Harap bijak dalam membaca
"Ah?".
"No no no" haruto.
"KAU BILANG APAAA?!" asahi.
Haruto dan jeongwoo bergegas pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi jeongwoo. Di dalam mobil haruto terus mengeluarkan keringat dingin.
"Apa kau yakin akan baik-baik saja?, bagaimana jika ada reporter yang mengikutimu?" Jeongwoo.
"Asahi sudah mengamankan hal itu" haruto.
"Bagaimana dengan pekerjaan?" Jeongwoo.
"Itu tidak penting sekarang" haruto.
Jeongwoo memegangi perutnya, apa ia akan hamil lagi?. Apa ia akan memberikan adik pada byul?.
"Aku tidak dalam sirkel heat ku" jeongwoo.
"Tetap saja kita harus memeriksakanya, ingat kita memiliki byul juga karna hal ini" haruto masih berusaha fokus untuk menyetir.
Jeongwoo tertunduk sambil memengangi perutnya.
"Da dada" byul.
"Bagaimana jika kita memiliki anak kedua?" Batin haruto.
Di dalam ruang pemeriksaan baik haruto maupun jeongwoo merasa sangat tegang.
"Baiklah tapi kita tidak bisa memastikan dia hamil atau tidak secepat ini" dokter.
"Ini penting untuk kami, apa tidak ada hal lain yang bisa anda lakukan?" haruto.
"Hmm" dokter mengecek hasil fisum jeongwoo.
"Ada satu hal lain yang penting, lihat ini" dokter mengarahkan monitor ke hadapan haruto dan jeongwoo.
"Kau lihat ini adalah uterus milik mr. Park, saya melihat ada sedikit keanehan disini. Lihatlah uterus mr. Park berbeda dengan uterus normal, di sini terlihat tidak ada ruang bagi bayi untuk tumbuh" dokter.
Mendengar itu haruto tentu saja kaget.
"Itu artinya?" Haruto.
"Ya itu artinya tidak lama lagi bagian itu akan kehilangan fungsinya" dokter.
Mendengar hal itu jeongwoo langsung menyentuh perutnya.
"Jadi ada yang salah dengan tubuhku?" Batin jeongwoo.
"Itu artinya mulai dari sekarang..."
Baik jeongwoo maupun haruto langsung terdiam saat mendengar kabar buruk itu.
"Dada" byul meminta haruto untuk mengendongnya.
"Apa ini mungkin terjadi karna dia tidak mendapatkan istirahat yang cukup setelah melahirkan?" Haruto mulai mengendong byul.
"Sulit untuk mengidentifikasi apa penyebab masalah ini. Tapi yang pasti hal ini sering terjadi pada omega biasa, jadi anda jangan merasa berkecil hati" dokter.
Haruto dan jeongwoo keluar ruangan pemeriksaan masih dengan keadaan terdiam.
"Aku tidak menyangka ini sama sekali, memiliki anak kedua bukan masalahnya. Aku seharusnya mengeceknya saat dia kembali" batin haruto menyesal.
"Shit".
Haruto melirik ke arah jeongwoo yang berjalan lurus dengan terdiam. Ia jadi merasa kawatir pada jeongwoo, baru saja mereka berbaikan apa tuhan sudah mengirimkan masalah baru pada mereka. Ia tak mau hubunganya dengan jeongwoo rusak hanya karna rasa kecewa jeongwoo terhadap dirinya sendiri.
"Jeong..??!".
Haruto heran kenapa muka jeongwoo memerah?, apa dia sedang menangis?.
"Jeongwoo apa kau baik-baik saja?" Haruto.
"T-tidak apa-apa" jeongwoo memalingkan mukanya.
"Ada apa?, apa kau meresa tidak enak badan?" Haruto.
"Ughh" muka jeongwoo semakin memerah.
"Hah phernomonya" jeongwoo mengeluarkan bau phernomon yang sangat manis.
"Huh?".
Jengwoo mulai membalikan badanya dan menatap mata haruto.
"J-jadi mulai sekarang kita tidak perlu mengunakan p-pengaman?" Jeongwoo.
Bummm...
Muka haruto langsung memerah, jadi sedaritadi jeongwoo memikirkan hal itu?. Ia kira jeongwoo kembali terpuruk dan ingin melarikan diri darinya lagi."Uhh" haruto.
"Pikiran yang entah darimana berubah menjadi sexual" batin haruto.
Area 18+
Sepulangnya dari rumah sakit mereka berhasil menidurkan byul, haruto memasang cctv di kamar byul yang tersambung pada i-pad miliknya yang ada di kamar.
Deg deg deg
Sekarang haruto tengah mengukung badang jeongwoo. Jeongwoo hanya menutupi tubuh telanjangnya menggunakan selimut, sementara haruto hanya mengunakan bathrobe dan celana dalam.
"Hey apa ini tidak menganggumu?" Haruto.
"Kenapa?, apa kau ingin anak kedua?" Jeongwoo.
"Tidak-tidak, tidak sama sekali. Mengetahui ada masalah pada badanmu itu membuatku merasa sangat bersalah" haruto.
"Kenapa kau merasa bersalah?, ini kan badanku dan aku baik-baik saja dengan itu" jeongwoo.
"Jadi apa kau mengatakan bahwa kau tidak ingin melakukanya?" Tangan nakal jeongwoo mulai menyentuh milik haruto yang menggembung di dalam celana.
"Nghhh".
Jemari lentik jeongwoo mulai mengurut perlahan milik haruto yang sangat besar, bahkan ia harus menggunakan dua tangan agar bisa menangkup seluruh milik haruto.
"Hah hah apa kau yakin tentang ini, kau mungkin saja masih bisa hamil" haruto menahan gejolak nafsunya yang sudah membuncah.
"Jika begitu kita akan memiliki anak kedua" nyatanya pikiran jeongwoo tidak ada disana, sedari tadi ia hanya fokus pada milik haruto yang sangat besar.
"Ini sangat besar" batin jeongwoo malu.
"APA?!, tapi itu semua sangat berat bagimu" haruto.
"Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya" jawab jeongwoo acuh, ia masih asik bermain dengan milik haruto.
"Wow apa ini jeongwoo yang ku kenal?".
"Hey kenapa ini jadi semakin besar hmphhh"jeongwoo.
Haruto menarik kedua tangan jeongwoo dan menahanya di atas kepala jeongwoo.
"Mnhh anghh nghh" haruto mengarahkan tangan jeongwoo untuk mengalung ke lehernya.
"Rasanya aku ingin cum" haruto.
"Lakukan saja" jeongwoo.
Cup
"Tidak, aku akan mengeluarkanya disini" sambil menunjuk perut jeongwoo."Nghhh".
"Aku akan memasukanya".
Perlahan milik haruto mulai masuk menerobos lubang sempit jeongwoo.
"Nghh ahhh" jeongwoo meremat bantal yang ada di sisinya untuk menahan rasa sakit yang sebentar lagi akan berubah menjadi nikmat.
Dengan sekali hentakan haruto memasukan miliknya dengan sempurna ke dalam tubuh jeongwoo.
"Ahhhh".
Bersambung.....
Bisa gitu ya bang?, gimana plot twist nya?🤣.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is An Illusion | Hajeongwoo
Romance"Aku bukan omega!!" jeongwoo "Mau kau menyangkalnya dengan cara apapun itu tidak akan mengubah fakta kalau kau itu seorang omega" haruto Mengambil cerita dari manga "Love Is An Illusion" Bercerita tentang kisah dua orang asing yang akhirnya terjebak...