Bab XXV

743 58 5
                                    

Harap bijak dalam membaca











Nyam nyam nyam

Jeongwoo sekarang sedang makan bersama asahi dan haruto. Tapi ada yang aneh sekarang jeongwoo jadi lahap sekali saat makan, bahkan jatah bagian haruto dan asahi pun ikut dimakan. Haruto hanya bisa diam dan melihat jeongwoo, sedangkan asahi sudah menatap jeongwoo dengan tatapan julit.

"Apakah dia tidak menyadari bentuk perutnya sekarang?" Asahi.
"Aku merasa perut itu seperti akan meledak" Haruto.

"Hah ini bagus, aku merasa lebih baikan daripada tadi" jeongwoo yang sadar perutnya jadi sedikit membuncit mengelus-elus perutnya. "Apakah berat badanku bertambah?, haruskah aku melakukan diet" lalu tanpa sengaja ia menatap mata haruto.

"APA KAU LIHAT-LIHAT, APA ADA SESUATU DIWAJAHKU?!" Jeongwoo.
"Tidak, tidak ada apapun" Haruto.

Jeongwoo menatap asahi dengan jengkel, "dia sangat menggangu, dia disini setiap hari seperti warna putih pada beras. Apakah dia tidak punya tempat lain untuk pergi?💢" jeongwoo sekarang sedang menatap asahi yang mengambil makanan lagi didapur, asahi mengambil makanan lagi karna makanan dipiringnya tadi sudah dihabiskan oleh jeongwoo.

"Kenapa pagi-pagi kau sudah disini?" jeongwoo.
"Apa kau sudah lupa?" Asahi.
"Aku sudah mengatakanya padamu, kita akan tampil di luar kota. Dan baru kembali besok" haruto.

Muka jeongwoo langsung bersinar seketika. "Akhirnya aku bisa sendirian".

"Tapi karna takut kau merasa bosan, aku memanggil temanmu untuk menemanimu" haruto mempersilahkan junghwan masuk.

"Hehe apa kabar" junghwan.
"BOSAN PANTATKU, KAU MEMANGGILNYA KEMARI UNTUK MENGAWASIKU KAN!!", Jeongwoo sama sekali tidak percaya bahwa haruto mengkawatirkanya, dipikiranya sekarang haruto membawa junghwan untuk mengawasinya agar tidak berbuat onar.

"Tolong jagalah dia" haruto.
"Tenang saja kau tidak perlu kawatir" junghwan.
Dua orang ini tidak mempedulikan jeongwoo dan malah berjabat tangan.

"Sampai jumpa" haruto berpamitan pada jeongwoo. Asahi juga ikut berpamitan tapi cara berpamitanya agak berbeda, asahi menjulurkan lidahnya dan memberikan jari tengah pada jeongwoo. Jeongwoopun membalas mengacungkan jari tengahnya ke arah asahi.

"Tidak usah banyak tanya, jangan kawatir" jeongwoo. Akhirnya asahi dan harutopun pergi meninggalkan rumah.

"Kau berapa banyak dia membayarmu?" Jeongwoo mulai mengintrogasi junghwan.
"Membayar apanya, aku disini untuk bermain bersamamu" wajah junghwan sudah mengeluarkan banyak keringat, karna itu akhirnya junghwan berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

"Hey kau terlihat lebih baik" junghwan.
Jeongwoo yang mendengar itu langsung tersenyum, "ya terimakasih karna morning sicknes ku sudah berakhir".

(Ah jadi karna ini pagi tadi jeongwoo makan seperti orang kesurupan)

Junghwan hanya menatap heran kearah jeongwoo, tapi tidak lama mata junghwan salah fokus. Ia melihat perut jeongwoo "perutnya terlihat buncit", junghwan hanya membatin saja karna kalau dia bicara hal itu pada jeongwoo sudah dipastika ia tak akan selamat😭.

Junghwan melihat-lihat sekitar, "rumah ini sangat bagus, aku harap aku bisa tinggal ditempat seperti ini".

"Yah benar tinggal dirumah sepanjang hari itu sama saja dengan dipenjara" jeongwoo.

"Dia tidak akan membiarkanku malakukan apapun karna katanya aku butuh banyak istirahat" jeongwoo.
"Hah apa kondisimu masi rentan untuk kehilangan bayinya?" Junghwan mulai kawatir pada jeongwoo.

Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang