66- Pesta (2)

5.2K 675 113
                                        

2020

"Bersiap di tempat masing-masing."

"Rohgerh!" Hwanhee menjawab sembari mulutnya penuh makanan, dia lapar tolong harap maklum, ketuanya sadis tidak mengizinkannya tadi untuk makan sejenak sebelum kemari. Baekhyun menatap keponakannya itu dan geleng kepala.

"Kau benar-benar" Hwanhee nyengir lucu dengan pipi menggembung.

"Sana bersiap, jangan sampai pesta ini rusak, mengerti?" Hwanhee pergi sembari tangan kanan membawa cupcake dan tangan kiri membawa sepotong brownies.

Hwanhee berdiri di sebelah Xiao yang menatapnya datar, sudah terlalu biasa dengan tingkah pria satu ini.

"Bisa-bisanya" Hwanhee nyengir dan segera menghabiskan makanan yang ia ambil. Padahal acara belum dimulai, tapi Hwanhee sudah main ambil makanan. Xiao sabar dengan tingkah partnernya itu.

Di tempat lain, Tuan dan Nyonya Besar Jung menatap kepada para tamu yang hadir. Tidak sedikit yang bertanya kenapa acara tetap berjalan padahal saat ini menantunya terbaring di rumah sakit.

"Nyonya, mau dimulai sekarang acaranya?" tanya seorang pria yang bertugas sebagai pengarah acara.

"Mm, mulai saja." Pria itu mengangguk, dia berbalik dan menatap ke arah MC, seorang pria dan wanita yang bertugas sebagai MC hari ini mengangguk saat sudah diberi kode untuk memulai acara.

"Tes tes... Selamat malam kepada seluruh hadirin yang terhormat." MC pria bersuara, menginterupsi seluruh kegiatan orang-orang di sana.

"Selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, kita semua masih diberi kesempatan untuk bertemu hari ini, di tempat ini, untuk merayakan ulang tahun Jung Company." Suara tepuk tangan terdengar. Yuta dan keluarganya yang ada di sudut ruangan hanya menahan senyum.

"Aku heran, apa dia tidak sadar jika ada tamu-tamu yang asing baginya? Apa dia juga tidak sadar jika anggota keamanannya sudah berganti?" Yuto yang berdiri di sebelah Yuta bertanya.

"Begitulah dirinya, yang penting orang-orangnya sudah terlihat, dia tidak peduli pada yang lain." Jawab Yuta.

Jaemin melirik Dejun dan Mamanya yang juga meliriknya. Dua pria di sebelah mereka ini sudah menguarkan hawa tidak menyenangkan.

"Ma, Papa dan Yuto-nii kenapa terlihat sudah ingin membunuh orang begitu?" tanya Dejun.

"Ya bagaimana tidak mau bunuh orang kalau tersangka rusaknya seluruh hidupnya ada di hadapannya. Mama, Yuto-nii kalian, dan Kazuki adalah saksi kehancuran Papa kalian. Ingat ya, setelah ini sayangi dan cintai Papa kalian, oke?" Jaemin dan Dejun mengangguk.

"Papa dan Mama selalu kami cintai dan sayangi! Jangan cemas, cinta dan kasih kami untuk kalian tidak pernah luntur." Ujar Dejun yang diangguki adiknya.

"Papa dan Mama sudah melakukan banyak hal untuk kami, kini giliran kami yang melakukan apapun untuk kalian. Termasuk melindungi senyum Papa dan Mama juga kebahagian kalian." Sambung Jaemin, Winwin mencium pucuk kepala kedua anaknya.

"Mama tidak tahu sejak kapan bayi-bayi Mama sudah tumbuh besar" Jaemin dan Dejun memeluk Winwin dari kanan dan kiri, mengabaikan acara yang sudah berlangsung, tujuan mereka kesini kan bukan untuk menikmati acara, tapi numpang makan sekalian menonton. Menonton hancurnya keluarga Jung yang terhormat.

"Kalian kenapa manis sekali sih? Sampai Papa dilupakan." Yuta mendekati kesayangannya itu dan ikut bergabung memeluk.

"Jangan membuatku cemburu ya kalian semua!" dumel Yuto. Yuta dan ketiga kesayangannya hanya tertawa menanggapi penuturan Yuto.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang