54- Mimpi Buruk

6.5K 801 91
                                    

2020

Jaemin dan Jeno sama-sama baru pulang dari kampus, keduanya saat ini tengah berada di arena latihan, Rowoon sudah menunggu mereka di sana bersama Yuto. Selalu begini sejak dua tahun lalu. Rowoon dan Yuto menjadi pengawas, sekaligus pelatih mereka. Dulu, Yuta ikut mengawasi tetapi saat ini Yuta memilih untuk fokus mengurus perusahaan bersama Kazuki, sesekali Jeno akan diminta membantu.

"Jeno, Jaemin, sudah siap dengan pakaian latihan?" Tanya Rowoon.

"Sudah hyung!" Jawab keduanya.

"Lakukan pemanasan seperti biasa, setelah itu istirahat sepuluh menit, dan kemudian nanti kalian akan berlatih dengan cara melawan kami berdua." Ujar Rowoon, Jeno dan Jaemin mengangguki ucapan Rowoon, mereka berdua segera melakukan pemanasan.

Di sisi lain, Yuto merasa heran karena sejak tadi ponsel Jeno terus terlihat notif masuk.

"Jeno! Kau tidak ingin mengecek ponselmu?! Sejak tadi ada pesan masuk dari Sungchan!" Teriak Yuto dari tepi arena. Jeno yang mendengar itu menghentikan pemanasannya dan segera menghampiri Yuto.

"Apa kau seharian tidak mengecek ponsel?" Tanya Yuto, Jeno mengangguk.

"Seharian ini memang aku tidak mengecek ponsel." Jeno membuka pesan dari adiknya tersebut dan wajahnya langsung memucat. Yuto melihat itu.

"Jeno! Jeno!" Si tengah Jung itu menatap Yuto dengan raut wajah tidak terbaca.

"Hyung, aku ke rumah sakit dulu!" Jeno segera membereskan barangngnya. Jaemin melihat itu dan menghentikkan pemanasannya, dia dekati sang kekasih.

"Jeno, ada sesuatu?" Jeno menatap kekasihnya dengan bibir bawah yang ia gigit.

"Mommy kecelakaan dan sekarang kritis, aku harus segera ke sana!" Jaemin menahan Jeno.

"Aku yang menyetir, kau panik begini!" Jaemin menatap Rowoon dan Yuto bergantian. Keduanya mengangguk dan mengizinkan keduanya pergi.

"Pergilah dan hati-hati saat menyetir!" Jeno dan Jaemin segera ganti baju, lalu pergi ke rumah sakit.

Yuto segera menghubungi Yuta, memastikan jika Pamannya itu tahu.

_OUR BOY 54_

"Pasien Jung Taeyong, ada dimana?" tanya Jeno saat dia baru sampai di rumah sakit. Perawat yang terkejut karena tiba-tiba Jeno muncul, segera mencarikan kamar dimana Jung Taeyong dirawat. Setelah diberi tahu, Jaemin dan Jeno segera pergi ke kamar Taeyong dirawat, saat sampai di sana di depan kamar ada Mark dan Sungchan.

"Hyung! Sungchan!" keduanya menoleh dan menemukan Jeno datang bersama Jaemin.

"Kau darimana saja hyung?! Aku sudah menghubungimu sejak tadi!" kesal Sungchan.

"Aku ada di kampus dan tidak pegang ponsel, bagaimana mommy?" tanya Jeno.

"Mom baru saja keluar dari ruang operasi, daddy sedang ada di kamar mandi." jawab Mark.

"Hyung, bagaimana bisa mommy Taeyong kecelakaan?" tanya Jaemin.

"Kami tidak tahu, kami dihubungi oleh pihak rumah sakit, daddy tidak bersama mommy, jadi kemungkinan mommy keluar sendirian. Saat kami tanya pelayan, memang mommy bilang ingin keluar sendiri untuk mengecek cafe, tanpa sopir." jawab Sungchan.

"Jeno" Jeno berbalik dan menemukan ayahnya berwajah lelah dan nampak pucat.

"Saat ini mommy belum bisa dijenguk oleh siapapun, jika keadaan mommy besok membaik, baru mommy bisa dipindah ke ruang rawat inap biasa dan kita bisa menjenguknya." ujar Jaehyun.

"Daddy tidak mencari tahu bagaimana mommy kecelakaan?" tanya Jeno.

"Daddy tidak ada pikiran, tahu mommymu kecelakaan saja rasanya dunia daddy runtuh sudah, daddy bahkan langsung pergi dari ruang rapat, tidak peduli pada kolega atau yang lain dan melaju kemari." ujar Jaehyun.

Jaemin yang ada di sana memilih diam saja sembari menunggu Papa, Mama dan gegenya datang, karena tadi Jaemin dapat pesan jika mereka akan segera tiba.

"Yang membawa mommy kemari siapa?" tanya Jeno.

"Perawat dari rumah sakit ini, kebetulan perawat itu ada di lokasi kejadian dan segera menghubungi ambulans lalu membawa mommy kemari." jawab Mark.

"Permisi, apa Anda suami dari pasien Jung Taeyong?" tanya seorang perawat pada Jaehyun yang dijawab anggukan, di belakang perawat itu ada dua orang polisi.

"Pihak kepolisian ingin bertemu dengan Anda." perawat tadi pamit undur diri setelah mengucapkannya, Jaehyun berdiri dan menghadap dua polisi tersebut.

"Kami baru selesai melakukan pengecekan pada mobil dan lokasi istri Anda saat mengalami kecelakaan." ketiga Jung di sana mendengarkan sesksama, sedangkan Jaemin berdiri sedikit jauh dan melihat keluarganya baru saja tiba.

"Bagaimana Taeyong?" tanya Yuta pada putranya.

"Belum bisa dijenguk, jika besok sudah membaik baru bisa dipindah." jawab Jaemin.

"Lalu, kecelakaan itu? Kecelakaan tunggal atau bagaimana?" tanya Dejun.

"Nah itu Nana tidak tahu, polisi baru saja tiba dan bicara dengan mereka, tuh di sana, Nana kan bukan bagian Jung, jadi Nana tunggu di sini saja." ujar Jaemin, Yuta menatap Winwin yang mengangguk kecil. Kepala keluarga Nakamoto itu mendekat dan ikut terlibat dalam pembicaraan.

"Mama, apa mommy Taeyong punya musuh?" tanya Jaemin.

"Setahu mama tidak ada, Taeyong hyung orang baik, setahu mama tidak pernah dia menyinggung orang lain." jawab Winwin.

"Bukankah justru karena mommy Taeyong orang baik dia punya banyak orang yang tidak menyukainya?" Dejun bersuara, Winwin diam berpikir.

"Masuk akal juga, terlebih dia menikahi seorang pria yang merupakan  incaran banyak orang. Pasti banyak yang tidak menyukainya, bahkan mungkin dari dalam keluarga Jung itu sendiri." ujar Winwin, yang kali ini membuat kedua anak manisnya itu menatapnya.

"Dalam keluarga?" tanya Dejun.

"Mm, mama dengar keluarga Jung ada yang tidak menyukai kehadiran Taeyong hyung menjadi pasangan Jaehyun, tapi karena Taeyong hyung datang dari keluarga Lee, dari keluarga dengan latar belakang baik mereka berusaha menerimanya." ujar Winwin.

"Ha! Ternyata keluarga Jung itu busuk juga!" ceplos Jaemin, membuat Winwin mencubit gemas pinggang putra manisnya.

"Na!" Jaemin merengut kecil, dia kan bicara fakta. Dejun hanya menatap gemas adiknya yang makin tahun makin tidak bisa mengontrol cara bicaranya jika tidak suka pada sesuatu. Jujur boleh, tapi jangan terlalu jujur saja. Beruntungnya sekarang adiknya sudah tidak selemah dulu, sekarang bahkan mungkin lebih kuat darinya, dan mampu melindungi dirinya sendiri.

"Jaeminnie!" Jaemin menatap ayahnya yang memanggilnya, Yuta berjalan mendekati keluarganya, dua polisi tadi sudah pergi.

"Ada sesuatu Papa?" tanya Jaemin.

"Ne, Papa bisa minta tolong?" tanya Yuta.

"Boleh, Nana akan tolong selama bisa tolong." ujar Jaemin, tak lama Jeno mendekat dengan raut wajah dingin tidak terbaca.

"Temani Jeno untuk mencari tahu kebenaran dari kecelakaan Taeyong, dua orang polisi tadi sedikit tidak menyakinkan di mata Papa, mobil Taeyong ada di kepolisian, lokasi kecelakaan Taeyong sudah Papa kirim ke ponselmu." Jaemin mengeluarkan ponselnya dan melihat isi pesan dari sang Papa.

"Jeno-ya, kontrol emosimu, aku sudah mengirim pesan pada Yuto dan Rowoon, Rowoon mengatakan akan mengirim Younghoon dan Hwanhee untuk membantumu." ujar Yuta, Jeno mengangguk kecil. Jaemin menatap sang kekasih lalu menarik lengan pria tersebut.

"Jangan cemberut, ayo kita selesaikan ini!" Jeno menatap Jaemin yang tersenyum padanya.

"Terimakasih Jaeminnie, kupastikan siapapun yang melakukan ini pada mommy akan mendapat mimpi buruk paling buruk yang pernah mereka alami."

_OUR BOY 54_

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang