Bab LIII

666 54 11
                                    

Harap bijak dalam membaca









"Jadi kau mengatakan pria ini adalah jenius matematika?" Asahi.

Dengan santai jeongwoo menunjukan 5 lembar tes matematikanya yang semuanya mendapatkan nilai sempurna.

"???" Asahi.

"Jika kau memang sepintar itu, bagaimana bisa kau tidak tau caranya menganti popok dengan benar" asahi melemparkan popok byul pada jeongwoo.

Dengan cepat jeongwoo menghindari lemparan asahi.

"Ekk, apa aku harus pintar dalam segalanya?" Marah jeongwoo.

"Hah aku minta maaf byul, paman asahi berjanji akan mengajari momy mu dengan benar. Okay?" Asahi.

"Heheh kyahaa" byul.

"Bukankah kau bayi yang sangat ceria byul♡" asahi menoel-noel pipi byul.

"Ughhh, PERGI DAN JANGAN PERNAH KEMBALI" jeongwoo merasa cemburu karna byul menyukai asahi.

"Memangnya aku harus melakukanya?" Asahi.

Haruto hanya menyaksikan pertengakar itu dan tidak mau ikut campur. Ia duduk disofa sambil mengerjakan musik terbarunya.

"Aku kawatir untuk sesuatu yang tidak perlu" batin haruto.

"Jangan bertingkah seperti kau adalah temanya byul" jeongwoo.

"Apa yang harus kulakukan jika dia sangat menyukaiku?" Goda asahi.

"Buu" byul.

"Kau.." tiba-tiba jeongwoo merasakan ada hal yang aneh pada tubuhnya.

"Ada apa?" Asahi merasa ada yang aneh pada jeongwoo.

"Kurasa hal itu lagi" jeongwoo mengaruk tengkuknya.

"!!" Asahi.

"Itu lagi?" Asahi berbisik pada jeongwoo.

"Sialan tapi bukankah ini baru terjadi kemarin?" Jeongwoo.

"Tidak itu sudah terjadi sebulan yang lalu, hmm mungkin karna sudah jadi stabil" asahi.

"Hey kau jangan pernah mengatakan hal yang terjadi terakhir kali atau aku akan membunuhmu, paham?" Jeongwoo.

"A-apa kau gila, tentu saja aku tidak akan mengatakanya" muka asahi mulai memerah saat mengingat kejadian saat ia membantu jeongwoo masturbasi mengunakan tanganya.

"Hmmp" jeongwoo.

"Jika aku bisa aku ingin menghapus ingatan itu dari otak ku" asahi.

"A-aku juga akan melakukanya jika bisa, hanya katakan saja supresan apa yang kau pakai saat itu?" Jeongwoo.

"Supresan?" Jeongwoo dan asahi jadi kaget karna kedatangan tiba-tiba haruto.

"Supresan apa?" Lanjut haruto.

"Mmm ah!, dia mengalami masa heat saat berada dirumahku" asahi sangat gugup sekarang.

"Dia sedang dalam heat?" Haruto.

"Umm iya tapi untungnya aku menemukan supresan yang tepat untuknya, dan sepertinya itu datang lagi. Aku akan pergi keluar dan membelikan pilnya" asahi hendak kabur dari introgasi haruto.

"Hey bawa aku ber.." belum sempat lari haruto sudah menahan pundaknya.

"Tunggu kenapa kau memerlukan supresan saat ada aku?" Haruto.

"Apa?" Jeongwoo.

"Apa kau tidak akan melakukanya dengan alpha yang terikat denganmu saat heat?" Haruto.

"Apa?, t-tapi pilnya bekerja dengan baik" sangkal jeongwoo.

"Benarkah?" Haruto nampak sedih.

"Tapi itu akan lebih baik jika kau melakukanya dengan alpha daripada minum pil. Kalian berdua tidak pernah kencan dengan benar kan?, aku akan menjaga byul. Kalian berdua pergilah untuk kencan" asahi.

Jeongwoo menatap asahi dengan wajah kesal, kenapa asahi malah menyarankan kencan. Ia malu jika harus melakukan itu dengan haruto saat heat, karna ia tau jika ia sedang heat maka prilakunya tidak bisa terkontrol. Bisa-bisa dia mempermalukan dirinya sediri dihadapan haruto.

"Arggg" jeongwoo.

Haruto menatap wajah jeongwoo dengan penuh harap.

"Sial, ta-tapi aku tidak mau hal itu terjadi lagi" ingatan jeongwoo saat ia meminta bayi pada haruto terputar kembail.

"Tapi jika tidak melakukanya aku akan merasa tersiksa seperti saag dirumah asahi, jadi aku harusnya baik-baik saja kan sekarang?".









Sesampainya dikamar hotel, jeongwoo langsung terduduk lemas dilantai. Sepertinya heatnya sudah semakin parah, ia sudah tidak bisa mengendalikan tubuhnya lagi.

"Hah hah hah" jeongwoo.

"J-jeongwoo kau baik-baik saja kan?" haruto.

"Ini rasanya panas" jeongwoo mulai melepaskan sweter dan kaos yang ia kenakan.

Area 18+













































"Hnggh" setelah semua pakaiyanya terlepas, ia lanjut melepas celanan miliknya sampai tubuhnya telanjang sepenuhnya dihadapan haruto.

Haruto yang melihat itu hanya bisa terdiam sambil membuka mulutnya lebar.

Dengan cepat jeongwoo menghampiri haruto dan mencium bibir tebal milik haruto.

"Mnghh" jeongwoo.

"Mmnn nghh" sambil berciuman jeongwoo mendorong tubuh haruto untuk tidur di sofa.

"Mnnhh nggh ahh" jeongwoo mengesek-gesekan miliknya pada milik haruto yang sudah sepenuhnya menegeras.

"Akhh" haruto tersentak karna jeongwoo mengigit bibirnya.

"Hah hah j-jeongwoo" jeongwoo masih saja mencumbui haruto, sekarang ia tengah menciumi leher haruto.

"Ini manis, rasanya sangat manis" jeongwoo perlahan mulai turun ke area  paha milik haruto.

Jeongwoo menjilati milik haruto yang masih tertutupi celana. Karna sudah tidak tahan dengan cepat jeongwoo membuka resleting celana haruto dan mengeluarkan milik haruto.

"Jeongwoo, jeongwoo tunggu aku bahkan belum mandi" haruto berusaha mendorong kepala jeongwoo menjauh dari miliknya.

"Aku ingin menghisapnya, aku akan menghisapnya!" Jeongwoo.

"Kau sangat menyukainya ya?" mendengar perkataan jeongwoo yang mengemaskan haruto jadi tersenyum.

Dengan cepat jeongwoo berdiri dan berteriak.

"AKU SUKA PENIS!" jeongwoo.

(Oho ya ampun dipastikan jeongwoo yang sadar aka memukul jeongwoo yang tengah heat saat ini🤣)

"Mphhnn nngh" jeongwoo mulai mengulum milik haruto dan mengurutnya perlahan.

"Ini terlalu besar" jeongwoo.

Slrupp
"Ahh nghh mmn" haruto melebarkan pahanya menikmati setiap hisapan dari mulut hangat jeongwoo.

"Akhh ughh tu-tunggu" haruto berusaha mendorong kepala jeongwoo menjauh, tapi bukanya menjauh jeongwoo malah semakin memasukan milik haruto kedalam mulutnya.

Splurtt
"Nghh hah hah" akhirnya haruto jadi keluar di dalam mulut jeongwoo.

Jeongwoo menjilati cairan milik haruto sambil menatapnya.

"Ini rasanya enak".







Bersambung....

Suka gak kekontrol emang anaknya🤣🤣.

Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang