Bab XXXVIII

681 67 8
                                    

Harap bijak dalam membaca













"Dia merawat bayinya, asahi berbohong tentang ini juga padaku?. Dia tidak menelantarkan bayinya?" jeongwoo masih menatap haruto dan bayinya yang duduk di kursi taman.

"Goo" byul.
Haruto tersenyum dan mulai memainkan rambut byul, sampai tiba-tiba matanya melotot dan menoleh ke arah jeongwoo.

"Ah" jeongwoo yang kaget hanya terdiam.

"Kau, BERHENTI DISANAAA!" Haruto.

"Arghhh" jeongwoo berlari sekuat tenaga dari kejaran haruto.

"Berhenti disana" haruto terus berlari mengejar jeongwoo sambil memeluk byul.

Jeongwoo menoleh kebelakang, "bagaiaman dia bisa berlari begitu cepat?" Jeongwoo.

"Bagaiaman kau bisa tau?" Jeongwoo.

"Aku mencium baumu💢" haruto.

"Fuck" jeongwoo.

"Damn dasar hidung sialan" jeongwoo dan haruto masih saja berlari.

"Waaaaaa" jeongwoo.
"Berhenti, aku bilang berhentiii" karna haruto terus berlari byul menjadi pusing.

"Huaaaaaa" saat mendengar tangisan byul jeongwoo dan haruto langsung berhenti berlari.

"Byul maafkan aku jangan menangis, dady minta maaf. Jangan menangis ya.." saat mengatakan itu haruto menatap jeongwoo dan dengan secepat kilat langsung menangkapnya.

Hah hah hah
"Dapat kau" wajah haruto terlihat sangat suram sekarang.









Di rumah haruto...

"Gagogo" byul bermain dengan mainanya yang ada dikasur. Sementara itu...

"Yang benar saja, aku tidak percaya ini kau berbohong dibelakangku?!. Dan mencoba mengirim dia keluar negri?, kau akan memberikan dia pasport palsu?. Kenapa kau mempercayai orang asing untuk melakukan itu?!" Haruto mengomeli asahi dan jeongwoo, sementara itu mereka berdua hanya bisa terdiam dan berlutut dihadapan haruto.

"I-itu sama sekali tidak berbahaya kok" asahi.

"Tentu saja itu berbahaya💢" haruto sangat kesal sekarang, sahabat yang ia percaya aka mengirim ibu dari anaknya keluar negri?.

"Jika ada sesuatu yang salah dia akan mendapatkan resiko besar" haruto.

"Baiklah katakanlah itu berbahaya, tapi hanya itu cara untuk membuatnya menghilang dengan baik" asahi.

"Karna jika tidak kau akan membawanya kembali dan ini adalah kemauan bocah nakal ini. Dia bilang dia kebih baik mati daripada berada disini" jeongwoo yang mendengar itu langsung tertunduk tidak berani menatap haruto.

"Jadi mengapa kau mengatakan aku menceritakan hal ini pada keluargaku dan mengirim byul pergi. Kenapa kau berbohong padanya?" Haruto.

"Aku tidak ingin dia berubah pikiran" asahi.

"Kau melakukan itu untuk kepentinganmu?" Haruto tambah marah sekarang.

Asahi yang tak terima disalahkan jadi kesal, "AKU MELAKUKAN SEMUA INI UNTUK BYUL DAN UNTUK DIRIMU, SEMUA MASALAH INI DISEBAPKAN OLEH DIA. KAU LEBIH BAIK TANPANYA, ITU AKAN MENGUBAH SEGALANYA" asahi mulai menangis.

"Dasar kau ini" haruto.

"Pukul aku, lakukan jika kau mau" asahi malah menantang haruto untuk memukulnya.

"Kemari kita perlu berbicara" haruto mulai menyeret asahi pergi bersamanya.

Sedangkan jeongwoo yang sedaritadi hanya diam, ia mulai menoleh kesamping dan melihat byul.

"Hmm" jeongwoo mencabut empeng yang dipakai byul. Setelah dicabut byul langsung muntah, jeongwoo yang melihat itu jadi panik.

"Huaa" jeongwoo.

"Bwahh" byul.
"Ada apa?" Haruto langsung berlari saat mendengar teriakan jeongwoo.

Saat melihat empeng byul terlepas haruto langsung memasangkanya kembali. "Jangan melepaskanya" haruto.

Sementara itu asahi diruangan haruto, sedang menangis kencang "huaaaa" asahi.

"Kenapa dia mengularkan banyak cairan, apa ada yang salah denganya?" Jeongwoo.

"Tidak, tidak ada yang salah dia hanya mengeluarkan cairan. Itulah yang biasnaya bayi lakukan, selain dari itu dia benar-benar sehat"haruto menjelaskan kondisi byul pada jeongwoo dengan semangat.

"Aku tau itu tidak mungkin bayinya normal" jeongwoo menganggap haruto sedang berbohong padanya.

"Ini coba gendonglah" haruto menyerahkan byul pada jeongwoo, dengan perlahan jeongwoo mulai mengendong byul.

"Namanya byul, untuk sekarang mari gunakan nama keluargaku di akhir namanya" haruto.

Jeongwoo menatap wajah byul yang mirip denganya.

"Biasanya dia akan menangis saat digendong orang asing, tapi sepertinya dia mengenali momy nya" haruto.

Saat berada digendongan jeongwoo byul mulai bergerak kesana-kemari, ia melepaskan empengnya dan mulai mendusel didada jeongwoo. Byul mulai menyesap puting jeongwoo yang masih tertutup baju.

"Ehh?, woahhh" karna kaget jeongwoo tidak sengaja melepaskan tanganya dan membuat byul hampir terjatuh jika saja haruto tidak menangkapnya.

"Huaaaaa" karna kaget byul langsung menangis. Haruto yang panik tidak sengaja memelototi jeongwoo, dan Jeongwoo yang melihat itu jadi merasa takut.

Setelah kejadian itu jeongwoo mulai mengurung dirinya di dalam kamar. Haruto yang sedaritadi melihat dari luar kamar akhirnya mulai mendekati jeongwoo dan duduk di samping kasur.





























Bersambung....

Cie digantung mulu kayak baju😆






Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang