75- Tunangan Berdarah (1)

4.5K 619 23
                                    

2021

Tepat dua bulan setelah kelulusan Mark, Dejun, Hendery, dan Lucas, keluarga Seo dan Na sepakat untuk mengadakan pertunangan kedua anak sulung mereka. Hendery sudah tidak bisa menahan diri untuk segera mengikat Dejun bersamanya, namun dia juga masih tahu diri, dia tidak bisa menikahi Dejun jika belum memiliki uangnya sendiri.

Dibanding si bungsu, si sulung Na ini sedikitnya hubungannya lebih drama daripada sang adik. Jika adiknya sudah jelas Jeno akan mendapat restu dengan mudah, karena Jeno satu tipe dengan Papa mereka, kalau Hendery? Papanya menuntut banyak hal dari Hendery, Dejun tahu maksud Papanya itu baik, tapi ya kalau dilihat terkadang Papanya ini bisa sedikit 'kelewatan', namun Dejun tidak protes, karena dia tahu benar yang Papanya minta kepada Hendery bukan sesuatu yang akan membuat ia rugi.

Papa meminta Hendery memiliki uangnya sendiri karena Papa tidak ingin Dejun menikah dengan seorang anak yang masih bergantung pada orang tuanya perihal uang, Papa juga meminta Hendery setidaknya sudah menjadi CEO di perusahaan Seo, saat ini posisi Hendery masihlah staff biasa karena daddynya tidak langsung mewariskan itu pada Hendery, dia ingin Hendery belajar dan mengerti bagaimana kerja di posisi yang bawah, dan semua akan dilakukan secara bertahap, bahkan Hendery ikut tes masuknya juga. Papa dan Mama yang sudah mengalami asam manisnya kehidupan tidak akan melepaskan anak sulung mereka dengan mudah.

Bagaimana dengan Jaemin dan Jeno? Dejun sejujurnya sedikitnya iri dengan Jaemin, karena Jeno disukai oleh Papanya, tapi sekali lagi Dejun menyimpan rasa iri itu karena dia melihat sendiri bagaimana Jeno digembleng tanpa ampun oleh Papa dan Yuto, dia melihat sendiri bagaimana berkurangnya waktu istirahat Jeno, Dejun pernah melihat Papanya memarahi Jeno tanpa ampun karena Jeno gagal menjalankan misinya, itu kejadian tahun kemarin setelah keluarga Jung tertangkap, setelah liburan tidak sengaja Dejun mencuri dengar di kantor Papanya jika Jeno dan Squadnya akan dikirim misi dan Jeno yang menjadi pemimpin misi kali ini, bukan Rowoon, misi ini tidak membawa Jaemin karena anaknya sedang demam.

Di sana Dejun dengar jika misi itu adalah untuk menangkap salah satu kolega Jung dan Na yang terlibat hubungan dengan sebuah klan mafia. Dejun segera pergi saat mendengar Jeno akan keluar ruangan Papanya, misi itu ternyata memakan waktu satu minggu, hingga tiba-tiba Yuta keluar dari ruang kerjanya hari itu dengan wajah penuh amarah, Papanya itu izin pergi, namun tidak jadi karena Jeno sudah datang, beruntung Mama dan Jaemin sedang keluar hari itu. Dejun melihat sendiri bagaimana Yuta begitu marah pada Jeno, Dejun dengar Papanya mengatakan, 'Beruntung anggota Yuto berhasil menyusulmu dan melumpuhkan mereka, kau ceroboh dengan menyusup ke dalam klan itu sendirian, kau juga nyaris mati jika Yuto tidak segera menyusul masuk dan membantumu. Kau tidak akan pergi misi selama dua bulan ke depan. Latih kembali kemampuanmu.' Dan di situ Dejun mengaku jika Papanya sangat mengerikan, meski setelah itu Yuta dan Jeno berbaikan, tapi Dejun masih bisa merasakan sisa kemarahan sang Papa, tapi Dejun tau Papanya marah bukan karena misi itu hampir gagal, tapi karena Jeno bertindak seorang diri dan hampir terluka parah.

Dan sebenarnya dari sini Dejun sedikitnya merasa lega karena Hendery tidak menerima gemblengan mengerikan sang Papa. Jeno benar-benar tahan banting, Dejun pernah melihat Papa dan Jeno sparring di halaman belakang saat Jaemin pergi keluar bersama Renjun, dan Mama tidak ada di rumah karena pergi bersama Mae Ten. Dejun lagi-lagi menjadi saksi Jeno yang bisa dikatakan hari itu, dihajar habis oleh sang Papa, tapi bukannya meringis sakit atau terlihat takut dan kapok, Jeno malah terlihat kesal karena tidak berhasil menjatuhkan Papanya dan anak itu jika sudah berhasil menjatuhkan Papanya dia akan terlihat begitu senang.

Kembali pada keadaan sekarang, Dejun bersyukur setidaknya Papanya memberi izin pada Hendery untuk mengikatnya dalam sebuah pertunangan. Hari ini pernikahan tidak diadakan di kediaman Seo ataupun Na, Tuan dan Nyonya Besar Seo, Tuan dan Nyonya Besar Moon, dan Tuan dan Nyonya Besar Leechaiyapornkul meminta untuk diadakan secara besar, setidaknya agar anak kolega tahu kalau Hendery itu sudah punya pasangan dan berhenti untuk mendekatkan anak mereka dengan sulung Seo tersebut. Yuta dan Winwin awalnya kurang setuju karena mereka sangat jarang terlihat di publik, tapi mau bagaimana lagi? Tiga keluarga besar menginginkan acara besar. Tuan dan Nyonya Dong, orang tua Winwin terbang dari China segera, sedangkan keluarga besar Nakamoto memilih untuk tetap diam, karena ingat! Yuta sudah ditendang keluar, hanya Tuan Besar Adachi, ayah Yuto dan keluarga Osaki milik Shotaro yang akan hadir. Acara akan dilangsungkan dua hari lagi.

"NENEKKK!!" Jaemin berlari dan memeluk sang nenek saat kakek dan neneknya baru tiba di kediamannya.

"Jaeminnie! Astaga cucuk nenek sudah sangat besar, kau jarang sekali menemui nenek. Apa masih sering sakit?" Jaemin menggeleng.

"Kakek, haloooo!!!" Tuan Dong tertawa melihat tingkah menggemaskan cucu bungsunya ini.

"Halo juga sayang, kakek kira kau tidak akan menyapa kakek." Jaemin nyengir, dia segera membawa kakek dan neneknya untuk masuk.

"Papa, Mama! Kakek dan Nenek Dong sudah datang!" pekik Jaemin nyaring, membuat seluruh orang di ruang tengah itu tersentak kaget.

"Astaga sayang! Tenanglah, tidak perlu teriak-teriak." Tegur Winwin, dia segera mendekati orang tuanya dan memeluk mereka.

"Kau sudah jarang pulang, huh!" dengus sang ibu, Winwin tersenyum kecil.

"Bagaimana ya? Dulu kan keadaan Nana tidak bisa diajak berkompromi dan akhir-akhir ini juga sedang sibuk-sibuknya. Maaf Mama Baba, tidak lagi, besok-besok kami akan sering pulang ke China, Jaemin juga sudah bisa naik pesawat." Tuan Dong mengusap kepala anaknya, Nyonya Dong tersenyum kecil.

"Iya, tidak apa, mana menantu kami?" tanya Tuan Dong.

"Ada di kamar mandi, sakit perut, dan jika mencari si sulung, Dejun sedang mandi dan bersiap, nanti juga akan turun, ayo aku tunjukkan kamar Mama dan Baba." Winwin mengantar kedua orang tuanya ke kamar tamu yang sudah dibersihkan, yang tempatnya tepat ada di samping kamar Jeno. Jaemin sudah melesat pergi tadi ke dapur.

_OUR BOY 75_

Keluarga Na malam itu makan dengan suasana lebih ramai dari sebelumnya karena kedatangan Tuan dan Nyonya Dong, Jaemin dan Dejun tidak berhenti berebut ingin mencari perhatian kakek dan nenek mereka, membuat para orang dewasa gemas sendiri dengan tingkah kakak-adik tersebut.

"Yuta, keluarga Nakamoto bagaimana?" tanya Tuan Dong, Yuta yang ditanya begitu hanya bisa memberikan senyum kecil dan menggeleng.

"Tentu keluarga Nakamoto tidak akan datang, namun keluarga Adachi dan Osaki akan datang." Jawab Yuta.

"Keluarga besarmu itu benar-benar-! Geram sendiri Mama jika ingat bagaimana dulu kau diperlakukan oleh mereka." Pasangan Dong termasuk saksi masa lalu Yuta, meski tidak keseluruhan melihat, tapi mereka tahu bagaimana beratnya Yuta menjalani hidupnya dulu.

"Bukankah si sulung Seo ini anak dari teman yang dulu membuangmu?" tanya Tuan Dong.

"Baba, aku sudah berusaha untuk berdamai dengan masa lalu meski terasa berat, aku mentolerir keberadaan mereka karena anak-anakku, aku tidak ingin anak-anakku membawa kebencianku, biarkan aku menyimpannya sendiri, meski mereka sudah tahu masalah di antara kami, tapi aku selalu mengatakan pada mereka untuk tidak saling membenci karena masa lalu kami. Seo Haechan, si bungsu, menebus kesalahan orang tua dan kakek neneknya dengan menjadi salah satu orangku bersama dengan Jung Jeno, anak tengah Jung. Kami baik-baik saja sekarang." Jawab Yuta.

"Syukurlah kalau begitu, kami tahu sangat berat untukmu berdamai dengan masa lalu, tapi lakukan perlahan, tidak baik juga menyimpan amarah terlalu lama." Yuta tertawa kecil dan mengangguki ucapan Nyonya Dong.

"Ge! Itu telurku!"

"Punyaku, punyamu sudah kau makan itu!"

"Tidak ada ih! Ini punya Nana!"

"Punya gege!"

Winwin mendesah lelah dengan tingkah kedua anak manisnya, "Sudah berhenti! Bibi tolong buatkan lagi telur gulungnya. Dan kalian diam, jangan ribut!" Dejun dan Jaemin saling melempar tatapan sengit, Yuta dengan jahil mengambil telur itu dan memakannya.

"Punya Papa~" kedua anaknya kompak menoleh dan-

"PAPA!!!"

_OUR BOY 75_

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang