Bab XXIX

727 56 1
                                    

Harap bijak dalam membaca

Deg deg deg
"Kenapa?, kenapa dia disini sekarang?" Ingatan buruk masa kecil jeongwoo terputar kembali di ingatan jeongwoo. Saat dimana dirinya yang masih kecil disiksa oleh kata-kata kasar dari ayahnya dan dirinya yang ditelantarkan dirumah sendirian.

(Ditelantarkan sendirian di rumah ini maksudnya jeongwoo di kasih uang,  dikasih makan tapi dia sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari ayahnya)

Saat jeongwoo melihat betapa baik ayahnya pada anak dan keluarganya yang sekarang itu membuat hatinya semakin tergores. Tawa dari keluarga itu bagaikan sayatan pada hati jeongwoo, saat melihat ayahnya tertawa rasanya dunia jeongwoo mulai runtuh satu persatu.

Jeongwoo langsung berbalik badan tubuh kecilnya mulai bergetar. "Bagaimana jika kita bertemu satu sama lain?, tidak-tidak.." jeongwoo.

Prangg
Jeongwoo menjatuhkan piringnya karna tangannya mendadak jadi lemas. Pandangan semua orang yang ada disana langsung tertuju pada jeongwoo tidak terkecuali haruto dan ayah jeongwoo.

Haruto langsung berlari ke arah jeongwoo. "Ada apa, apa kau baik-baik saja?" Haruto.

"Apa dia baik-baik saja" staf.
Saat haruto melihat wajah jeongwoo ia kaget karna wajah jeongwoo sangat pucat, sekarang tubuhnya bergetar dan mengeluarkan banyak keringat.

"Apa yang terjadi?" Haruto.
"D-di b-belakang itu.." jeongwoo.
"Siapa?" Haruto.
"A-ayah" jeongwoo.
Mata haruto langsung terbuka lebar, haruto berusaha menutupi jeongwoo sambil menenangkanya.

"Dimana?" Haruto.
"Di belakang bersama anak-anak" jeongwoo.

Haruto melirik ke arah belakang, disana terdapat lelaki paruh baya yang sedang mengendong salah satu anaknya. "Ayah itu tadi hyung yang kubicarakan!" Salah satu dari anak itu berbicara pada ayah jeongwoo.

"Tidak, aku tidak ingin dia mengetahuinya, aromaku!" Jeongwoo mencekram lengan baju haruto dengan kuat.

"Apa yang harus kulakukan jika dia mengenali aromaku?" Jeongwoo.
"Tenang jika kau tidak menunjukan dirimu dihadapanya dia tidak akan tau, apa kau paham?" Haruto masih terus menenangkan jeongwoo yang sudah berkaca-kaca.

Jeongwoo mulai sedikit tenang, "jangan kawatir dia tidak akan mengetahuinya, ayo berjalanlah perlahan" haruto menuntun jeongwoo untuk berjalan pergi dari sana.

"Apa dia baik-baik saja?" Haruto menengok ke arah belakang ternyata itu suara ayah jeongwoo.

"Dia sedang hamil bukan, apa kau perlu bantuan?" June (ayah jeongwoo).

Badang jeongwoo mulai bergetar lagi, kali ini jeongwoo tak kuasa menahan tangisnya saat mendengar suara sang ayah setelah sekian lama.

"Tidak ini baik-baik saja" haruto berusaha setenang mungkin.
"Tapi bahkan jika kau mengatakan itu, sepertinya situasimu tidak terlihat baik-baik saja" june.

Haruto mulai mengeluarkan phernomon mengancam untuk melindungi jeongwoo, semua orang yang ada disana merasa nafas mereka tercekik. Karna haruto adalah satu-satunya dominan alpha yang ada disana, jadi kekuatan phernomon mereka semua tidak sepadan jika dibandingakan dengan haruto.

Jeongwoo memegangi baju haruto dengan sangat kencang.

"Tidak terimakasih" haruto berlalu pergi dari sana bersama jeongwoo, ia berjalan  dengan santai sambil mengendong jeongwoo dan mengabaikan tatapan takut dari semua orang. Sangking takutnya jeongwoo sampai memeluk erat haruto dan menyembunyikan wajahnya dipundak haruto.











Dirumah sakit, jeongwoo tengah berbaring diruang pasien. Saat ini jeongwoo tengah tidur karna mengalami shock dan kelelahan.

"Yah dari semua yang kuperiksa dia baik-baik saja bayinya juga sehat, hanya saja ia sedikit mengalami shock dan kelelahan" dokter.
"Baiklah terimakasih" haruto.

"Apakah kau merasa baikan sekarang?" Haruto.
"Iya, apakah bayinya baik-baik saja?. Aku kawatir karna tadi tiba-tiba kondisiku menjadi buruk" Jeongwoo.

Haruto menggenggam tangan jeongwoo, "it's okay jangan kawatir, apa kau ingin menginap di rumah sakit?" Haruto.

Jeongwoo mengelengkan kepala dan mulai menangis. "Aku ingin pulang kerumah".

"Baiklah" haruto mengusap-usap lembut pipi jeongwoo.












Sesampainya mereka di rumah jeongwoo langsung tertidur, haruto yang melihat jeongwoo sudah tidur langsung meningalkan kamar jeongwoo dan berlalu masuk kamarnya sendiri.

Saat dikamar haruto mulai melamun tentang kejadian malam tadi, "jadi itu ayahnya, dia berusaha terlihat kuat meskipun dia sangat ketakutan saat bertemu ayahnya. Apa yang sebenarnya terjadi..?".

Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan haruto, ia segera bangkit dari tidurnya. "Masuk" haruto.

Cklek, tenyata itu jeongwoo ia memba bantal dan boneka kelinci kesayanganya, jeongwoo tampak ragu-ragu saat akan berbicara. Tapi akhirnya ia mengatakanya juga.

"Bisakah aku tidur denganmu?" Jeongwoo.







































Bersambung....
Langsung up 2 bab ya bab 28 dan 29😌

Karna tadi liat orang-orang yang baca pada baca bab 29 dulu dan gak baca bab 28 jadi aku up ulang biar bacanya dari bab 28 dulu. Karna kalo gak urut bacanya takutnya ntar ceritanya jadi gak nyambung. Jadi mohon maaf ya atas ketidaknyamananya. Selamat membaca♡♡.







Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang