Harap bijak dalam membaca
Haruto dan rosè sekarang tengah duduk berhadapan disebuah cafe pinggir kota.
"Wajahnya membuat orang jadi sulit menebak umurnya".
Karna memang benar ibu jeongwoo tidak terlihat menua sama sekali.
"Tapi sangat jelas kalau dia adalah ibu jeongwoo" batin haruto merasa wanita dihadapanya ini sangat mirip dengan jeongwoo.
"Aku tidak sengaja melihat foto itu. Aku kira fotonya terlihat tidak jelas tapi aku bisa mengetahui bahwa itu adalah dia melalui instingku. Saat aku melihatmu di tv aku mengira kau hanyalah penyanyi yang tampan, aku tidak pernah menyangka bahwa kau menikahi anaku. Bagaimana kalian berdua bertemu?" Rosè.
"Kita bertemu saat jeongwoo sedang bekerja. Dia langsung bekerja setelah keluar dari sekolah" haruto sedikit menyindir rosè.
"Kita menikah saat aku tau jeongwoo hamil. Itu adalah kesalahanku, jeongwoo tidak ingin keluarganya tau jadi kita membuat pernikahan yang kecil" haruto.
"Baiklah kukira watanabe tidak perduli dengan hal seperti itu. Aku kira orang dari kalangan sepertimu menikah dengan cara yang super mewah" rosè mulai meminum kopi miliknya.
"Keluargaku dan aku, kami menghormati jeongwoo lebih dari apapun" haruto.
Rosè kemudian menatap wajah haruto.
"Aku ingin melihatnya" rosè.
Haruto sedikit menggrenyitkan dahinya.
"Sebenarnya ayahnya datang menemuinya kemarin. Dia membuat suatu kejadian yang mana itu masih membuat jeongwoo terkejut" haruto.
"Aku bisa membayangkan apa yang dia lakukan" rosè.
"Jadi saat ini kami bersikap sangat hati-hati. Jeongwoo bahkan tidak tau aku datang untuk menemuimu sekarang" haruto.
"Jika kau bisa memberitahunya aku ingin bertemu denganya" rosè.
Jeongwoo masih saja mengurung dirinya sampai saat haruto memasuki kamarnya.
"Jeongwoo bisakan aku berbicara denganmu" haruto duduk disamping kasur sambil mengelus-elus rambut jeongwoo.
"Apa itu?" Jeongwoo.
"Tebak aku bertemu siapa hari ini?" Haruto.
Setelah mendengar siapa yang haruto temui mata jeongwoo langsung terbelalak.
"Momy dia berusaha untuk menemukanku?. Dia ingin menemuiku?".
Jeongwoo berdiri tepat dibalik pintu kamarnya. Perlahan jeongwoo mulai menyentuh pintu yang akan menjadi pembatas baginya dan ibunya.
"Kukira dia mungkin sudah mati tapi ternyata.....".
"Disebelah sini" haruto menuntun rosè menuju kamar jeongwoo.
Rosè berdiri tepat di luar kamar jeongwoo.
"Dia tidak ingin bertemu denganmu sambil bertatapan muka. Jadi kumohon kau untuk mengerti" haruto.
"Jeongwoo" rosè.
Suara itu, suara yang jeongwoo rindukan bertahun-tahun. Suara yang menjadi sumber kehidupanya selama bertahun-tahun.
"Mom apa itu benar-benar kau?" Jeongwoo menyenderkan kepalanya pada pintu kamar.
"Iya ini aku jeongwoo" rosè.
"Ugh".
"Ini benar-benar dia, dia berdiri tepat dibalik pintu ini" batin jeongwoo sedih.
"Jeongwoo bisakah kita berbicara sambil bertatapan muka?" Rosè.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is An Illusion | Hajeongwoo
Romance"Aku bukan omega!!" jeongwoo "Mau kau menyangkalnya dengan cara apapun itu tidak akan mengubah fakta kalau kau itu seorang omega" haruto Mengambil cerita dari manga "Love Is An Illusion" Bercerita tentang kisah dua orang asing yang akhirnya terjebak...