Papa, Nana Takut -10

9K 1K 60
                                    

2016

Seharian itu semenjak kejadian tidak mengenakkan di kelas, Jaemin enggan bicara dengan teman-temannya, meski seluruh teman sekelasnya tidak menyalahkannya, karena bagaimanapun Jaemin tidak sengaja, benar-benar tidak sengaja. Namun, Jaemin berusaha menjauhkan diri dari seluruh teman sekelasnya, dia tidak ingin teman-temannya terluka.

"Jaemin-" Jaemin bahkan langsung pergi saat Renjun memanggil namanya, pemuda Park itu tidak mengerti kenapa Jaemin nampak begitu terburu dan ketakutan.

"Jeno!" Jeno yang baru keluar kelas hendak mengejar Jaemin menghentikan langkahnya dan melihat Renjun mendekatinya.

"Jaemin kenapa?" tanya Renjun, Haechan di belakang Renjun ikut menatap Jeno.

"Kau pasti sudah dengar kan Park Yoojin yang menargetkan Jaemin? Cat pilox di lokernya dan dia merusuh di kelas, semua hanya gara-gara ketidaksengajaan Jaemin menabrak Park Yoojin dan bocah itu menargetkan Jaemin." jawab Jeno. Renjun tentu terkejut mendengar ini.

'Paman Yuta tak akan senang mendengar ini.' batin Renjun.

"Aku akan mengejarnya, siapa tahu dia belum dijemput, aku  takut terjadi sesuatu padanya." Jeno berlari keluar lebih dulu, Renjun hendak menahannya tapi ditahan Haechan.

"Biarkan Jeno saja yang mengejarnya." ujar Haechan.

"Haechan, aku- aku takut Paman Yuta meruntuhkan sekolah." Haechan mengerjap tidak mengerti.

"Maksudmu?" Renjun tidak menjawab dan hanya menatap kepergiaan Jaemin dan Jeno.

_OUR BOY 10_

Jaemin menunggu jemputannya, dia tadi diberitahu jika Lin Ying tidak akan menjemput, melainkan Papanya sendiri yang akan menjemput. Jaemin takut melihat Papanya, dia tidak tahu harus apa dihadapan Papanya, semalam Papanya sudah mengingatkan agar Jaemin tidak mencari masalah dengan Park Yoojin, tapi kejadian tidak terduga malah membawanya pada masalah.

"Jaemin" Jaemin menoleh dan menemukan Jeno.

"Kau berlari begitu saja, Renjun cemas padamu. Teman-teman sekelas khawatir juga." Jaemin tidak berucap apapun dan hanya menunduk. Jeno berjalan mendekati Jaemin.

"Jaemin, tidak apa, mereka tidak marah." ujar Jeno menenangkan.

"Tapi aku membawa masalah untuk mereka, hari ini mereka tidak apa-apa karena sunbae kelas tiga itu menolong kita, tapi bagaimana dengan besok? atau nanti saat sunbae tidak ada disekitar kita? Bagaimana jika dirumah dia mengadukan pada ayahnya?" Jeno menggenggam jemari Jaemin dan mengusapnya, menenangkan pemuda di depannya.

"Tenang Jaemin, tenang, yakinlah semua akan baik-baik saja. Aku merasa, jika semua akan baik-baik saja." Jaemin menggeleng.

"Tidak Jeno, tidak, semua tidak akan baik-baik saja." ujar Jaemin, dia sedih, kalut, semua menjadi satu, membuat dadanya sesak dan kesulitan bernafas.

"Jaemin! Jaemin!" Jaemin meremat jemari Jeno dan berusaha bernafas normal, tubuhnya lemas dan nyaris jatuh jika Jeno tidak segera menangkapnya. Hal terakhir yang Jaemin ingat adalah teriakan Jeno memanggil namanya dan siluet Papanya.

"JAEMIN!"

_OUR BOY 10_

Yuta menatap Jeno yang duduk di depannya. Keduanya saat ini ada di kantin rumah sakit, Yuta segera membawa anaknya ke rumah sakit untuk segera ditangani. Asma yang sudah tidak muncul tiba-tiba muncul kembali. Saat ini Jaemin bersama Dejun dan Winwin.

"Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi di sekolah hari ini? Kalian bahkan belum genap dua minggu di sana tapi sudah ada saja hal yang terjadi." ujar Yuta, Jeno diam, dia merasa heran, Yuta berujar seolah tahu apa  yang terjadi. Namun dari semua itu, dia benar-benar tidak menyangka akan duduk di depan ayah Jaemin, auranya menyeramkan, lebih menyeramkan daripada daddynya sendiri.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang