Bab LXVIII

572 50 8
                                    

Harap bijak dalam membaca
Area 18+

























































"Jeong...".

Belum selesai berbicara mata haruto sudah melebar melihat apa yang jeongwoo lakukan di dalam kamar.

"Apa-apa yang sedang kulihat?, jeongwoo sedang masturbasi?!" Haruto.

"Hmm" jeongwoo masih terus memengangi kemeja haruto sambil sesekali mencium aromanya.

"Ah hah ahh" jeongwoo menaik turunkan tanganya untuk memanjakan miliknya yang sudah keras.

Perlahan ia mulai memasukan satu jarinya ke dalam lubang miliknya.

"Shit aku kira ini akan bekerja, aku bahkan belum basah sama sekali" batin jeongwoo kesal.

"Apa yang dia lakukan pada tubuhku?, aku bahkan tidak sedang dalam heat".

Jeongwoo mulai menirukan hal yang sering haruto lakukan pada tubuhnya saat mereka bercinta. Ia mulai menyingkap kaos miliknya dan menyentuh putinya sendiri. Tapi tetap saja rasanya berbeda dengan yang dilakukan haruto.

"Haa enghh" jeongwoo.

Diluar kamar haruto sudah melotot dan berkali-kali menenguk ludahnya sendiri. Bagaimana tidak?, jeongwoo terlihat berkali-kali lipat lebih sexy sekarang.

"Woahhh dulu aku sangat ingin melihatnya masturbasi dihadapanku, dan sekarang lihatlah ini. Ini sungguh luar biasa" tanpa sadar milik haruto jadi mengeras karna melihat hal nakal yang jeongwoo lakukan.

"Hah anghhh fuck" jeongwoo mulai mengeluarkan jarinya karna ia sama sekali tidak puas kalau hanya menggunakan jari kecil miliknya.

"What the hell apa yang aku lakukan, aku harus cepat mengakhiri ini sebelum haruto pulang".

Jeongwoo meraih dildo yang ada disampingnya. Dengan sedikit ragu ia mulai memasukan benda itu ke dalam lubang miliknya, ada rasa aneh saat benda itu memasuki lubangnya. Rasanya bukan ini yang jeongwoo mau, benda ini rasanya tidak sama dengan milik haruto.

"Hah ahhh unghh".

"Benda ini bergetar, ini rasanya sangat aneh" batin jeongwoo.

Jeongwoo mula memainkan alat itu maju mundur ke dalam lubang miliknya.

"Bukan rasa ini yang kucari, ini sama sekali tidak memenuhiku" jeongwoo mulai sedikit gelisah karna ia tak merasakan apa yang ia mau.

Jeongwoo mengambil kemeja haruto dan mulai mencium kemeja itu.

"Enghhh ahh".

"Sepertinya aku sudah Jadi gila, bahkan sekarang aroma phernomonya jadi semakin kuat. Aku bahkan hampir saja merasakan dia ada disampingku" jeongwoo.

Sementara itu diluar haruto sangat ingin masuk dan memakan tubuh jeongwoo, tapi sayang untuk melewatkan pemandangan langka yang mungkin tidak akan pernah ia lihat lagi.

"Ahh harutohh".

BRAKKK...
"IYA!!" dengan tidak sabaran haruto membuka pintu dengan tergesa-gesa. Ia membuang buket bunga yang diberikan asahi entah kemana.

Jeongwoo yang kaget langsung menengok ke arah samping. Dapat ia lihat haruto masuk dengan terburu-buru tanpa menutup pintunya. Untung saja hanya ada dia sendiri di rumah ini, haruto melepaskan jaket dan jas yang menempel ditubuhnya.

"A-apa kapan kau...".

Belum selesai berbicara tubuh jeongwoo sudah terlebih dulu dikukung oleh tubuh besar haruto. Mata haruto dan jeongwoo bertatapan terlihat kilatan nafsu di kedua mata mereka.

"Kenapa kau melakukan ini sendirian?, jika kau ingin melakukan sex kau tinggal bilang saja padaku" haruto.

"T-tidak aku.." jeongwoo benar-benar bingung sekarang.

"Fuck ini sangat memalukan".

Haruto mulai mengunci kedua tangan jeongwoo. Melihat itu jeongwoo langsung memalingkan mukanya.

"Ini bukan seperti yang kau pikirkan" jeongwoo berusaha melepaskan tanganya, namun usahanya sia-sia.

"Lalu apa semua ini?" haruto.

"Lepaskan!" Jeongwoo.

"Sejak kapan kau mulai masturbasi tanpaku hmm?" suara berat haruto membuat tubuh jeongwoo sedikit meremang.

"A-aku tidak!!" Jeongwoo.

"Kau pikir benda ini akan cukup untukmu?" Haruto memengang dildo yang masih menancap pada lubang jeongwoo. Ia mulai menaikan dildo itu ke tekanan maksimum, membuat tubuh jeongwoo langsung bergetar hebat.

"AAHHHH".

"Kau bahkan tidak dapat merasakan phernomon alpha dari alat ini" haruto.

"Ahhh s-sudah harutohh" bukanya berhenti haruto malah semakin memasukan benda itu kedalam lubang jeongwoo.

"Anghh ahh ahh j-angann".

"Aku tidak percaya ini aku cemburu pada sebuah dildo?!" Dengan cepat haruto menarik dildo itu keluar lalu membuangnya ke sembarang tempat.

"Ahhh".

"Kau sangat basah" jari panjang haruto mulai masuk memanjakan lubang jeongwoo yang berkedut minta untuk di isi.

"Nghh ahh fuck l-lepaskan aku!" Jeongwoo.

Haruto mulai menurunkan dasi yang ia pakai, lalu membuka resleting celana miliknya dan tak lupa mengelurkan kondom yang ia bawa sedaritadi.

"Jangan marah, aku akan segera memasukan ini kedalamu" haruto.

"Jangan" jeongwoo meneguk ludahnya sendiri saat melihat milik haruto yang sangat besar.

"Ini akan lebih enak karna aku adalah alpha yang terikat dengamu" haruto tersenyum lalu mengecup singkat kening jeongwoo.

"Tidak-tidak aku tidak ingin melakukanya" jeongwoo.

"Ayolah" haruto.

"Tetap disini" haruto berhasil menangkap tubuh jeongwoo dan mulai memasukan miliknya.

"Ahhh".

Apa ini jeongwoo merasakan ini rasanya sangat berbeda dengan dildo yang ia beli. Kenapa saat haruto memasuki lubangnya rasa gelisah yang sedaritadi ia rasakan langsung hilang entah kemana, yang ada sekarang adalah rasa yang sangat nyaman.

"Ahh ahhh".

Haruto mengerakan pinggulnya dengan tempo yang cepat, ia menaikan satu kaki jeongwoo pada pundaknya agar miliknya semakin leluasa memasuki lubang kenikmatan jeongwoo.

Jeongwoo sedikit melirik ke bawah.

"Itu sudah masuk, itu sudah masuk!" Jeongwoo tidak mau jadi orang mesum, tapi ini rasanya sangat enak. Rasanya ia ingin menghilang saja dari bumi.

"Bagaimana itu apa rasanya enak?" Tanya haruto dengan sedikit senyum miring di bibirnya.

"Hah ahh ahh" jeongwoo mencoba menutupi wajahnya menggunakan medua tanganya. Ia benar-benar malu sekarang.

"Hari ini rasanya sangat enak kan?" Haruto terus memompa jeongwoo sambil sesekali menciumi dada jeongwoo.

"Ahh nghhh harutohh t-tolong berhentihh" jeongwoo.

"Tidak ada yang bisa lebih aneh dari ini, tapi ini rasanya sangat enak" batin jeongwoo.

"Ahhhh" jeongwoo dan haruto melakukan pelepasan mereka secara bersamaan.

"Hah hah hah" jeongwoi berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

Perlahan haruto mulai menyentuh rambut jeongwoo.

Cup
"Mulai sekarang katakanlah jika kau mengingkanya, aku akan langsung datang padamu tidak perduli apa yang terja...".

Saat melihat wajah jeongwoo, haruto merasa sangat terkejut. Apa ini kenapa jeongwoo menangis?.

"Hikk..."


















Bersambung..........

Bab ini isinya cuman ena-ena doang🌚.


Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang