Bab XIX

963 61 0
                                    

Harab bijak dalam membaca

Masih bersama..
Area 18+



















































































Dret drett..
Bunyi telefon jeongwoo yang berbunyi.

"Kenapa jeongwoo tidak mengangkatnya" jay jadi sedikit cemas, apakah jeongwoo baik-baik saja. Ia melihat keluar jendela, diluar sedang hujang sangat deras.

"B-berhenti jangan lakukan itu" jeongwoo sangat ketakutan sekarang.

Jlebb
"Ahhhkhh"
Jeongwoo melihat mata haruto, mata itu tidak seperti biasanya. "Matanya".

"Tahan dirimu, apakah kau tau kau sedang melakukan apa" jeongwoo mencoba mendorong haruto menjauh ya walaupun itu sia-sia.

Haruto memasukan miliknya semakin dalam.

"Haahh akhhh ah".

"Tidak, ahh hah tidakk arghhhh" milik haruto sudah masuk sepenuhnya kedalam tubuh jeongwoo.

Dipeluknya tubuh haruto dengan erat, "ah ah ahh ughh" jeongwoo mendesah tepat disebelah telinga haruto.

Cereak creak
Suara decitan ranjang menemani desahan merdu jeongwoo pada malam hari ini.

"Mmph mmmnh" haruto mencium jeongwoo, ia memasukan lidahnya kedalam mulut jeongwoo dan mengabsen bagian dalam mulut jeongwoo.

"Dimana, dimana itu" haruto mencari-cari titik swet spot jeongwoo.

"Eummm mmphh" jeongwoo merasakan sesuatu di dalam sana, perutnya terasa berkedut.

"Ahh" haruto melepaskan ciumanya dengan jeongwoo.

"Aku menemukanya" haruto tersenyum.

"Ah ah no no, not there" haruto tidak mendengarkan perkataan jeongwoo ia malah semakin dalam memasukan miliknya.

"Aaarghhhh!!" Aneh ini rasanya aneh.

Tubuh jeongwoo melengkung ke atas, ia merasakan nikmat yang sangat luar biasa. "Ah hah ahh" tubuhnya bergetar, tanpa sadar ia mencakar lengan haruto.

Splurrt..
Haruto keluar didalam jeongwoo.

"Hah hah hah" haruto.
"Waaahhhh" tangisan jeongwoo yang sangat kencang membuat haruto tersadar kembali.

"Itu sakit, rasanya sakit" air mata jeongwoo mengalir deras, ia merasakan sakit karna milik haruto yang semakin membesar.

"Ughh" haruto.
"Tidak, tidak itu bertambah besar. Itu bertambah besar di dalam ku huaaa" jeongwoo memukul-mukul pundak haruto.

"Keluarkan, keluarkan sekarang" jeongwok benar-benar kesakitan sekarang, kenapa milik haruto jadi semakin besar?.

"Ahh shit, maaf aku tidak bisa" haruto.
"Apaa!!" Jeongwoo.
"Aku mengknot mu, jika aku mengeluarkanya sekarang kau akan merasa kesakitan" haruto sangat malu sekarang, apa yang sudah ia perbuat. Apa ia orang cabul?.

Jeongwoo shock, matanya sudah melotot. "Knot!, dia mengknot ku?!".

"Uwahhhhh hiks hiks"
Tangis jeongwoo semakin pecah, apa maksudnya dengan mengkenotnya.

"Apa yang kau lakukan, kau bajingan brengsek gila. Itu sangat sakit" jeongwoo menjambak rambut haruto.

"Maaf-maafkan aku, hanya.." haruto mengangkat tubuh jeongwoo untuk mengubah posisi. "Oww ackk" jeongwoo merintih kesakitan.

"Mari mencoba posisi lain, okay?" Haruto.
"Ugghh ah hah" sekarang posisi mereka terbalik, jeongwoo sekaranag berada diatas haruto. Tubuh mereka menempel satu sama lain, jeongwoo masih saja menangis.

"Ini sakit, sakit hiks hiks"
"Shh jangan bergerak, ini akan segera membaik" haruto terus-menerus menenangkan jeongwoo dengan menepuk-nepuk punggung jeongwoo, sesekali dia juga mengecup kepala jeongwoo.

"Kau bajingan, kau brengsek" jeongwoo.
"Apakah itu sangat sakit?, maaf aku benar-benar minta maaf" haruto pun mencium jeongwoo berharap ciuman itu dapat sedikit menenangkannya.

Ke esokah harinya

"Huaaa, ughh" jeongwoo hampir saja terjatuh. Tenaganya masih belum pulih sekarang tapi dia memaksakan diri untuk berjalan.

"Tunggu" haruto membantu jeongwoo berjalan.

"Aku benar-benar minta maaf" haruto.
"Lalu apa?, apa kau pikir itu mengubah sesuatu. Kau bilang itu akan membaik nanti, membaik apanya brengsek" jeongwoo masih saja menangis.

"Apa yang akan kau lakukan jika aku hamil?" Jeongwoo.
"Kau sedang tidak heat jadi kau mungkin tida.." jeongwoo memotong kata-kata haruto.
"Terserah, aku tetap akan membunuhmu bajingan" jeongwoo merapihkan baju-bajunya, memasukanya ke dalam tas yang akan ia bawa pergi.

Hiks hiks
Haruto sangat panik, bagaimana bisa ia membiarkan jeongwoo pergi dalam keadaan seperti ini.

"Hanya saja maukah kau berbicara sebentar kepadaku" haruto berusaha menahan jeongwoo sekuat tenaga.

"Jangan sentuh aku" jeongwoo.

Bep bep bep
"Masterr" asahi masuk dengan wajah yang sumringah.
"Masterr, oh kau disitu aku membawakan kue kesukaan..".

HOEKKK
Jeongwoo menutup mulutnya, apa ini dia merasa sangat mual.

Haruto dan asahi langsung terdiam kaget,  Muka jeongwoo sudah sangat pucat.

"A-apa ini" jeongwoo.























Bersambung...

Wahhh topcer juga si tono.teubayy👋

Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang