2023
Jaemin yang sudah keluar dari rumah sakit saat ini sedang sibuk mendekor halaman belakang. Ini adalah malam tahun baru, hari ini acara tahun baru pasti terasa meriah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jaemin belum kembali bekerja pada Johnny, pria Seo itu telah mengirim gaji Jaemin yang belum sempat didapat karena kejadian kecelakaan yang menimpanya, karena kekhawatiran orang tua dan gegenya, Jaemin menunda kembalinya dirinya ke dunia kerja, jadi beberapa bulan terakhir dia menjadi pengangguran yang sibuk membuat kue atau belajar memasak bersama sang mama.
Jeno kembali sibuk di perusahaan setelah ia keluar dari rumah sakit, Papanya tidak membiarkan kekasih tampannya untuk rehat, atau sekedar untuk melihat dirinya, jadi terkadang Jaemin akan datang ke kantor untuk mengantar makan siang diantar supir.
"Butuh bantuan?" Jaemin berbalik saat mendengar suara orang yang ia kenal.
"Haechan! Renjun!" sapanya ceria saat melihat sosok Haechan dan Renjun datang bersama Alicia di gendongan Haechan.
"Woah, kalian terlihat seperti sebuah keluarga." Kekehnya.
"Aku sudah berharap untuk menikahinya, tapi Chanyeol appa tidak membiarkanku untuk melamar putranya jika belum menambah digit uang pada rekeningku." Ujar Haechan, Renjun hanya geleng kepala.
"Tentu saja, aku membesarkan anakku dengan banyak limpahan kasih sayang, termasuk harta di dalamnya. Mana mungkin aku membiarkan dia dipinang orang lain hanya untuk diajak hidup susah." ujar Chanyeol yang muncul dari belakang mereka.
"Ah- appa hehe tenang saja setelah ini uangnya akan datang perlahan, ah benar, aku sudah memberikan ide untuk menambahkan merchandise juga di perusahaan. Dan lagi, drama yang kita luncurkan laris manis di pasaran, jadi uang akan kembali pada kita lebih banyak." Ujar Haechan.
"Setidaknya satu tahun ini kau membuat progress yang memuaskan, sana cepat jalan! Jangan menghalangi pintu!" Haechan dan Renjun segera menyingkir, di belakang Chanyeol ada Baekhyun yang geleng kepala.
"Ada saja ulah pria satu itu, Jaeminnie, bagaimana kabarmu?" Jaemin tersenyum menjawab pertanyaan Baekhyun.
"Keadaanku baik, eomma. Bagaimana eomma sendiri?" tanya Jaemin balik.
"Seperti yang kau lihat, baik-baik saja." Jawab Baekhyun.
"Ayo masuk, eomma!" Jaemin membawa Baekhyun ke halaman belakang, menyusul Chanyeol, Haechan, Renjun, dan Alicia. Tak lama satu per satu anggota keluarga yang lain datang, termasuk Rowoon dan kelompoknya.
Senyum Jaemin menipis saat mengingat cerita Jeno mengenai kepergian Moonbin yang mendadak. Rasanya sosok itu masih ada bersama mereka, tidak jarang Jaemin melihat tatapan Eunwoo yang kosong atau penuh dengan kesepian juga kesedihan.
"Ah- harusnya tidak seperti ini, dia sudah bahagia di sana."
_OUR BOY 112_
"APA?! ULANGI!" titah Yuta sembari mendelik menatap ke arah Jeno yang menatapnya penuh keberanian.
"Saya ingin melamar Jaemin, untuk menjadi pendamping hidup saya." Ulang Jeno penuh dengan keberanian, berbeda dengan orang-orang sekitarnya yang menatap mereka was-was, terutama Jaehyun dan Taeyong, mereka cemas anak mereka akan dibanting oleh Yuta.
"Beraninya, memang apa yang sudah kau miliki, eh?" desis Yuta.
"Aku rasa banyak, beberapa kemajuan di perusahaan Papa aku yang buat, keuntungan yang sempat hilang dari perusahaan juga sudah kembali karenaku, hmm, café yang aku dirikan juga berjalan dengan lancar."
"Jeno akan bertahan tidak ya?" gumam Juyeon pada Mark yang ada di sebelahnya.
"Aku harap sih dia bertahan. Tapi, dia terlalu berani pada Paman Yuta." tutur Mark.
"Aku merasa dia tidak akan selamat." Ujar Sungchan yang muncul di tengah mereka.
"Sungchan!" pekik Juyeon dan Mark bersamaan. Sungchan hanya tertawa tanpa ada rasa bersalah setelah membuat keduanya terkejut.
"Hoo~ kau punya nyali yang besar ya, Jung Jeno?" Jeno hanya mengangguk. Jaemin yang ada di sebelah gegenya jadi cemas sendiri dibuatnya. Terkadang Jaemin berharap Jeno itu semenurut Hendery, sehingga kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Jeno selalu membuat Jaemin cemas dengan segala tingkah unik dan kelewat beraninya.
"Orang yang tidak peduli pada sekitarnya, pada orang-orang yang bekerja padanya, ingin meminang putraku?" Jeno mengangguk.
"Tenang saja, Papa, Jaemin itu terlalu berharga untuk dilupakan, berbeda dengan para orang-orang berdasi yang kita temui selama rapat. Mereka tidak terlalu berguna dan tidak ada andil banyak untuk kehidupanku. Orang-orang itu urusan Juyeon hyung dan Wakil Ketua Kim, bukan urusanku, urusanku hanya menerima laporan, membaca, menyeleksi proposal, dan menandatangi persetujuan, ah benar, juga memikirkan rencana untuk selalu membuat inovasi baru." Ujar Jeno penuh percaya diri.
"Juyeon, sepertinya pekerjaanmu sangat berat ya?" tutur Hyunjae yang muncul dan berdiri di sebelah Sungchan.
"Sangat berat, aku harus mengingat banyak nama dan muka orang karena atasanku terlalu malas untuk mengingatnya. Dia hanya mengingat orang yang benar-benar membuatnya tertarik dan memiliki banyak kontribusi, selain itu dia tidak akan ingat. Bahkan pekerja yang ia ingat, kalau boleh jujur, itu hanya Somi. Itu juga dia mengetahui keberadaan Somi setelah beberapa bulan." Jelas Juyeon.
"Benar-benar Jung Jeno, woah!" Mark tak mampu berkata-kata akan sikap sang adik.
"Hyungku benar-benar kelewat unik hahahahahaha...!" Sungchan entah mengapa daripada merasa aneh, dia merasa bangga akan sikap hyungnya yang terlalu masa bodoh tersebut.
"Hey, mana bisa aku memberikan putraku padamu?" tanya Yuta bersungut.
"Putraku bisa dalam bahaya jika kau terlalu acuh tak acuh, dia berharga untukku, istriku, dan putra sulungku." Ujar Yuta.
"Papa, kalau berhubungan dengan Jaemin, aku tidak akan masa bodoh pada sekitar. Aku hanya masa bodoh di keadaan tertentu saja." Ujar Jeno.
"Kau sudah meminta restu pada mertuaku?" tanya Yuta.
"Mendapat restumu saja belum, Pa." dengus Jeno.
"Jadi, bagaimana? Aku diberi izin atau tidak?" tanya Jeno, yang lain hanya bisa harap-harap cemas saja.
"Pergi temui mertuaku di China, setelah kau dapat restu mereka untuk meminang cucu bungsu mereka, tanpa melalui pertunangan, datang dan temui aku." Jeno menyeringai senang.
"Akan aku lakukan besok!" Hendery yang mendengar itu tersentak.
"HEY! Aku ikut denganmu! Aku tak mau kau langkahi!" Jeno menatap Hendery sebelum menyeringai.
"Makanya jangan lama-lama! Keburu kabur kan susah dapatnya lagi." Ujar Jeno, Hendery menatap ke arah Yuta yang menatap keduanya lelah.
"Pergi dulu kalian temui mertuaku untuk meminta izin agar bisa meminang dua putra berhargaku."
"YES SIR!!!"
Jaemin dan Dejun saling pandang, "Tahun baru macam apa ini?"
_OUR BOY 112_

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] OUR BOY
Фанфик⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ "Jangan sampai aku mengangkat senjataku lagi hanya untuk menghabisi nyawa satu sekolah." -Nakamoto Yuta Start : 04/12/2021 End. : -