Tawaran dari Yuta -14

7.7K 1K 45
                                    

2016

Yuta sejak awal memang malas bertemu dengan 'teman lama'nya, jika bukan karena tiga makhluk manis kesayangannya, dia tidak akan pergi kemari. Saat ini saja dia mengasingkan diri dari mereka-mereka yang sibuk berbincang dengan yang lain. Yang datang hari ini sangat banyak, tempat ramai bukan kesukaan Yuta. Mata Yuta sejak tadi mengawasi kedua anaknya yang tengah bersama Winwin dan para Nyonya Besar lainnya. Hingga matanya menatap ke arah anak tengah Jaehyun yang duduk sendirian sembari memutar-mutar gelas di tangannya.

"Jika aku ingat, sejak tadi Jaehyun tidak bicara apapun mengenai anak tengahnya, dia kebanyakan membicarakan Mark, anak sulungnya." Gumam Yuta, dia memutuskan untuk mendekati si Tuan Muda Kedua Jung yang sedang menyendiri.

"Jeno" Jeno mendongak dan segera menggeser tempat duduk.

"Silakan duduk, Paman Na." Yuta tertawa kecil mendengar panggilan Jeno. Bukan Tuan Na lagi tapi Paman Na.

"Kenapa kau di sini? Aku tadi melihatmu bersama adikmu, pergi kemana dia?" tanya Yuta.

"Dia tadi pergi menemui anak-anak seumurannya yang lain." Jawab Jeno.

"Kenapa tidak gabung dengan Jaemin dan Haechan?" tanya Yuta lagi.

"Ah, aku sedang ingin sendiri. Sebenarnya aku tidak ingin datang kemari, tapi karena tidak ingin membuat daddy marah jadi aku ikut saja." Jawab Jeno.

"Kau tidak ingin datang?" Jeno mengangguk.

"Kita sama, aku juga tidak ingin datang, jika bukan karena istri dan kedua anak manisku, mungkin saat ini aku sedang duduk di depan komputer dan mengamati perkembangan game perusahaanku." Ujar Yuta yang membuat Jeno menatapnya.

"Paman tidak ingin datang kemari?" Yuta mengangguk.

"Aku malas, sejujurnya, aku tidak ingin bertemu dengan daddymu atau yang lain. Tapi karena sekretarisku mengatakan jika dia ingin aku berdamai dengan masa lalu, begitu juga istriku, jadi aku terpaksa, dengan berat hati datang kemari." Ujar Yuta jujur.

"Paman ada masalah dengan daddy?" tanya Jeno.

"Ada, tapi itu bukan urusan anak kecil sepertimu. Itu urusan kami para orang dewasa, kau tidak perlu merasa terbebani dengan ini." Jawab Yuta sembari menepuk bahu Jeno.

"Apa aku masih boleh berteman dengan Jaemin?" tanya Jeno.

"Bertemanlah baik dengannya, kau adalah teman pertamanya selain Renjun. Kalau kau ingin tahu, ini adalah kali pertama dia mengikuti sekolah formal, sedari dia kecil dia melakukan homeschooling karena kondisi kesehatannya yang tidak baik. Seperti yang kau lihat beberapa hari lalu, ketika dia kolaps karena asma yang dideritanya." Jeno menatap ke arah Jaemin berada saat ini.

"Jadi ini sekolah pertamanya?" Yuta mengangguk.

"Aku senang dia mendapat kelas yang semua siswanya begitu baik padanya, aku tidak bisa bayangkan jika dia satu kelas dengan Park Yoojin, dia pasti akan mengalami trauma pada sekolah. Oh benar, terimakasih sudah berusaha melindunginya." Jeno tersenyum dan mengangguk kecil.

"Sama-sama, Paman Na." Yuta menatap Jeno sekali lagi.

"Jeno, boleh aku bertanya sesuatu yang sedikit sensitif?" tanya Yuta.

"Tanyakan saja, Paman." Ujar Jeno mempersilakan.

"Apa Jaehyun dan Taeyong tidak membagi sama rata kasih sayang mereka?" Jeno tersentak mendengar itu, Yuta melihatnya dan tanpa jawaban dari remaja itu pun Yuta tahu jawabannya.

"Apa yang diharapkan pada anak tengah sepertiku? Terlebih aku lahir karena ketidaksengajaan, dulu daddy dan mommy hanya ingin anak tunggal saja, tapi ternyata aku lahir. Lalu kemudian mereka ingin satu lagi, dan Sungchan pun lahir. Aku tidak seberbakat Mark hyung atau sepintar Sungchan, aku hanya anak-anak seperti pada umumnya." Yuta diam mendengarkan.

[BL] OUR BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang