94- Pembawa Masalah

3.8K 521 27
                                        

2022

"Hahhh~" Jaemin duduk di kursinya, sedangkan anggota timnya yang berjumlah lima orang itu mau tidak mau menatap takut pada sang Ketua, kecuali satu, Lee Mirae, biang dari kekacauan hari ini.

"Aku tidak tahu harus mempertahankanmu atau mengeluarkanmu dari tim." Mirae bukannya menunduk, tapi malah balik menatap Jaemin.

"Ini kesalahan pertama saya, saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Ujar Mirae, Jaemin menatap datar para Mirae.

"Aku sudah katakan kemarin, kalau ada ide atau saran segera katakan, tapi saat yang lain mengatakannya, kau diam saja. Kau iya-iya saja, dan tahu-tahu mengganti layout dan semuanya. Ini memang kesalahan pertamamu, tapi aku tidak bisa membiarkannya. Sekarang jawab aku, masih mau bekerja atau berhenti?!" empat orang lainnya tahu benar bagaimana Jaemin bekerja, terlebih sampai saat ini Jaemin tidak pernah mengecewakan, dia dipilih menjadi Ketua tim juga bukan tanpa alasan.

"Saya tetap akan di tim ini." Ujar Mirae, Jaemin menatapnya datar. Dia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku memberimu syarat." Mirae mengangguk kecil.

"Pertama, fokuslah pada pekerjaanmu. Kedua, jika saat rapat atau diskusi bicaralah keika aku meminta. Ketiga, jangan pernah sukai aku. Aku hanya memintamu untuk itu saja, mengerti?" Mirae tersentak.

"S-Syarat ketiga- saya- saya-" Jaemin meraih map yang berisi desain dari tim milik Ketua Jang.

"Mau aku tendang keluar sekarang juga?!" Mirae tersentak saat Jaemin berkata dengan nada penuh amarah.

"T-Tidak, s-saya akan turuti." Jaemin berdiri dari tempatnya.

"Aku akan ke tempat Ketua Jang, istirahat sejenak." Anggota timnya mengangguk, tidak lama Jaemin keluar dari ruangan timnya menuju tim Ketua Jang..

_OUR BOY 94_

Jeno dan Moonbin sedang duduk mendengarkan presentasi dari tim pengembangan game terbaru. Jeno menatap ke arah lembaran di depannya.

"Sekian presentasi dari saya, apakah ada yang ingin ditanyakan?" Jeno mengetuk-ketuk jemarinya.

"Apa karakter di game ini tidak membosankan? Karakternya terlalu monoton dan sama seperti karakter dari game lainnya. Ah benar, apa arena gamenya setiap stage sama?" tanya Jeno.

"Ah, tidak, kami mengusahakan untuk membuatnya berbeda, sesuai dengan tingkat levelnya. Kami sedang berusaha membuat stage dan level kesulitannya seimbang, dan beberapa quest juga sedang kami buat." Ujar si staff. Jeno mengangguk paham.

"Apa ada yang keberatan dengan ide ini?" tanya Jeno pada yang lain.

"Saya rasa tidak masalah dengan ide game ini." Satu per satu mengeluarkan pendapat mereka, rapat masih berjalan hingga satu jam ke depan.

Sedangkan di ruangan Jeno, Yuta tengah duduk menunggu Jeno selesai rapat, Kazuki sudah tidak bekerja padanya, dia dan Lin Ying hidup di Jepang, membuka studio foto dan café kecil-kecilan sekalian mengawasi gudang senjata Yuta.

CKLEK

"Astaga leherku tercekik rasanya." Yuta menoleh saat mendapati Jeno masuk ke dalam ruangan.

"Jeno, selamat pagi menjelang siang." Jeno yang sedang mengendurkan dasi mendongakkan kepalanya.

"Papa Yuu!" Yuta terkekeh kecil dan meminta Jeno untuk mendekat.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Yuta, Moonbin segera pergi dari sana, memberi waktu untuk Jeno dan Yuta.

"Tertekan aku rasa, tapi karena sudah menjadi pilihan, aku ikuti saja. Sampai saat ini belum ada yang membuatku benar-benar stres, aku meminta Moonbin hyung untuk membuatkan jadwalku, jadwal jadi direktur dan jadi siswa pelatihan barista." Yuta tertawa kecil mendengarkan perkataan Jeno.

"Tapi aku tidak pernah dengar keluhan dari perusahaan, tidak ada masalah kan?" Jeno mengangguk.

"Tidak ada masalah." Jawab Jeno, karena memang tidak ada masalah sama sekali, bahkan masalah perusahaan selesai di tangan Jeno.

"Ah benar, ada apa Papa Yuu kemari?" tanya Jeno keheranan.

"Tidak ada apa-apa sih, hanya melihat kantor, oh benar, kau sudah dengar mengenai orang yang mendekati Jaemin?" tanya Yuta.

"Ah itu, sudah, aku sudah mendengarnya, dia sendiri yang bercerita." Jawab Jeno.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya Yuta.

"Aku diam dulu, kalau dia berulah, nanti kita lihat apa yang bisa aku lakukan untuknya." Jawab Jeno dengan santainya. Yuta mengangguk kecil.

"Kau sendiri, apa ada yang mendekatimu?" tanya Yuta.

"Ada, tapi tidak aku hiraukan sama sekali, aku juga lupa siapa namanya." Jeno nampak begitu tidak peduli, Yuta geleng kepala, dia jadi ingat kasus Nam Eunhee.

"Yayaya~ sesukamu, kalau sudah bosan pada anakku segera bilang, jangan menyakitinya." Jeno mengangguk.

"Aku tidak bisa berjanji, tapi aku usahakan untuk tidak melukai hati juga perasaannya." Yuta tersenyum kecil dan mengangguk.

"Baguslah, genggam perkataanmu, kau pria sejati, kan?" Jeno tersenyum.

"Tentu saja."

_OUR BOY 94_

"APALAGI YANG KAU LAKUKAN SIALAN?!" Jaemin mengamuk, benar-benar mengamuk pada MIrae yang entah sengaja atau tidak, dia menjatuhkan teh di atas layout milik kelompok Ketua Jang.

"M-Maaf s-saya tidak sengaja, C-Caroline sunbae mendorongku." Wanita cantik yang dituduh membulatkan matanya kaget.

"Tidak, Ketua, saya tidak!" Caroline tidak pernah mendorong Mirae sama sekali.

"Ketua Na, kau tahu kan? Aku tidak suka jika ada yang merusak pekerjaanku sedikitpun. Aku tahu kau orang yang bertanggungjawab, jadi?" Jaemin menatap Ketua Jang yang menatapnya dengan senyum tidak ramah sama sekali.

"Nanti saya benahi susunan layout sesuai milik Anda, Ketua Jang." Wajah Jaemin sudah memerah marah.

"Terakhir lusa aku ingin layoutnya selesai, sesuai dengan apa yang timku buat, bisa kan Ketua Na?" Jaemin mengangguk.

"Iya saya mengerti." Anggota tim Jang segera keluar dari ruangan, menyisakan tim Jaemin yang kini hanya bisa menahan kekesalan pada Mirae.

"KAU-! DASAR PEMBAWA MASALAH!"

_OUR BOY 94_

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang