78- Nakamoto Yuta dan Nakamoto Jaemin (2)

4.1K 575 38
                                    

2021

PLAK

PLAK

PLAK

PLAK

PLAK

Suara tamparan terdengar memenuhi ruangan sel tersebut, Jeno dan Haechan berdecak pelan saat melihat Jaemin dengan tenaga penuh menampar pipi Nyonya 'Yoon' hingga pipi itu merah, dan sudut bibirnya terluka.

Jaemin berjongkok di depan wanita itu, tangan kirinya yang tidak ia gunakan untuk menampar mendongakkan kepala sosok tersebut.

"Nyonya, seandainya Anda tidak banyak bertingkah, Anda tidak akan mengalami nasib seperti ini. Aku tidak suka menyiksa seorang ibu, tapi Anda sudah melukai mamaku." Jaemin berdiri dia menatap Hwanhee dan Jeno yang sudah ada di sana lagi.

"Anak tadi kalian kirim kemana?" tanya Jaemin.

"Ayah kandungnya, kami sudah mencari tahu secara singkat profil sang ayah, dia hidup dengan baik, dia memiliki toko kelontong yang selalu laris, keuangannya tercukupi, saat kami membawa kedua anaknya ke sana dia langsung menerimanya dan berterimakasih setelah mendengarkan penjelasan kami." Jelas Jeno yang diangguki Hwanhee.

"Dia bilang kalau dia sudah ingin mendapatkan kembali anaknya tapi dia tidak sekaya mantan istrinya sehingga tidak bisa menyewa pengacara hebat untuk membantunya mengambil alih kedua anak lelakinya, funfact, anak perempuan itu bukan anak pria itu dengan si Nyonya, itu anak si Nyonya dengan mantan suaminya yang lain, dia sudah menikah dua kali." Sambung Hwanhee, Jaemin tertawa mendengar itu, Yuta yang mendengar penjelasan itu menggelengkan kepala.

"Jaemin, Papa berubah pikiran." Jaemin menatap Papanya.

"Sepertinya aku bisa menebak apa isi pikiran Papa." Yuta mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum kecil.

"Kalau begitu anak Papa sudah hebat, jadi?" Jaemin berdehem.

"Papa ingin aku melepaskannya dan membiarkan ia mendapatkan hukuman sosial. Tidak diizinkan merawat anak-anaknya, tidak diberi izin bertemu anak-anaknya, tidak akan mendapatkan pekerjaan apapun, dan hidup menggelandang di jalanan, dan mati dengan sendirinya. Benar?" Yuta menyeringai dan mengangguk.

"Moonbin! Juyeon! Bawa wanita itu dan buang dia di tengah hutan sekalian." Titah Yuta.

"Laksanakan!" dua pria kelahiran 98 itu segera masuk dan membawa wanita itu dengan sedikit menyeretnya.

"Tinggal si perempuan ini dan si tuan." Jaemin mendekati Papanya.

"Papa, digantung saja bagaimana? Tangannya kedua-duanya dirantai lalu ditarik ke atas. Bagaimana?" Yuta mengangguk.

"Hey kalian, ayo bantu merantai dan mengangkatnya." Titah Yuto sembari menunjuk Hwiyoung dan Younghoon, dengan segera mereka bertindak cepat, salah-salah kepala mereka yang melayang nanti.

Sepuluh menit kemudian semua sudah terantai, seperti daging yang siap dipotong-potong di pasar daging.

"Kumohon maafkan aku hiks aku salah kumohon maafkan aku" lirih perempuan tersebut, menangis tersedu-sedu memohon ampunan.

"Hey, kau tahu? Aku awalnya tidak tahu menahu tentang dirimu, tapi saat mendengar penjelasan Papa akhirnya aku tahu penyebab gege sempat jatuh sakit. Semua karena ulahmu dan ayah sambungmu ini, kau membuat gege dan Dery ge bertengkar hingga gegeku jatuh sakit, beruntung Papa tidak menjelaskan keadaan hari itu padaku, kalau Papa menjelaskannya dulu mungkin saat ini kau sudah ada di bawah tanah." Jaemin menatap perempuan yang terisak-isak tersebut, pakaiannya koyak karena ulah pisau Jaemin.

"Aku menghargai perempuan, sangat menghargai, nenekku seorang perempuan cantik yang selalu menyayangiku, bibi Irene adalah wanita cantik yang selalu memberiku kue setiap aku berkunjung, Koeun noona adalah wanita yang cantik dan berhati lembut juga kuat, Yeji, Somi, Ryujin, dan Karina adalah teman wanita yang menyenangkan dan selalu membuatku tertawa, bibi pelayan dan noona pelayan yang selalu menyambutku di rumah dan membantuku memasak, aku menghargai mereka, aku menyayangi mereka, tapi aku tidak bisa menghargai seorang wanita yang tidak bisa menghargai dirinya sendiri. Kau wanita, kau bisa mendapatkan pria lain yang lebih baik dari Dery ge, aku tidak mengatakan calon iparku itu buruk, tapi kau bisa mendapatkan yang lain, kau cantik, tapi kau terlalu terobsesi dengan calon iparku sehingga tidak bisa melihat yang lain dan menjatuhkan harga dirimu." JLEB!

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang