56- Mimpi Buruk (3)

5.2K 713 54
                                    

2020

Jeno, Jaemin, Yuto, Younghoon, dan Hwanhee saat ini duduk bersama di cafe yang tidak jauh dari kantor polisi. Mereka terdiam dengan apa yang baru saja mereka lihat, kepala mereka penuh dengan banyak praduga.

"Apa sudah ada kabar dari Rowoon hyung?" tanya Jaemin.

"Belum, dia belum mengirim kabar apapun padaku." Jawab Yuto.

"Jeno, perusahaanmu bagaimana?" tanya Younghoon tiba-tiba, Jeno mendongak.

"Perusahaan?" Younghoon mengangguk.

"Kecelakaan ini aku rasa ada hubungannya dengan perusahaan yang orang tuamu pegang." Ujar Younghoon.

"Tapi yang dipegang oleh daddy hanya perusahaan keluarga Jung, itu juga bukan perusahaan utama." Jawab Jeno.

"Jeno, apa Mommy Tae tidak mendapat warisan apapun dari keluarganya?" tanya Jaemin, Jeno mengerjap dan mencoba mengingat informasi mengenai keluarganya.

"Oh, aku ingat, aku pernah mendengar daddy mengatakan jika dia akan mewariskan perusahaan Lee pada hyung, perusahaan Lee yang merupakan milik mommy. Tapi aku rasa sampai saat ini perusahaan itu keduanya baik-baik saja." Jelas Jeno.

"Perusahaan yang dipegang oleh orang tuamu bergerak dalam bidang apa saja?" tanya Hwanhee.

"Yang dipegang daddy adalah perusahaan cabang, itu bergerak di bidang alat-alat elektronik, kalau milik mommy adalah perusahaan otomotif lengkap dengan bengkelnya, memproduksi motor-motor yang sudah banyak didistribusikan ke beberapa negara, satu lagi yang dipegang mommy, sebuah perusahaan musik, LT Entertaiment." Jawab Jeno.

"Lebih kaya ibumu daripada ayahmu, benar?" Yuto bertanya sembari memainkan kunci motor di tangannya.

"Bisa dikatakan begitu, meski sama-sama anak tunggal, tapi berbeda. Orang tua daddy, kakek-nenek Jung memiliki saudara sehingga daddy tidak mendapatkan perusahaan pusat, hanya mendapat cabang. Yang pusat dipegang oleh sepupu daddy. Sedangkan kakek-nenek Lee sama-sama anak tunggal, mommy juga anak tunggal, sehingga bisnisnya jatuh semua pada mommy." Jelas Jeno.

Jaemin mengamati orang-orang yang berjalan di luar. Dia menghembuskan nafas pelan.

"Ada sesuatu yang mengganggumu, Jaeminnie?" tanya Younghoon.

"Hanya merasa heran, kalau ini benar datang dari keluarga Jung, aku benar-benar tidak akan menyangka, sebegitu kejamnya mereka memperlakukan anggota keluarga mereka sendiri." Ujar Jaemin, tepat setelah ucapan Jaemin selesai, ponsel Yuto bergetar, notif pesan dari Rowoon dan Jungwoo masuk. Yuto membaca isi pesan dan menggebrak meja di depannya.

"Hyung!"

"Ah maafkan hyungku, maaf"

Hwanhee memukul paha Yuto kencang, sedangkan Younghoon dan Jeno meminta maaf pada penghuni café.

"Jeno-ya, ayo temui Paman Yuta." Ajak Yuto dengan wajah keras.

"Ada sesuatu?" tanya Jeno.

"Ayo minta izin untuk meratakan keluarga Jung dengan tanah." Jeno mengernyit.

"Ada apa sebenarnya?" Yuto menyerahkan ponselnya, Jeno, Jaemin, Younghoon, dan Hwanhee membaca isi pesan dari Rowoon.

"Woah" gumam Jaemin.

"Benar-benar Jung" gumam Hwanhee, Younghoon melirik Jeno yang terdiam kaku di tempatnya.

"Mari temui Paman Yuta." Jaemin, Hwanhee, dan Younghoon bergidik tanpa sadar saat melihat kilat mengerikan di mata Jeno, sedangkan Yuto mengangguk.

_OUR BOY 56_

Jaehyun, Mark, dan Sungchan menoleh saat mendengar suara Jeno yang memanggil Yuta. Yuta yang dipanggil menatap Jeno yang datang dengan langkah penuh amarah dan dendam, tubuh Yuta langsung menegak saat merasakan aura mengerikan dari Jeno. Beruntung Winwin dan Dejun sudah ia minta pulang duluan tadi, jadi tidak perlu keduanya melihat dan merasakan aura mengerikan Jeno.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang