Bab XLVI

711 59 12
                                    

Harap bijak dalam membaca






"Ughh uhuk uhuk" jihon.

Jihon sedang tertidur dikasur karna demam.

"Hah yang benar saja" wonyoung hanya bisa menunggu diluar kamar karna jihon tidak mau menemui siapapun kecuali hyunsuk.

"Haruto anak sialan itu aku terlalu memanjakanya, bagaimana bisa dia melakukan hal itu tanpa berdiskusi dengan orangtuanya, tunggu apa..?!" Saat sedang melamun tiba-tiba jihon teringat wajah byul dan jeongwoo.

Wajah itu terus muncul dipikiranya, wajah bulat byul dan wajah jeongwoo yang memerah karna akan menangis.

"Ughh pergi kalian" jihon.














Di apartemen haruto, ia sedang menyiapkan botol susu untuk byul.

"Sudah kubilang aku tidak akan datang" haruto.

Haruto sedang menelfon seseorang sambil membuat susu untuk byul.

"Haruto ayolah ayah sudah tua dan tidak bisa diatur, kau kan anaknya. Kau hanya perlu pergi minta maaf " wonyoung.

"Setelah dia mengatakan hal itu pada kami?!" haruto.

"Baiklah setidaknya kau bisa berkunjung" wonyoung.

"Aku tidak peduli dia pingsan atau semacamnya, sebelum dia meminta maaf pada kami aku tidak ingin melihatnya. Jika hanya ini yang ingin kau katakan jangan menelfonku lagi noona" haruto.

"Harutoo" beb, sebelum wonyoung melanjukan perkatanya haruto terlebih dulu mematikan telfonya.

"Hahh" saat melihat kesamping haruto terkejut ternyata jeongwoo berada disana sejak tadi.

"Sial" batin haruto.

"Apa ayahmu sedang sakit?" Jeongwoo.

"Tidak dia baik-baik saja, jangan kawatirkan apapun" haruto.

"Kau bilang dia pingsan dan.." jeongwoo.

"Tidak apa dia hanya membuat sedikit pertunjukan" haruto merangkul pundak jeongwoo dan mengajaknya pergi.

"Apa kau yakin kau tidak perlu mengunjunginya?" Jeongwoo.

"Untuk apa, semakin tua umurnya semakin dia bertingkah seperti anak kecil. Janga kawatir ya?, kau harus kembali belajar" haruto.

(Durhaka lu to sama babe jiun😭)

Jeongwoo tampaknya tak puas dengan jawaban haruto, terlihat wajahnya masih kawatir memikirkan sesuatu.

"Shit, dia semakin terlihat tertekan setelah kita pulang dari rumah keluargaku. Bahkan dihari itu aku sangat yakin dia akan marah padaku, tapi.." haruto mengingat kembali kejadian saat ia mengempur jeongwoo habis-habisan. Ia sudah siap dimarahi jeongwoo pada kesokan harinya, namun kenyataanya sangat berbeda dengan yang ia bayangkan.

Saat bangun jeongwoo hanya cemberut dan langsung keluar kamar tanpa memarahinya.

"Kau baik-baik saja?" Haruto.
"Iya" jeongwoo

"Hanya itu?, tunggu oh...ternyata dia menahanya" haruto mengikuti jeongwoo sampai ke kamar mandi, dan terlihat disana jeongwoo sedang menahan emosinya sambil menyikat gigi dengan kasar.

"Ditambah lagi dia sangat buruk dalam menjaga byul, aku tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi " haruto.

"Kenapa kita tidak pergi untuk tes sekolahmu?" Haruto.

Mendengar itu jeongwoo jadi sedikit senang.

"Tapi bahkan pada tes yang dilakukan untuk membuatnya semangat..".

Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang