Bab LVI

579 50 9
                                    

Harap bijak dalam membaca




Pagi hari dikediaman keluarga kecil hajeongwoo...

Haruto baru saja membuka matanya, pemandangan dari luar jendela sangatlah cantik. Tapi itu semua kalah dengan peamandangan yang ia lihat saat ini.

Wajah tidur jeongwoo pada pagi hari lebih indah daripada apapun yang pernah ia lihat didunia ini.

Bulu matanya yang lentik, pipi merah merona dan juga bibir merah milik jeongwoo yang sangat mengoda dimata haruto.

Cup..
Haruto mencium kening jeongwoo lalu berbisik di telinga jeongwoo.

"I love you" haruto.

Setelah itu haruto memandangi sebentar wajah jeongwoo dan berlalu pergi keluar kamar untuk melihat kondisi byul.

"Byul dady datang" haruto.

Setelah haruto pergi jeongwoo langsung membuka matanya, ternyata ia sudah bangun lebih awal dari haruto. Namun ia malu kalau harus menyapa haruto duluan, jadinya saat haruto bangun ia langsung menutup matanya dan berpura-pura tertidur.

"Kita sudah bersama selama 6 bulan dan disaat itu aku berhasil lulus ujian untuk sekolah perguruan tinggi dan mendapatkan ijazah sma ku, tentu saja untuk mendapatkan ijazah aku dibantu sedikit oleh ayah mertua melalui koneksinya"

"Kerja bagus jeongwoo" jihon dan hyunsuk ikut bangga atas pencapaian jeongwoo.

Lalu setelah itu kita pindah ke rumah baru yang ayah dan ibu belikan untuk kami. Rumah itu sngat besar dan lebih bagus daripada apartemen milik haruto ya walaupun untuk ukuran apartemen haruto itu sudah tidak wajar.

"Cepat masuk kemari jeongwoo♡" hyunsuk.

"Terimakasih ibu dan ayah" jeongwoo langsung memeluk jihon dan hyunsuk, melihat itu haruto sedikit mengrenyitkan dahinya.

"Tapi akukan sudah punya rumah" batinnya.

Jihon tersenyum miring sambil mengejek ke arah haruto.

"Rumahmu itu terlalu jauh bodoh" batin jihon.

Ya biarkanlah ayah dan anak ini berbicara lewat batin.

Aku mengelilingi rumah yang telah ayah dan ibu mertua berikan.

"Sekarang byul sudah memiliki cukup tempat untuk membuat kekacauanya sendiri" bangga jeongwoo.

"Waa bwaa bwaa" byul mencoba membolak balik buku cerita yang ada di tempat bermainya tapi setelah sadar akan keberadaan jeongwoo dengan cepat byul langsung putar balik dan merangkak ke arah jeongwoo.

"Maa" byul.

Waktu berjalan begitu cepat.

"Kenapa kita tidak pergi untuk melihat nenek dan kakek?" Jeongwoo.

"Waa!" Byul tampak bersemangat saat mendengar nama kakek dan neneknya disebut.












Jeongwoo menaiki takxi menuju ke rumah orangtua haruto. Di tengah perjalanan pikiranya terus berkecamuk.

"Saat byul tumbuh dan bisa bicara, saat dia sudah tumbuh lebih dewasa daripada itu..."

Jeongwoo membayangkan byul yang berumur 10 tahun dan menanyakan hal yang sulit padanya.

(Momy kenapa kau dan dady tidak menikah?)

"Lalu apa yang harus kukatakan" mood jeongwoo jadi rusak sekarang, padahal ia mau berkunjung ke rumah mertuanya.











Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang