Bab XLVIII

666 59 6
                                    

Harap bijak dalam membaca







Beberapa minggu kemudian...

"Hahahaha"

"Honey lihatlah tahi lalat ini, bukankah itu mirip denganku?" Jihon saat ini sedang bermain bersama byul.

"Aku kira aku tidak akan pernah melihat anak dari haruto, terimakasih banyak jeongwoo" hyunsuk mengenggam tangan jeongwoo dengan erat.

"Itu benar" jihon.

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kulakukan nyonya" jeongwoo mulai berlagak sok keren.

"Tidak masuk akal, ambil kartu ini dan gunakan untuk membeli apapun yang kau mau" jihon memberikan salah satu black card miliknya pada jeongwoo.

"Tuann" jeongwoo jadi terharu.

"Panggil aku ayah" jihon.

"Ayah" jeongwoo.

"Dan panggil aku ibu" hyunsuk.

"Ibu" jeongwoo.

"Hohoho hahaha" haruto hanya terdiam dipojok ruangan, melihat interaksi kekasih dan orangtuanya. Sebernya siapa anak kandungnya disini??. Keberadaanya bahkan tidak dianggap oleh orangtuanya sendiri.















Dirumah haruto...

"Skil bersosialisasi orang ini bukan main, aku bersyukur dia jadi dekat dengan keluargaku..".

"Tapi itu bukan berarti kau bisa bermalas-malasan dan tidak belajar" haruto menaruh setumpuk buku dihadapan jeongwoo yang sedang berpose bersama byul menggunakan barang-barang mewah yang ia beli.

"Ibu dan ayah mengatakan padaku bahwa aku tidak harus mendapatkan nila yang bagus" jeongwoo.

"Kau bahkan tidak mencoba untuk mendapatkan nilai bagus, apa kau ingin bakatmu hilang begitu saja?. Sampai kau mendapatkan setidaknya 1.0 G. P. A, kartu kredit ini miliku" haruto merebut black card yang jihon berikan pada jeongwoo.

"APAA?!" Jeongwoo.

"Hey byul lihat bagaimana dady mu membuly ku" lanjut jeongwoo.

"Bwahh" byul nampaknya tidak peduli.

"Yang benar saja, sebenarnya kau membela siapa?" Jeongwoo.

"Da da da" byul malah tersenyum saat melihat momy nya marah-marah.






Malam harinya jeongwoo belajar diruang tv, ia belajar sambil cemberut. Sebenarnya ia tak mau belajar tapi kalau tidak belajar haruto tidak akan mengembalikan black cardnya yang berharga.

"Apa semuanya berjalan lancar?" Haruto.

Jeongwoo hanya diam dan tidak menganggap keberadaan haruto.

"Jika ada yang tidak kau mengerti tanyakan saja padaku" haruto.

"Diam jangan mengangguku dan segeralah pergi💢" jeongwoo.

Haruto hanya tersenyum, ia menatap wajah jeongwoo dari arah samping.

"Shit dia ketinggalan jauh dalam belajar, melihat dia belajar itu sangat sulit. Itu karna dia terlalu imut untuk diabaikan" batin haruto.

Perlahan haruto mulai menyentuh rambut jeongwoo, ia memainkan rambut jeongwoo dengan perlahan. Kemudian tanganya berlanjut turun ke arah telinga jeongwoo, haruto meyentuh telinga jeongwoo dengan gerakan memutar.

"Ahh, what the hell💢?!" Jeongwoo menepis tangan haruto.

Tanpa muka bersalah haruto hanya menatap wajah jeongwoo dengan santai.

Love Is An Illusion | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang