2016
Hari Senin tiba kembali, semalaman Jeno memikirkan tawaran Yuta. Dia pikir, dia sudah tahu apa pilihannya, jadi dia putuskan untuk nanti menghubungi Yuta, menanyakan kapan ia bisa bertemu dengan Yuta.
Jeno segera pergi bersiap, dia akan mengatakan pada Sungchan apa pilihannya. Dia sudah mengatakan pada Sungchan untuk merahasiakan semua ini dari keluarga mereka dan Sungchan setuju. Hanya Sungchan yang bisa mengertinya di keluarga ini.
Selesai Jeno bersiap ia segera keluar dari kamar, tidak lupa ia mengunci kamarnya sendiri agar tidak ada yang memasuki area privasinya tanpa seizinnya. Jeno turun dari kamarnya dan menuju ruang makan, di sana hyungnya dan kedua orang tuanya sudah menunggu, Sungchan belum turun. Jeno duduk di kursi yang agak jauh dari ayahnya.
"Selamat pagi dad, mom, hyungdeul!" sapa Sungchan dengan senyum cerianya. Jaehyun dan Taeyong tentu saja membalasnya dengan tidak kalah hangat, Mark memberikan anggukan sekilas, sedangkan Jeno menariknya untuk duduk.
"Sungchan, aku rasa aku tahu jawabannya." Sungchan awalnya heran namun tak lama ia mengangguk.
"Baguslah, hyung sudah yakin?" Jeno mengangguk.
"Oke, apapun itu aku akan mendukungmu." Jawab Sungchan.
"Yakin apa? Jawaban apa, Jeno-ya?" tanya Taeyong, Jeno hanya memberikan gelengan kepala.
"Jeno, kau berangkat naik apa?" tanya Jaehyun.
"Sepeda" jawab Jeno singkat. Mark melirik adik tengahnya sejenak, dia merasa aneh, dia merasa adiknya akan semakin jauh dan jauh darinya. Dia jadi teringat perkataan Jaemin, jika dia dan Jeno harus berbaikan, mau Jeno ataupun dirinya memang tidak pernah mengetahui perasaan satu sama lain.
Mark tidak benar-benar membenci Jeno, namun karena Jeno dulu sering sekali mengganggunya bahkan sampai pernah merusak tugasnya hingga dia harus dihukum di sekolah, dia benar-benar tidak bisa mentolerir keberadaan Jeno disekitarnya.
Jeno dulu adik yang manis dan penuh pengertian, dia senang saat Jeno dulu bermanja padanya, tapi semenjak ia marah pada adiknya karena tugas sekolah yang dirusak, Jeno menjaga jarak darinya dan hubungan mereka merenggang, terjadi perang dingin antar keduanya. Jika Sungchan? Mark jarang berbicara dengan adik paling kecilnya, hanya yang ia tahu hubungan kedua adiknya lebih baik daripada dengan dirinya.
"Jeno" panggilnya, Jeno hanya berdehem.
"Berangkat denganku" ajak Mark.
"Dan aku harus menunggumu hingga malam untuk pulang, tidak, lebih baik aku naik sepeda." Jawab Jeno, mendengar itu Mark tidak berucap apapun lagi.
_OUR BOY 15_
Jaemin berangkat bersama Dejun diantar Papa kesayangan mereka. Yuta mengendarai mobil dengan santai, tidak jarang mereka akan berbincang santai, hingga tidak terasa mobil sudah sampai di depan gerbang sekolah.
"Oke, sudah sampai." Yuta menatap kedua anaknya yang mulai menyiapkan tas mereka.
"Belajar yang benar, jika terjadi sesuatu hubungi Papa atau segera cari Yuto-nii kalian, mengerti?" Dejun dan Jaemin mengangguk. Keduanya mencium pipi Papa mereka sebelum keluar dari mobil.
"Sampai jumpa nanti, Papa. Nanti Papa yang jemput atau Lin Ying?" tanya Jaemin.
"Lin Ying, Papa sepertinya nanti akan sibuk. Tapi nanti Dejun akan Papa jemput, pulang jam enam kan Dejunnie?" Dejun mengangguk.
"Ne Papa, jam enam nanti pulangku, belajar mandiri." Yuta mengangguk paham.
"Kami turun duluan ya, Pa." Yuta mengangguk dan membiarkan kedua anak manisnya turun dari mobil. Yuta melihat kedua anaknya yang berjalan memasuki gerbang, senyum terukir di wajah rupawannya, dia memutuskan untuk segera melajukan mobilnya, tetapi seseorang berlari menghampiri mobilnya. Yuta menyeringai samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] OUR BOY
Fanfic⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ "Jangan sampai aku mengangkat senjataku lagi hanya untuk menghabisi nyawa satu sekolah." -Nakamoto Yuta Start : 04/12/2021 End. : -