAAAAA" bukanya tenang tangisan byul malah makin kencang.

"Hmmph kau bukan satu-satunya yang tidak suka disini, aku sebenarnya juga tidak menyukaimu" mata jeongwoo sudah berkaca-kaca.

"Jangan berkata seperti itu" haruto rasanya seperti merawat dua orang bayi sekaligus.

"Kenapa dia tiba-tiba jadi seperti ini?, aku merasa ini terlalu kepedean tapi apakah dia menjadi seperti ini karna momy nya menolak lamaranku?" Batin haruto.

"Mana mungkin dia tau hal yang seperti itu" haruto mulai menepis hayalanya.

"Oh?" Haruto menaruh byul disofa lalu merangkul jeongwoo.

"Apa yang kau lakukan?" Jeongwoo.

"Sepertinya ini terjadi karna phernomon kita" haruto.

"Apa?" Jeongwoo.

"Sepertinya dia tidak menyukai bau phernomon dari ku dan dari mu" haruto.

"Dia bahkan belum dewasa bagaimana bisa dia merasakanya?" Jeongwoo mulai berpikir sepertinya haruto sudah jadi gila.

"Bayi yang sensitif dapat merasakanya sejak kecil, aku juga seperti ini saat kecil" haruto tersenyum dan menoleh ke arah jeongwoo.

"Itu berarti?" Jeongwoo balik menoleh ke arah haruto.

"Itu artinya byul seorang dominan alpha" haruto.

"Gah" byul baru saja bersendawa.

"Byul seorang dominan alpha!!" Jeongwoo.

"Momy dan dady baik-baik saja sekarang" haruto.

Muka jeongwoo langsung berseri saat mengetahui byul seorang alpha terlebih lagi seorang dominan alpha yang langka.

"Haha gaga dada" byul.

Setelah itu byul mulai kelelahan dan mulai terlelap. Haruto menindahkan byul ke kamar tidurnya.

"Dia sudah tertidur" haruto.

"Oh?" Tiba-tiba suatu ide terlintas di pikiran jeongwoo, dengan cepat ia menoleh ke arah haruto yang ternyata juga sedang menatapnya.

Deg deg deg.....































Bersambung.....

Apaan tuh?






Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang